Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, terdapat keyakinan yang diyakini oleh sebagian umat Muslim mengenai apa itu penyakit Ain. Konsep ini menyatakan bahwa pandangan mata seseorang dapat menyebabkan orang lain jatuh sakit. Penyakit Ain dikaitkan dengan sorot mata takjub yang berasal dari jiwa yang hasad, yaitu perasaan iri dan dengki terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain.Â
Baca Juga
Advertisement
Dalam menjaga kesehatan spiritual dan melindungi diri dari penyakit Ain, Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan dzikir, doa, dan menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama dan mengamalkan nilai-nilai positif seperti cinta, kasih sayang, dan ketulusan, umat Muslim diharapkan dapat melawan pengaruh negatif dan menjaga kehidupan yang sehat dan harmonis.
Melalui pemahaman tentang apa itu penyakit Ain dalam Islam, umat Muslim diberikan panduan dan pengajaran yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan spiritual dan menghadapi energi negatif di sekitar mereka. Dengan mengingat pentingnya memiliki hati yang bersih dan pikiran yang positif, umat Muslim diajarkan untuk membangun hubungan yang baik dengan Allah dan dengan sesama manusia.
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (7/6/2023). Pengertian penyakit ain, ciri-cirinya, serta dalil dan cara menghindarinya.
Apa itu penyakit ain?
Dalam Islam, apa itu enyakit ain merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh ain atau pandangan mata yang jahat atau iri hati dari orang lain. Istilah ini berasal dari kepercayaan dan tradisi yang berakar dalam budaya dan kepercayaan masyarakat tertentu. Konsep ain dalam Islam didasarkan pada keyakinan bahwa pandangan mata yang jahat atau iri hati seseorang dapat memiliki dampak negatif pada orang lain.Â
Orang yang mengalami ain diyakini dapat mengalami gangguan kesehatan, kecelakaan, atau masalah dalam kehidupan mereka. Dalam tradisi Islam, ain sering dianggap sebagai ujian atau gangguan yang dapat diatasi melalui doa, perlindungan, dan amalan spiritual.
Gejala yang mungkin dikaitkan dengan penyakit ain dalam keyakinan dan tradisi tertentu dapat bervariasi tergantung pada budaya dan keyakinan masyarakat tertentu. Beberapa gejala yang mungkin dikaitkan dengan penyakit ain meliputi:
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak dapat dijelaskan secara medis.
- Sakit atau ketidaknyamanan fisik yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas.
- Gangguan tidur atau mimpi buruk secara terus-menerus.
- Perubahan emosi, seperti depresi, cemas, atau perasaan tidak nyaman yang terus-menerus.
- Gangguan dalam hubungan atau kehidupan pribadi.
- Masalah dalam keberuntungan atau ketidakberhasilan dalam meraih tujuan.
Namun, penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini tidak memiliki dasar ilmiah yang dapat diverifikasi dan tidak dapat dijadikan sebagai diagnosis medis. Jika Anda mengalami gejala kesehatan yang mengganggu, penting untuk mencari bantuan dari profesional medis yang dapat memberikan evaluasi, diagnosis, dan pengobatan yang tepat berdasarkan pengetahuan medis yang terverifikasi.
Advertisement
Dalil tentang penyakit ain
Dalam Islam, tidak ada dalil yang secara spesifik membahas tentang apa itu penyakit ain atau penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata yang jahat atau iri hati. Namun, terdapat beberapa hadis yang sering dikutip terkait perlindungan dan doa dalam menghadapi bahaya atau gangguan dari segala jenis. Berikut adalah beberapa hadis yang berkaitan dengan perlindungan dan doa dalam Islam:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Allah tidak akan mendatangkan wabah dan penyakit melainkan karena dosa-dosa yang diperbuat oleh sekelompok manusia, kemudian Dia menjadikannya sebagai peringatan bagi sebagian yang lain dan pengajaran bagi sebagian yang lain." (HR. Ibnu Majah)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Tiada seorang muslim yang terkena gangguan berupa lelah, kesedihan, kegelisahan, kesusahan, kesakitan, atau bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Tidak ada penyakit yang Allah turunkan melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Sesungguhnya seorang tabib telah merawat penyakit dengan mempergunakan obat yang tidak memiliki manfaat sama sekali, oleh karena itu janganlah kamu menggunakan obat tersebut." (HR. Abu Daud)
Penting untuk dicatat bahwa hadis-hadis tersebut tidak secara khusus membahas penyakit ain, tetapi lebih berkaitan dengan panduan umum dalam menghadapi gangguan atau kesulitan dalam kehidupan. Dalam masalah kesehatan, disarankan untuk mencari bantuan medis profesional dan mengandalkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada ilmu kedokteran yang terverifikasi.
Cara menghindari penyakit ainÂ
Dalam tradisi Islam, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk melindungi diri dari pandangan mata yang jahat atau iri hati, yang diyakini dapat menjadi penyebab penyakit ain. Meskipun tidak ada dalil yang secara khusus menyebutkan cara menghindari penyakit ain, terdapat beberapa praktek yang disarankan dalam Islam. Berikut adalah beberapa contoh:
- Membaca doa perlindungan (ayat al-Kursi): Dalam Islam, membaca doa perlindungan seperti ayat al-Kursi (Surah Al-Baqarah, ayat 255) diyakini dapat memberikan perlindungan dari segala bentuk kejahatan dan gangguan, termasuk pandangan mata yang jahat. Rasulullah Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk membaca ayat ini setiap selesai shalat.
- Membaca surah-surah perlindungan: Selain ayat al-Kursi, ada beberapa surah dalam Al-Quran yang diyakini memiliki kekuatan perlindungan. Contohnya adalah Surah Al-Falaq (Surah 113) dan Surah An-Nas (Surah 114). Membaca surah-surah ini secara rutin diyakini dapat memberikan perlindungan dari gangguan dan bahaya.
- Membaca dzikir dan doa perlindungan: Selain surah-surah perlindungan, ada juga dzikir dan doa yang dianjurkan dalam Islam untuk memohon perlindungan dari Allah SWT. Contoh doa perlindungan seperti "A'udhu billahi minash shaytanir rajiim" (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) dan dzikir seperti "Hasbiyallahu la ilaha illa Huwa 'alayhi tawakkaltu wa Huwa Rabbul 'Arshil 'Azim" (Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain-Nya, hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb Penguasa 'Arasy yang agung).
Meskipun tidak ada dalil khusus yang menyebutkan cara menghindari apa itu penyakit ain, praktek-praktek ini berakar dalam kepercayaan dan amalan spiritual dalam Islam. Penting untuk diingat bahwa keyakinan ini adalah bagian dari kepercayaan tradisional dan bukan bagian dari ajaran agama Islam yang mendasar. Dalam masalah kesehatan, disarankan untuk mencari bantuan medis profesional dan mengandalkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada ilmu kedokteran yang terverifikasi.
Advertisement