Liputan6.com, Jakarta CKD adalah penyakit ginjal kronis yang menyebabkan fungsi ginjal menurun secara perlahan. Ginjal sendiri adalah organ tubuh yang memiliki fungsi untuk menyaring produk sisa dan cairan berlebih dari tubuh, yang kemudian dikeluarkan melalui urine.
Baca Juga
Advertisement
CKD adalah singkatan dari chronic kidney disease. Pada tahap awal, seseorang yang mengalami gagal ginjal kronis ini mungkin tidak merasakan adanya gejala yang muncul. Namun, saat CKD mulai mencapai tahap lanjutan, seseorang bisa mengalami penumpukan cairan, elektrolit, dan produk sisa dalam tubuh.
Oleh karena itu, kamu perlu mengenali penyebab pencegahannya untuk menghindari penyakit ini. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui gejala-gejala yang biasa terjadi dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/7/2023) tentang CKD.
CKD adalah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, CKD adalah singkatan dari chronic kidney disease. CKD adalah gagal ginjal kronis dalam bahasa Indonesia. CKD adalah penyakit ginjal kronis, yaitu suatu kondisi kesehatan di mana terlihat adanya penurunan bertahap dari fungsi ginjal. CKD adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara signifikan selama beberapa waktu (lebih dari 3 bulan).
Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring produk sisa dan cairan berlebih dari tubuh, yang kemudian dikeluarkan melalui urine. Ketika gangguan ginjal sudah cukup berat, maka ‘limbah’ dan kelebihan cairan akan mengendap pada tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Walaupun pada tahap awal tidak terlalu banyak gejala yang dapat timbul, saat penyakit ginjal kronis mencapai tahap yang cukup lanjut, dapat terjadi penumpukan cairan, elektrolit, dan produk sisa dalam tubuh.
Advertisement
Penyebab CKD
CKD adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lain yang membebani ginjal dan juga bisa terjadi akibat dari beberapa penyakit. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan CKD adalah:
- Tekanan darah tinggi, yang seiring dengan berjalannya waktu dapat menambahkan beban pada ginjal dan menghambat fungsi normal dari ginjal.
- Diabetes, karena jumlah gula yang melebihi batas normal dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada filter yang ada di ginjal.
- Kolesterol tinggi, yang dapat menyebabkan penumpukan deposit lemak di pembuluh darah yang memberikan pasokan darah ke ginjal.
- Infeksi pada ginjal.
- Penghambat aliran urine, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat.
- Pengunaan obat-obat tertentu dalam jangka panjang.
Gejala CKD
Tanda dan gejala dari CKD dapat bertambah dalam hal intensitas seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa tanda dan gejala CKD adalah sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Kelelahan
- Sesak napas
- Gangguan tidur
- Kram pada otot
- Gatal yang menetap
- Penurunan konsentrasi
- Penurunan nafsu makan
- Perubahan frekuensi berkemih
- Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
Gejala CKD ini sebenarnya tidak spesifik dan bisa disebabkan kondisi kesehatan lainnya. Ginjal mudah beradaptasi bila terjadi kehilangan fungsi, sehingga gejala-gejala ini umumnya tidak terlihat hingga penyakit mencapai tahap yang lebih lanjut.
Advertisement
Pengobatan CKD
Pengobatan CKD dipengaruhi oleh penyebab yang mendasari timbulnya kondisi gagal ginjal kronis ini. Tujuan dari penanganan adalah untuk mengendalikan tanda dan gejala, meminimalkan komplikasi, dan memperlambat progresivitas dari penyakit. Beberapa jenis pengobatan untuk CKD adalah:
1. Penanganan untuk mengatasi pembengkakan
Sebagian orang dengan CKD dapat mengalami penumpukan cairan di kaki. Dokter dapat meresepkan obat untuk membantu meregulasi keseimbangan cairan dalam tubuh.
2. Penanganan untuk mengatasi anemia
Pada situasi khusus, dokter dapat menyarankan konsumsi suplemen hormon eritropoietin atau suplementasi zat besi. Eritropoietin dapat membantu produksi sel darah merah pada individu dengan CKD, yang dapat membantu mengatasi rasa lemas dan mudah lelah akibat anemia.
3. Pengobatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi
Seseorang dengan tekanan darah tinggi juga disarankan untuk mengonsumsi obat-obat secara rutin sesuai yang dianjurkan oleh dokter.
4. Pengobatan untuk mengontrol kadar kolesterol
Seseorang dengan CKD dapat memiliki kadar kolesterol tinggi, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
5. Pengobatan untuk melindungi tulang
Dokter dapat menganjurkan suplementasi kalsium atau vitamin D untuk mencegah tulang yang rapuh dan mengurangi risiko terjadinya fraktur.
6. Diet rendah protein untuk meminimalkan produk sisa dalam darah
Saat tubuh memproses protein dari makanan, produk sisa menjadi terbentuk dan masuk ke aliran darah yang harus disaring melalui ginjal. Untuk mengurangi beban kerja dari ginjal, dokter dapat menganjurkan untuk menurunkan asupan protein dalam pola makan sehari-hari.
7. Dialisis
Dialisis, atau juga dikenal dengan istilah cuci darah, merupakan metode menggunakan peralatan untuk mengeliminasi produk sisa dan cairan berlebih dari tubuh bila ginjal sudah tidak mampu untuk menjalani fungsinya. Metode ini umumnya dilakukan pada individu dengan penyakit ginjal tahap lanjut.
8. Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal melibatkan proses pemindahan ginjal dari donor yang sehat ke tubuh seseorang dengan penyakit ginjal. Namun, seseorang harus mengonsumsi pengobatan seumur hidup untuk mencegah tubuh menunjukkan tanda-tanda penolakan terhadap organ yang baru. Metode ini juga dilakukan pada individu dengan penyakit ginjal tahap lanjut.
Pencegahan CKD
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk menurunkan kemungkinan mengalami kondisi kesehatan tertentu. Beberapa strategi pencegahan untuk CKD adalah sebagai berikut:
1. Menangani penyakit yang mendasari
Bila seseorang memiliki kondisi kesehatan jangka panjang yang dapat menyebabkan CKD, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, sangat penting untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan tersebut terkontrol, baik dengan gaya hidup maupun konsumsi obat-obatan secara teratur.
2. Menghindari merokok
Merokok meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke, yang dikaitkan dengan risiko penyakit ginjal kronis yang lebih tinggi.
3. Diet sehat
Mengonsumsi gizi seimbang dapat menurunkan risiko penyakit ginjal dengan mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh. Gizi seimbang harus mencakup asupan buah dan sayur yang cukup, makanan karbohidrat seperti kentang, roti, atau nasi, produk susu atau alternatifnya, kacang-kacangan, ikan, telur, daging, dan sumber protein lainnya, serta asupan lemak jenuh, garam, dan gula yang dibatasi.
4. Melakukan aktivitas fisik rutin
Aktivitas fisik dapat menjaga agar tekanan darah tetap stabil dan dengan ini menurunkan risiko terjadinya CKD. Upayakan untuk melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang, seperti bersepeda atau berjalan cepat, setidaknya 150 menit setiap minggu.
Advertisement