Liputan6.com, Jakarta - Rajab yang termasuk bulan haram (dimuliakan) bisa menjadi ladang pahala jika dimanfaatkan dengan baik oleh umat Islam. Apalagi pada bulan Rajab terdapat anjuran untuk memperbanyak ibadah.
Salah satu amalan yang dianjurkan dikerjakan pada bulan Rajab adalah puasa. Dalil puasa Rajab merujuk pada hadis tentang puasa di bulan-bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum).
Advertisement
صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (H.R. Abu Dawud dan yang lainnya dalam I'ânah at-Thâlibîn, Sayyid Abu Bakar Syatha’).
Advertisement
Baca Juga
Mengutip NU Online, hadis tersebut merupakan anjuran untuk melakukan sekaligus meninggalkan puasa di bulan Rajab. Dengan kata lain, melaksanakan puasa Rajab semampunya saja.
Puasa Rajab dapat dilakukan kapan saja selagi masih di bulan tersebut. Jika demikian, apakah boleh puasa Rajab hanya dilakukan pada Jumat saja? Simak berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan UAS
Boleh atau tidaknya puasa Rajab hanya Jumat saja berpedoman pada hukum mengerjakan puasa sunnah pada umumnya di hari Jumat. Ustadz Abdul Somad menegaskan puasa hanya di hari Jumat saja tidak boleh, harus disertai dengan hari lainnya.
“Tidak boleh berpuasa Jumat tunggal sendirian. Maka, kalau berpuasa di hari Jumat dahului hari Kamis. Kamis-Jumat. Atau didahulukan hari Jumat, besok ditambah dengan hari Sabtu. Jumat-Sabtu. Kamis-Jumat boleh, Jumat-Sabtu boleh,” jelas UAS dikutip dari YouTube Ummum Haniya, Kamis (2/12/2025).
Beda halnya dengan puasa Dawud. Jika Jumat jadwalnya puasa Dawud, maka boleh puasa di hari tersebut meski tidak didahului atau ditambah satu hari setelahnya.
“Kalau bertepatan dengan puasa Dawud, maka boleh puasa sendirian. Begitu juga dengan puasa qadha. Mepet sudah dekat Ramadhan, maka dia ganti (pada hari Jumat), boleh,” kata UAS.
UAS mengungkapkan alasan tidak boleh berpuasa hanya di hari Jumat. Sebab, Jumat adalah hari raya umat Islam, sama halnya seperti Idulfitri dan Iduladha yang diharamkan berpuasa.
“Mengkhususkan Jumat satu hari takzimat karena mengagungkan hari Jumat dengan puasa, maka dilarang Nabi Muhammad SAW,” tutur UAS.
Advertisement
Penjelasan UAH
Penjelasan UAS senada dengan Ustadz Adi Hidayat. UAH mengatakan bahwa puasa di hari Jumat boleh dilakukan jika ada sebab tertentu. Misalnya, sebab yang mewajibkan harus berpuasa, baik karena puasa Ramadhan, puasa nazar, atau puasa Dawud.
“Tapi kalau menyengaja puasa di hari Jumat tanpa ada alasan, itu tidak dibenarkan. Gak boleh hukumnya karena Jumat itu hari raya untuk umat Islam yang khusus datang setiap pekan. Maka, tidak boleh menyengaja puasa di hari itu tanpa ada keterkaitan dengan puasa-puasa yang lainnya,” jelas UAH dikutip dari YouTube Ummum Haniya.
Dengan demikian, muslim tidak boleh puasa Rajab hanya di hari Jumat saja tanpa didahului sehari sebelumnya atau ditambah dengan hari berikutnya. Jika Kamis kemarin tidak berpuasa, maka Sabtu harus berpuasa.
Wallahu a’lam.