Ilmuwan Minum Air Berumur Milyaran Tahun, Begini Rasanya

Kisah ilmuwan yang meminum air berumur 2.5 Miliar tahun dan penjelasan tentang bagaimana rasanya

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 28 Agu 2023, 16:55 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2023, 16:55 WIB
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Dalam eksplorasi ilmiah, terkadang para peneliti melakukan langkah-langkah yang tak terduga untuk mengungkap rahasia alam semesta. Salah satu kisah menarik dalam hal ini adalah penemuan air berusia miliaran tahun yang tersembunyi di bawah permukaan bumi. 

Di balik penemuan ini, ada tindakan yang lebih luar biasa, yaitu seorang ilmuwan memutuskan untuk meneguk air kuno tersebut demi mengungkap rasa dan karakteristiknya yang unik. Cerita ini mengilustrasikan semangat manusia untuk memahami keajaiban alam yang belum terungkap sepenuhnya.

Jika anda penasaran dengan bagaimana rasa air berusia miliaran tahun, berikut ini telah Liputan6.com rangkum kisah lengkap nya dari Unilad, pada Senin (28/8/2023).

Penemuan Luar Biasa Air Berusia Miliaran Tahun

Penemuan Air Berusia Miliaran Tahun
Sumber: University of Toronto

Dalam dunia ilmu pengetahuan, peneliti sering kali melakukan hal-hal yang di luar ekspektasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta. Salah satu contoh menarik adalah penemuan air yang berusia miliaran tahun di bawah permukaan bumi. 

Pada tahun 2013, tim ilmuwan dari Universitas Toronto melakukan penemuan yang luar biasa di Timmins, Ontario, Kanada. Mereka menemukan kantong-kantong air yang terisolasi dari dunia luar selama ribuan tahun. 

Namun, apa yang paling mengejutkan adalah ketika salah satu ilmuwan, Profesor Barbara Sherwood Lollar, memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tak terduga – meneguk air tersebut untuk merasakannya secara langsung.

Rasa Mengerikan Air Berusia Miliaran Tahun

Profesor Barbara Sherwood Lollar
Sumber: University of Toronto

Tindakan Profesor Barbara Sherwood Lollar yang meneguk air berusia miliaran tahun mungkin terdengar luar biasa, mengingat air tersebut telah terisolasi selama 1,5 hingga 2,6 miliar tahun. 

Namun, ketika air itu mencapai bibirnya, dia segera menyadari mengapa kebanyakan orang pasti akan menolak ide ini. Air kuno itu, walaupun tidak mungkin menjadi minuman yang menyegarkan, ternyata memiliki rasa asin yang sangat tidak enak. 

Menurut Lollar, ini karena reaksi antara air dan batu di lingkungan tempatnya terperangkap, yang menyebabkan air menjadi sangat asin. Konsistensinya bahkan dikatakan menyerupai sirup maple yang sangat ringan. 

Warna air tersebut berubah menjadi jingga ketika terkena oksigen, karena mineral di dalamnya mulai terbentuk, terutama zat besi.

 

Keberanian Ilmuwan dalam Penelitian dan Eksplorasi

Ilmuwan Minum Air Berumur Milyaran Tahun
Sumber: Canada Science and Technology Museum

Meskipun Profesor Lollar mengakui bahwa rasa air tersebut tidak menyenangkan, dia memiliki alasan yang kuat untuk mencobanya. Dalam penjelasannya, dia mengatakan bahwa para ilmuwan tertarik pada air yang paling asin karena air tersebut juga yang tertua. 

Meneguk air tersebut adalah cara yang cepat dan kotor untuk mengidentifikasi air yang paling asin di antara yang lainnya. Meskipun begitu, dia juga mengingatkan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang akan diinginkan oleh siapa pun untuk diminum. 

Meskipun begitu, dalam perjalanan eksplorasi ilmiah, Profesor Lollar dan timnya terus mengambil risiko untuk memahami lebih dalam tentang keajaiban alam semesta, bahkan jika itu berarti harus merasakan "rasa mengerikan" dari air berusia miliaran tahun yang tersembunyi di dalam bumi.

Dalam upaya ilmuwan untuk menjelajahi dan memahami alam semesta, penelitian mereka sering kali membawa mereka pada pengalaman yang luar biasa dan tak terduga. Cerita tentang Profesor Barbara Sherwood Lollar dan air berusia miliaran tahun ini adalah contoh nyata betapa pentingnya keberanian dan kreativitas dalam upaya memahami kompleksitas alam dan sejarahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya