Liputan6.com, Jakarta Strict parents adalah sebuah frasa dari bahasa Inggris yang berarti orang tua yang ketat dan kaku. Istilah ini merujuk pada orang tua yang menerapkan aturan-aturan ketat pada anaknya. Umumnya strict parent adalah orang tua yang saat masih kanak-kanak mendapatkan pola asuh yang serupa.
Baca Juga
Advertisement
Strict parents adalah menerapkan gaya asuh otoriter yang berorientasi pada orang tua sebagai pembuat aturan. Gaya asuh ini banyak diterapkan dengan tujuan membentuk pribadi anak yang patuh dan taat. Namun sejalan dengan berkembangnya ilmu parenting, pola asuh ini mulai banyak ditinggalkan karena dinilai membuat anak menjadi kurang kreatif.
Berikut ulasan tentang strict parents adalah orang tua yang menerapkan gaya asuh otoriter, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (18/8/2023).
Mengenal Gaya Asuh Strict Parents
Strict parents adalah istilah yang mengacu pada orang tua yang menerapkan pola asuh dengan gaya otoriter, di mana mereka mengatur aturan-aturan yang ketat bagi anak-anak mereka dan seringkali menghukum dengan keras jika anak-anak tidak patuh atau melanggar aturan tersebut. Dalam konteks ini, "strict" berarti keras membatasi kebebasan anak dalam bersikap, mengikuti peraturan dengan sangat ketat, dan cenderung menghukum anak dengan tegas jika mereka tidak mengikuti aturan yang ditetapkan.
Dalam praktiknya, orang tua dengan pola asuh ini menerapkan banyak aturan yang ketat dan tegas bagi anak-anak mereka. Strict parents memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi dan perilaku anak-anak mereka. Jika anak-anak melanggar aturan atau tidak memenuhi harapan orang tua, strict parents cenderung memberikan hukuman yang tegas dan seringkali keras. Ini bisa termasuk hukuman fisik, hukuman penahanan, atau penalti lainnya.
Strict parent adalah orang tua yang cenderung memiliki kontrol yang kuat terhadap kehidupan anak-anak mereka. Pola asuh strict parents jarang memberikan anak-anak ruang untuk bereksplorasi, mengambil risiko, atau mengembangkan kreativitas mereka sendiri. Segala sesuatu harus sesuai dengan aturan dan ekspektasi yang ditetapkan.
Pola asuh strict parents dapat berdampak positif seperti kedisiplinan dan tanggung jawab, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif berupa kecemasan, rendahnya harga diri, dan kurangnya kemampuan anak untuk mengambil inisiatif. Terlalu banyak tekanan dan hukuman keras juga bisa merusak hubungan antara orang tua dan anak.
Penting untuk diingat bahwa setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda, dan pendekatan pengasuhan yang tepat bisa bervariasi. Pola asuh yang efektif biasanya menciptakan keseimbangan antara memberikan panduan dan batasan yang sehat, sambil tetap mendukung perkembangan pribadi anak secara positif.
Dalam rangka menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak yang sehat, penting untuk memahami bahwa pendekatan yang terlalu ketat dan otoriter mungkin dapat berdampak negatif pada aspek-aspek seperti kesejahteraan emosional, sosial, dan psikologis anak. Mencari keseimbangan antara batasan yang sehat dan dukungan emosional yang penuh kasih sayang umumnya lebih menguntungkan dalam membantu anak tumbuh dan berkembang secara positif.
Advertisement
Ciri-ciri Strict Parents
Strict parents adalah orang tua yang menerapkan pendekatan pengasuhan otoriter yang ditandai oleh sejumlah ciri-ciri seperti berikut.
1. Memberikan Tuntutan, Tapi Tidak Bersikap Responsif
Strict parents adalah orang tua yang cenderung menerapkan banyak peraturan, standar, dan tuntutan bagi anak-anak mereka. Mereka menetapkan aturan ketat dan mengharapkan anak untuk mematuhinya tanpa penjelasan mendalam. Namun, mereka sering tidak peka terhadap kebutuhan, perasaan, atau pandangan anak. Mereka mengasumsikan bahwa anak-anak akan tahu apa yang diharapkan dari mereka tanpa perlu penjelasan atau pengertian lebih lanjut.
2. Sedikit Memberikan Kasih Sayang
Strict parents cenderung kurang dalam memberikan dukungan emosional dan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Mereka mungkin terlalu fokus pada disiplin dan prestasi, dan kurang memperhatikan kebutuhan emosional anak. Hal ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai atau tidak diperhatikan.
3. Memiliki Banyak Aturan dan Berlebihan
Salah satu ciri paling mencolok dari strict parents adalah jumlah aturan yang berlebihan yang mereka terapkan. Mereka sering mengontrol banyak aspek kehidupan anak, termasuk waktu luang, hubungan sosial, dan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat membuat anak merasa terkekang dan sulit mengembangkan kreativitas atau inisiatif mereka sendiri.
4. Memberikan Hukuman Fisik
Dalam beberapa kasus, strict parents bisa menggunakan hukuman fisik sebagai cara untuk menegakkan aturan dan tuntutan mereka. Ini termasuk pukulan atau tindakan fisik lainnya sebagai respons terhadap pelanggaran aturan. Penggunaan hukuman fisik ini dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan psikologis anak.
5. Tidak Membiarkan Anak Memilih
Orang tua dengan pendekatan ini sering kali tidak memberikan anak kesempatan untuk membuat keputusan sendiri atau memberikan masukan. Keputusan sering diambil oleh orang tua tanpa melibatkan anak, bahkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan hidup anak.
6. Tidak Mempercayai Anak
Strict parents cenderung meragukan kemampuan dan penilaian anak. Mereka tidak memberi anak kesempatan untuk membuktikan diri atau membuat keputusan sendiri. Ini bisa merusak rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa tidak kompeten.
7. Mempermalukan Anak
Beberapa strict parents menggunakan taktik mempermalukan anak di depan umum sebagai bentuk hukuman atau motivasi. Ini dapat menghasilkan efek yang merugikan pada harga diri anak dan merusak hubungan antara orang tua dan anak.
8. Tidak Memberikan Waktu Luang
Strict parents mungkin menuntut banyak dari anak-anak mereka dalam hal tugas, pekerjaan rumah, atau prestasi akademik. Namun, mereka jarang memberikan waktu luang bagi anak untuk bermain, berkreasi, atau bersantai.
9. Enggan Memberikan Penjelasan
Orang tua dengan pendekatan ini sering tidak menjelaskan alasan di balik aturan atau tuntutan yang mereka terapkan. Mereka mengharapkan anak untuk tunduk tanpa memahami latar belakang atau tujuan dari peraturan tersebut.
Dampak Pola Asuh Strict Parents pada Anak
Pola asuh strict parents memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak, yang umumnya bersifat negatif. Berikut adalah dampak-dampak dari pola asuh strict parents.
1. Anak Tidak Bahagia
Dampak pertama dari pola asuh strict parents adalah kemungkinan anak merasa tidak bahagia dan bahkan mengalami depresi. Kekerasan, ketidak fleksibilan, dan kurangnya dukungan emosional dari orang tua dapat menyebabkan anak merasa tertekan dan terhambat dalam ekspresi emosi mereka.
2. Anak dapat Memiliki Gangguan Perilaku
Pola asuh yang keras dan otoriter dapat memicu gangguan perilaku pada anak. Anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat dari orang tua mereka. Jika mereka sering mengalami disiplin yang keras, ancaman, atau hukuman fisik, mereka mungkin akan meniru perilaku agresif, pemarah, atau impulsif dalam interaksi dengan orang lain.
3. Anak Lebih Suka Berbohong
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh strict parents mungkin cenderung lebih suka berbohong. Hal ini bisa terjadi karena mereka merasa takut terhadap hukuman atau pengekangan yang mungkin mereka alami jika mereka jujur. Mereka mungkin mencoba menyembunyikan perilaku atau keputusan yang mereka pikir akan menimbulkan kemarahan atau hukuman.
4. Menjadi Anak yang Suka Melakukan Bullying
Anak yang tumbuh dalam lingkungan otoriter dapat menginternalisasi pola perilaku kasar dan agresif sebagai bentuk kontrol atau kekuasaan. Ini bisa mengakibatkan perilaku bullying, di mana anak mungkin menggunakan intimidasi atau kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mirip dengan cara orang tua mendisiplinkan mereka.
5. Anak Tidak Memiliki Rasa Percaya Diri
Gaya asuh yang sangat keras dan kaku dari strict parents dapat mereduksi rasa percaya diri anak. Kurangnya kesempatan untuk berbicara atau mempengaruhi keputusan, serta perasaan bahwa pendapat mereka tidak dihargai, dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri anak.
Â
Advertisement