Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antiperspirant dan Deodoran

Antiperspirant dan Deodoran punya fungsi berbeda.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 15 Jun 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 13:30 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Bau badan sering menjadi masalah bagi sebagian orang. Untuk menangani gangguan ini, penggunaan deodoran dan antiperspirant bisa sangat membantu. Bau badan bisa disebabkan oleh keringat. Saat panas, tubuh berkeringat. Kelembapan itu kemudian menguap dan mendinginkan tubuh.

Berkeringat adalah bagian yang sepenuhnya alami dari kehidupan sehari-hari. Namun, efek yang ditimbulkan dari keringat ini adalah bau, bercak atau noda lembab. Bau badan adalah bau tidak enak yang bisa dikeluarkan tubuh ketika bakteri yang hidup di kulit memecah keringat menjadi asam. Deodoran dan antiperspirant menjadi produk andalan dalam masalah ini.

Namun, keduanya kerap dianggap sebagai dua produk yang sama. Padahal deodoran dan antiperspirant punya peran berbeda dalam memerangi bau badan dan keringat. Bahkan sebagian orang tak dapat membedakannya dan menyebut antiperspirant sebagai deodoran.

Deodoran dan antiperspirant adalah penemuan yang relatif baru. Deodoran pertama yang pernah dibuat adalah Mums, bermerek dagang pada tahun 1888. Antiperspiran pertama, Everdry, kemudian menyusul pada tahun 1903. Keduanya memiliki fungsi berbeda bagi tubuh yang memiliki bau badan. Berikut perbedaan deodoran dan antiperspirant yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (4/9/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Deodoran

Deodoran
Deodoran

Deodoran diciptakan untuk memerangi bau badan. Keringat sebenarnya tidak berbau dan tidak berwarna.

Bau badan terjadi ketika keringat bercampur dengan bakteri di kulit. Deodoran mencegah penumpukan bakteri. Dengan begitu bau badan akan dapat dicegah dengan menghambat bakteri kulit memecah keringat menjadi asam.

Namun, deodoran tidak melindungi terhadap keringat atau basah. Setelah memakai deodoran, keringat masih akan dapat keluar seperti biasa. Deodoran hanya berfungsi untuk menangkal bau yang dihasilkan setelah lemak dan protein yang dipancarkan dari sel bermigrasi ke permukaan kulit.


Cara Menggunakan Deodoran

Deodoran
Wanita memakai deodoran (iStockphoto/Ridofranz)

Deodoran harus diterapkan langsung ke ketiak. Jika bau badan adalah perhatian utama, deodoran harus menjadi garis pertahanan pertama. Aman untuk mengoleskan deodoran sepanjang hari jika membutuhkan perlindungan bau tambahan.

Beberapa menyarankan mengoleskan deodoran pada area tubuh lain yang berbau, seperti di sekitar area dada atau dekat pangkal paha, tetapi disarankan untuk tidak melakukannya. Sebagai gantinya, oleskan bedak bayi. Ini menjadi pilihan yang lebih alami dan lebih aman untuk area di luar ketiak yang perlu diperhatikan.


Bahan Deodoran

5 Kerugian Menggunakan Deodoran
Bahan Deodoran

Anda dapat mengetahui perbedaan antara deodoran dan antiperspirant dengan melihat bahan-bahannya. Deodoran mengandung antibakteri dan wewangian untuk mengurangi bakteri ketiak dan menutupi bau badan. Tidak seperti antiperspirant, deodoran tidak mengandung aluminium.

Agen antibakteri yang paling umum digunakan dalam deodoran adalah alkohol, tetapi zat-zat seperti arang aktif, soda kue dan minyak kelapa digunakan dalam deodoran alami untuk melawan bakteri. Bahan-bahan seperti triclosan dalam deodoran membuat kulit di ketiak terlalu asin atau asam untuk mendukung bakteri asli yang dimaksudkan untuk berkembang di sana. Tanpa bakteri untuk menikmati protein dan lemak dari keringat, tidak ada bau yang dihasilkan.


Mengenal Antiperspirant

Haruskah Berhenti Gunakan Antiperspirant?
Mengenal Antiperspirant

Antiperspirant mengurangi keringat. Aluminium adalah bahan aktif dalam antiperspirant. Ia membentuk gel ketika diterapkan yang sementara menempel pada kelenjar keringat kulit, menghalangi dan mengurangi jumlah keringat yang meresap.

Karena antiperspiran mencegah pembentukan keringat, yang merupakan fungsi alami tubuh biologis, FDA mengklasifikasikan antiperspirant sebagai obat. Antiperspirant kekuatan klinis atau resep dirancang untuk orang dengan keringat berlebihan. Saat membeli antiperspirant, pastikan untuk memilih produk dan kekuatan yang tepat berdasarkan tingkat keringat.

[Bintang] 5 Mitos Deodoran yang Harus Kamu Tahu dan Nggak Boleh Dipercaya
Antiperspirant

Antiperspirant kuat, jadi pastikan menerapkannya dengan benar dan hati-hati. Ikuti tips ini untuk hasil terbaik:

- Oleskan antiperspirant malam sebelumnya (sebelum tidur). Menggeseknya tepat sebelum keluar rumah tidak akan membuat antiperspirant bekerja maksimal, karena bahan aktif di dalamnya perlu waktu untuk bereaksi.

- Antiperspirant dapat diaplikasikan pada area selain ketiak (tidak seperti deodoran).

- Sebagian besar antiperspirant menawarkan perlindungan 12 hingga 48 jam, jadi kecuali jika berkeringat, Anda mungkin tidak perlu berulang kali mengoleskan antiperspirant pada siang hari.


Bahan Antiperspirant

[Bintang] 5 Cara Simpel Mendapatkan Tubuh Wangi Sepanjang Hari
Bahan antiperspirant

Jika produk penangkal bau badan Anda mengandung segala bentuk aluminium, sudah dipastikan itu adalah antiperspirant. Jenis-jenis aluminium yang biasa digunakan dalam antiperspiran adalah aluminium chlorohydrate, aluminium zirconium trichlorohydrex glycine, aluminium hydroxybromid, aluminium sulfate dan sodium aluminum chlorohydroxy lactate.

Sementara banyak bahan alami seperti witch hazel, garam mineral, hop, baking soda dan talk dapat mengurangi keringat, aluminium adalah satu-satunya bahan yang diakui oleh FDA sebagai antiperspirant. Apa pun yang berlabel "antiperspirant bebas aluminium" tidak dijamin dapat mengurangi jumlah keringat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya