Paradigma adalah Pandangan, Ketahui Asal Usul dan Jenisnya

Tiap orang bisa memiliki paradigmanya sendiri.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 21 Jun 2023, 02:50 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 02:50 WIB
Seputar Ilmu Komunikasi
Ilustrasi Ilmu Credit: unsplash.com/Antenna

Liputan6.com, Jakarta Paradigma adalah istilah yang berkaitan dengan pemahaman suatu ilmu pengetahuan. Paradigma adalah keyakinan yang lahir dari seperangkat teori, asumsi, dan ide. Tiap orang bisa memiliki paradigmanya sendiri.

Paradigma adalah konsep yang sangat berhubungan dengan ilmu filsafat. Dalam sosiologi, paradigma adalah subjek yang banyak dieksplorasi. Paradigma adalah istilah yang sudah digunakan sejak zaman Yunani. 

Dalam perkembangannya, paradigma adalah konsep yang digunakan untuk analisis ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Paradigma adalah contoh atau pola yang bisa diadaptasi menjadi sebuah pandangan atau pemikiran.

Berikut pengertian tentang paradigma, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (24/09/2021).

Asal kata paradigma

Pengertian Ideologi Menurut Ahli
Ilustrasi Buku Credit: pexels.com/Salkind

Paradigma berasal dari bahasa Yunani paradeigma, yang berarti pola, contoh, atau sampel. Istilah ini juga terbentuk dari kata kerja paradeiknumi yang artinya memperlihatkan, mewakili, dan mengekspos. Para berarti di samping, di luar, dan deiknumi berarti menunjukkan atau memperlihatkan.

Menurut KBBI, paradigma adalah model dalam teori ilmu pengetahuan. Paradigma juga bisa berarti kerangka berpikir. Kamus Merriam-Webster Online mendefinisikan paradigma sebagai kerangka filosofis dan teoretis dari sekolah atau disiplin ilmiah di mana teori, hukum, dan generalisasi dan eksperimen yang dilakukan untuk mendukungnya dirumuskan.

Oxford English Dictionary mendefinisikan paradigma sebagai "pola atau model, sebuah contoh; contoh khas sesuatu, contoh".

Pengertian paradigma secara umum

I'mperfect
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Leonho

Secara umum, paradigma adalah kumpulan keyakinan dan konsep inilah. Paradigma berisi seperangkat teori, asumsi, dan ide yang berkontribusi pada pandangan dunia. Paradigma juga berfungsi menciptakan kerangka kerja dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam retorika, tujuan paradeigma adalah untuk memberikan gambaran kepada penonton tentang kejadian serupa. Ilustrasi ini tidak dimaksudkan untuk membawa penonton pada suatu kesimpulan, namun digunakan untuk membantu membimbing mereka ke sana.

Dalam pemikiran ilmiah, paradigma adalah kerangka kerja yang berisi semua pandangan yang diterima secara umum tentang suatu subjek. Ini juga merujuk pada konvensi tentang arah penelitian yang harus diambil dan bagaimana hal itu harus dilakukan.

Paradigma berisi semua pola, teori, metode umum dan standar yang berbeda dan mapan yang memungkinkan seseorang untuk mengenali hasil eksperimen sebagai milik suatu bidang atau tidak.

Pengertian paradigma menurut para ahli

Purple Cow (Seth Godin)
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Andrea

Thomas Kuhn

Thomas Kuhn merupakan filsuf yang dikenal dengan konsep paradigmanya. Menurut Kuhn, paradigma adalah suatu landasan berpikir, konsep dasar, atau landasan berpikir yang digunakan/dianut sebagai model atau konsep dasar para ilmuan dalam melakukan studinya. Paradigma merupakan kerangka kerja konsep, hasil, dan prosedur di mana pekerjaan selanjutnya disusun. Paradigma tidak memaksakan pendekatan yang kaku atau mekanis, tetapi dapat diambil kurang lebih secara kreatif dan fleksibel.

Harmon

Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk memahami, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang khusus tentang realitas.

Baker

Paradigma menurut Baker adalah seperangkat aturan yang menetapkan atau mendefinisikan batas-batas. Paradigma juga menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas itu untuk berhasil.

Bogdan dan Biklen

Bogdan dan Biklen mendefinisikan paradigma sebagai kumpulan longgar sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi logis terkait, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.

Capra

Paradigma adalah sebuah bentuk asumsi dasar yang disertai dengan bukti pendukung terhadap apa yang diasumsikannya, dalam menggambarkan interpretasinya terhadap realitas sejarah sains.

George Ritzer

Paradigma adalah pandangan mendasar ilmuwan tentang apa materi pelajaran harus dipelajari oleh cabang atau disiplin, dan apa aturan yang harus diikuti dalam menafsirkan informasi yang akan dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menanggapi isu-isu ini.

Robert Friedrichs

Paradigma adalah dasar pandangan disiplin pada apa materi pelajaran yang harus dipelajari.

Varian paradigma

Rayakan Hari Buku Sedunia 2019, Berikut Fakta-Faktanya
Ilustrasi perpustakaan (Sumber: Pixabay)

Menurut Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10 tentang Varian-varian paradigma, pendekatan, metode, dan jenis penelitian dalam ilmu komunikasi, paradigma digunakan dalam penelitian dan menjadi pola pikir mengenai keseluruhan proses, format dan hasil penelitian. Ada tiga varian paradigma, yaitu:

Paradigma Positivis

Pandangan paradigma ini didasarkan pada hukum-hukum dan prosedur-prosedur yang baku; ilmu dianggap bersifat deduktif,berjalan dari hal yang umum dan bersifat abstrak menuju yang konkit dan bersifat sepesifik; ilmu dianggap nomotetik, yaitu didasarkan pada hukum-hukum yang kausal yang universal dan melibatkan sejumlah variable. Dari paradigma inilah lahir pendekatan kuantitatif.

Paradigma Interpretif

Paradigma interpretif menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan prosedur yang baku;, setiap gejala atau peristiwa bisa jadi memiliki makna yang berbeda; ilmu bersifat induktif, berjalan dari yang sepesifik menuju ke yang umum dan abstrak. Ilmu bersifat idiografis, artinya ilmu mengungkap realitas melalui simbol-simbol dalam bentuk deskriptif. Pada akhirnya, paradigma ini melahirkan pendekatan kualitatif.

Paradigma kritis

Paradigma kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx. Pendekatan paradigma kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa iningn membongkar ideologi-ideologi yang sudah ada.

Pandangan paradigma ini menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan prosedur yang baku, tetapi untuk membongkar ideologi-ideologi yang sudah ada dalam pembebasan manusia dari segala belenggu penghisapan dan penindasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya