5 Dampak Buruk Malas Gerak untuk Kesehatan, Sebabkan Penyakit

Dampak buruk malas gerak untuk kesehatan dapat menyebabkan berbagai penyakit.

oleh Husnul Abdi diperbarui 22 Jun 2023, 06:40 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 06:40 WIB
Malas gerak (iStockphoto)
Malas gerak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Malas gerak sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan banyak orang sekarang ini. Apalagi dengan semakin berkembangnya tekonologi, membuat segala urusan kehidupan menjadi semakin praktis dan membuat kamu tidak perlu lagi repot-repot mengurus kebutuhanmu.

Namun, di samping keuntungan tersebut perkembangan tekonologi ini juga memberikan berbagai dampak negatif. Salah satunya membuat banyak orang menjadi malas gerak. Hal ini tentunya dapat berakibat buruk pada kesehatan seseorang.

Dampak buruk malas gerak untuk kesehatan dapat menyebabkan berbagai penyakit. Dampak dari malas baru akan mulai terasa bertahun-tahun setelah kamu terbiasa menjalani rutinitas tersebut.

Jadi kebiasaan malas gerak ini merupakan kebiasaan yang perlu diubah. Berikut Liputan6.com rangkum tentang dampak buruk malas gerak untuk kesehatan dari berbagai sumber, Senin (14/10/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Stres dan Sulit Berkonsentrasi

stres
Ilustrasi stres (iStockphoto/hobo_018)

Dampak buruk malas gerak yang pertama adalah menyebabkan stres dan sulit berkonsentrasi. Para ahli kesehatan menyatakan bahwa saat kamu bermalas-malasan, maka produksi hormon endorfin akan berkurang. Padahal hormon ini dibutuhkan untuk membantu mengatur stres dan suasana hati kamu.

Selain itu, malas gerak dapat membuat paru-paru terhimpit karena posisi duduk, sehingga tubuh menerima kadar oksigen yang lebih sedikit dan membuat sirkulasi udara juga terganggu jika kamu tidak cukup bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan sulit berkonsentrasi.


Fungsi Otak Menurun

Fungsi Otak Menurun
(Doc : iStock)

Dampak buruk malas gerak selanjutnya adalah membuat fungsi otak menurun. Kamu yang terbiasa malas gerak cenderung cenderung lebih mudah mengalami berbagai gangguan fungsi kognitif dalam jangka panjang.

Apalagi kurangnya aktivitas fisik ini dapat menyebabkan fungsi otak menurun. Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah yang penuh oksigen menuju otak serta memperbaiki sel dan jaringan otak yang mulai rusak.

Bergerak dan berolahraga juga akan menumbuhkan berbagai sel saraf baru dalam otak. Hal ini membuat otak semakin tajam dan daya ingat semakin kuat. Jadi hindarilah gaya hidup malas gerak ini agar tetap sehat.


Meningkatkan Risiko Diabetes

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Selanjutnya, dampak buruk malas gerak untuk kesehatan adalah menyebabkan resistensi insulin, yang menjadi penyebab meningkatnya risiko diabetes. Menghabiskan 70% waktu kamu seharian dengan duduk dan tiduran menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga peluang kamu terserang diabetes pun meningkat.

Apalagi biasanya sambil duduk atau tiduran, orang-orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat. Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula yang sangat tinggi, misalnya es krim, permen, cokelat, atau minuman kemasan yang manis. Malas gerak ini bisa jadi silent killer yang berbahaya bagi setiap orang.


Memicu Osteoporosis

Osteoporosis
Osteoporosis / Sumber: iStockphoto

Selain itu, dampak buruk malas gerak untuk kesehatan juga dapat memicu osteoporosis. Tubuh manusia sudah dirancang sedemikian rupa untuk terus bergerak secara aktif untuk bisa bertahan. Otot dan tulang kamu harus dilatih setiap hari agar tetap sehat dan kuat.

Kebiasaan malas gerak akan membuat kamu kehilangan massa otot. Kepadatan tulang juga akan berkurang drastis. Jika dibiarkan, kondisi tersebut akan memicu osteoporosis. Hal ini mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu karena kamu lemas dan cepat lelah.


Meningkatkan Risiko Stroke dan Serangan Jantung

Ilustrasi jantung (iStock)
Ilustrasi jantung (iStock)

Dampak buruk malas gerak untuk kesehatan berikutnya adalah dapat meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Sebuah studi yang dilakukan oleh Aerobics Research Center di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60%.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study membuktikan bahwa wanita yang cukup bergerak atau beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50%.

Jadi, hindarilah kebiasaan malas gerak karena dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya yang dapat mengancam nyawamu. Jangan lupa untuk beorlahraga secara teratur setiap minggunya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya