Liputan6.com, Jakarta Dampak negatif memakai pakaian ketat dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tekanan yang berlebihan secara terus-menerus akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh.Â
Baca Juga
Walaupun memakai pakaian yang ketat terkadang bisa membuat kamu tampil lebih modis, kebiasaan ini bisa menekan sistem limfatik atau saluran getah bening, sistem pembuluh darah, organ dalam tubuh, otot, jaringan ikat lain, dan saraf tertentu.
Advertisement
Dampak negatif memakai pakaian ketat dapat memengaruhi kondisi sirkulasi udara dalam tubuh, masalah perut, atau bahkan gangguan kulit. Sebenarnya memakai pakaian ketat itu sah-sah saja, tapi usahakannya jangan menggunakannya secara terus-terusan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (14/2/2020) tentang dampak negatif memakai pakaian ketat
Menyebabkan Masalah pada Perut
Dampak negatif memakai pakaian ketat yang pertama adalah dapat menyebabkan masalah pada perut. Hal ini berkaitan dengan pemakaian ikat pinggang yang terlalu ketat.
Gejala yang paling terlihat dari pemakaian ikat pinggang yang ketat adalah gangguan proses pembersihan lambung. Pada saat menggunakan ikat pinggang, lambung membutuhkan sekitar 81 detik untuk mengosongkan isi lambung. Sedangkan, ketika seseorang tidak memakai ikat pinggang dan tanpa tekanan sama sekali, hanya membutuhkan 21 detik untuk menyelesaikan proses ini.
Suatu penelitian yang melibatkan penderita esophagus, menunjukkan bahwa orang yang tidak menggunakan ikat pinggang dan tidak mendapatkan tekanan pada perut dan sekitar lingkar pinggang tidak mengalami gejala apa pun, bahkan setelah makan. Sedangkan orang-orang yang memakai ikat pinggang diketahui memiliki tekanan yang cenderung lebih besar dan menyebabkan asam lambung naik.
Tidak hanya memicu kenaikan asam lambung, menggunakan pakaian atau aksesori yang terlalu ketat di sekitar perut dan pinggang dapat memicu gejala lain, seperti kram atau nyeri pada perut jika terlalu sering terjadi.
Advertisement
Menyebabkan Pingsan
Dampak negatif memakai pakaian ketat berikutnya adalah dapat menyebabkan pingsan. Hal ini berkaitan dengan pakaian ketat yang membuat sirkulasi udara pada kulit menjadi tidak lancar.
Salah satu masalah yang paling sering dialami oleh para atlet yang senang memakai pakaian ketat adalah sinkop atau pingsan. Sinkop adalah sebuah kondisi ketika seseorang mengalami mati rasa hingga pingsan akibat aliran darah yang tidak lancar menuju otak.
Pakaian ketat yang mereka pakai menekan kulit dan menghambat aliran darah sehingga asupan darah menuju otak menjadi berkurang.
Nyeri Punggung dan Bahu
Nyeri punggung dan bahu juga bisa menjadi salah satu dampak negatif memakai pakaian ketat. Pakaian ketat dan ukuran yang salah (terlalu kecil) juga dapat berakibat buruk pada kesehatan.
Contohnya, ketika kamu menggunakan ukuran bra yang salah, entah itu terlalu longgar atau ketat, berat payudara kamu tidak dapat ditopang oleh bra sepenuhnya. Kondisi tersebut meningkatkan risiko rasa sakit pada punggung, bahu, dan leher.Â
Di sisi lain, pemakaian bra yang terlalu ketat, ternyata juga dapat menekan tulang rusuk dan tulang selangka. Hal ini dapat membuat kamu kesulitan untuk bernapas.
Advertisement
Penyakit Saraf
Salah satu dampak negatif memakai pakaian ketat adalah menimbulkan penyakit saraf yang disebut meralgia paresthetica yang menyerang area paha. Meralgia paresthetica merupakan sebuah kondisi ketika terdapat tekanan oleh jaringan sekitarnya pada saraf Lateral Femoral Cutaneous (LFCN).
Saraf ini bertugas sebagai penerima rangsangan sensorik pada permukaan kulit paha luar, sehingga ketika menerima tekanan yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit atau terbakar. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh penggunaan skinny jeans yang menyebabkan area paha tertekan, terutama saat kamu memaksa memasukkan kunci atau barang saku celana.
Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat jika kamu mengalami beberapa gejala seperti merasakan sensasi terbakar atau kesemutan pada bagian paha, sensitif terhadap panas, seperti air hangat terasa seperti membakar kulit kamu, sensitif terhadap sentuhan, hingga mati rasa.