Liputan6.com, Jakarta Islam adalah agama yang mengajarkan cara hidup yang seimbang dan terarah. Salah satu ajaran penting yang Islam tanamkan adalah untuk tidak hidup berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau israf. Israf adalah pada perilaku konsumsi berlebihan yang dapat menimbulkan mudarat dan kerugian bagi individu maupun masyarakat.
Dengan kata lain israf adalah perilaku yang tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebeb perilaku israf dapat memengaruhi kesehatan dan mengurangi kemampuan seseorang dalam produktivitas dan tidak menghasilkan kinerja yang baik dan membuat ibadah menjadi tidak sempurna.
Selain itu israf adalah tindakan yang berpotensi menyebabkan kemubaziran yang juga dibenci oleh Allah SWT. Berikut ulasan tentang israf adalah tindakan yang harus dihindari umat Islam, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (21/7/2023).
Advertisement
Mengenal Perilaku Israf
Israf adalah suatu sikap atau perilaku yang melebihi batas atau berlebih-lebihan dalam berbagai aspek kehidupan. Istilah ini dapat diterapkan pada berbagai situasi, seperti dalam konsumsi makanan dan minuman. Dalam beberapa konteks, term "Israf" bisa merujuk kepada perilaku orang-orang kafir.
Menurut buku Tafsir Ayat-Ayat Iqtishady oleh Dony Burhan Noor Hasan, Lc., MA., Al-Quran menekankan sikap moderat dalam memanfaatkan harta di segala bidang kehidupan, baik dalam konsumsi, berproduksi, maupun distribusi. Dalam hal ini, israf dapat diartikan sebagai tindakan yang melampaui batas dalam memanfaatkan harta benda.
Secara etimologi, kata "Israf" berasal dari bahasa Arab "asrofa-yusrifu-isroofan," yang berarti bersuka ria sampai melewati batas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "melampaui batas (berlebihan)" diartikan sebagai melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan atau nilai tertentu yang berlaku.
Dalam Islam, israf dianggap sebagai sikap jiwa yang buruk, karena dapat menimbulkan mafsadah (kerusakan) dan menyimpang dari ajaran kebijaksanaan dalam penggunaan sumber daya yang Allah berikan. Oleh karena itu, umat Muslim diajarkan untuk menjalani kehidupan dengan sikap moderat dan bijaksana dalam menggunakan harta dan sumber daya yang dimiliki, agar mencapai keseimbangan dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku israf dijelaskan dalam firman Allah SWT pada surah Al-Ahqaf ayat 20.
وَيَوْمَ يُعْرَضُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ عَلَى ٱلنَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَٰتِكُمْ فِى حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنْيَا وَٱسْتَمْتَعْتُم بِهَا فَٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَبِمَا كُنتُمْ تَفْسُقُونَ
Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik." (QS. Al-Ahqaf: 20)
Advertisement
Contoh Perilaku Israf dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku israf jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan umatnya untuk menjalani kehidupan dengan sikap moderat dan bijaksana dalam menggunakan sumber daya yang Allah berikan. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku israf yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari:
1. Konsumsi Makanan Berlebihan
Salah satu contoh perilaku israf adalah ketika seseorang mengkonsumsi makanan secara berlebihan di atas kadar kemampuan tubuhnya. Mengonsumsi makanan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti obesitas dan gangguan pencernaan. Selain itu, berlebihan dalam makanan juga bisa menjadi pemborosan karena makanan yang tidak dimakan dengan wajar dan bijaksana akan terbuang sia-sia.
2. Kegiatan Mewah yang Tidak Perlu
Israf juga terjadi ketika seseorang berlebihan dalam membelanjakan harta untuk hal-hal mewah yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Contohnya, membeli barang-barang mewah atau bermerk yang fungsi dan kegunaannya tidak terlalu penting dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menumpuk Harta yang Tidak Terpakai
Salah satu bentuk israf adalah menumpuk harta atau kekayaan yang tidak terlalu dibutuhkan, tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain atau berinfak untuk membantu sesama. Menimbun harta secara berlebihan tanpa memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain dapat dianggap sebagai perilaku yang boros dan tidak bijaksana.
4. Mengikuti Nafsu yang Tidak Sesuai Kebutuhan
Israf juga dapat terjadi ketika seseorang membelanjakan harta untuk mengikuti hawa nafsu atau keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan yang lebih utama. Misalnya, membeli barang-barang hanya untuk memuaskan keinginan sesaat tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau bermanfaat.
5. Melakukan Pekerjaan yang Sia-Sia
Israf tidak hanya terbatas pada pengeluaran harta, tetapi juga bisa terjadi dalam penggunaan waktu dan tenaga. Melakukan pekerjaan atau aktivitas yang hanya untuk kesenangan semata tanpa menghasilkan manfaat atau produktivitas yang berarti, dapat dianggap sebagai israf dalam penggunaan waktu dan usaha.
Bahaya Perilaku Israf
Perilaku israf dapat membawa dampak negatif pada kehidupan. BBerikut adalah beberapa bahaya perilaku israf yang perlu diwaspadai.
1. Dibenci Allah SWT
Menggunakan nikmat dan sumber daya yang diberikan Allah dengan berlebihan dan tidak bijaksana adalah tindakan yang tidak disukai oleh Allah. Allah mencintai hamba-Nya yang bijaksana dalam menggunakan karunia dan berusaha untuk hidup dalam keseimbangan dan kesederhanaan.
2. Menjadi Sahabat Syaitan
Perilaku israf dapat menjerumuskan seseorang pada godaan syaithon, yang mendorongnya untuk mengikuti hawa nafsu dan keserakahan dalam memenuhi keinginan duniawi yang berlebihan.
3. Menjadi Orang Tercela serta Menyesal
Mengikuti perilaku israf dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan-tindakan yang tercela dan menyesal di kemudian hari karena menyia-nyiakan waktu, harta, dan kesempatan yang diberikan oleh Allah.
4. Menjadi Orang Tersesat
Perilaku israf yang tidak terkontrol dapat mengarahkan seseorang pada jalan yang sesat dan menjauhkannya dari ajaran agama yang benar.
5. Terhentinya Amal Ibadah
Sikap berlebih-lebihan dalam ibadah, seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dapat menyebabkan terhentinya amal ibadah seseorang. Kegiatan berlebihan dapat mengakibatkan kelelahan dan kebosanan, sehingga semangat untuk beribadah menurun.
6. Hilangnya Keseimbangan dan Keteguhan dalam Melaksanakan Tanggung Jawab Agama
Perilaku israf dapat mengganggu keseimbangan dalam menjalankan tanggung jawab agama. Ketika seseorang terlalu terfokus pada aspek material dan kesenangan duniawi, ia dapat kehilangan fokus pada aspek spiritual dan keberkahan dalam ibadah.
7. Pengurangan Amal
Perilaku israf, seperti berfoya-foya dalam hal konsumsi dan pemenuhan keinginan duniawi, dapat membuat seseorang menjadi malas dalam melaksanakan amal kebaikan dan ibadah. Sebagai contoh, bermalas-malasan dalam membantu sesama karena lebih fokus pada diri sendiri.
Advertisement