Mengenal Time Blindness, Fenomena Kehilangan Pengertian Waktu

Pada dasarnya, orang yang mengalami time blindness sulit untuk melihat bagaimana waktu berjalan atau untuk memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan sesuatu

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 06 Sep 2023, 20:34 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2023, 19:15 WIB
Ilustrasi waktu berjalan cepat, jam
Ilustrasi waktu berjalan cepat, jam. (Photo by Djim Loic on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Tentu, fenomena "time blindness" adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengelola waktu. Fenomena ini telah menjadi perhatian khusus di kalangan Gen Z (kelahiran tahun 1997 - 2012) dan masyarakat umum.

Pada dasarnya, orang yang mengalami time blindness sulit untuk melihat bagaimana waktu berjalan atau untuk memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan sesuatu. Mereka mungkin sering terlambat atau merasa kesulitan mengatur jadwal mereka dengan baik.

Meskipun istilah ini bisa membuat orang bingung dan bahkan tertawa, para ahli di bidang ini mengatakan bahwa kondisi ini nyata dan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Berikut ulasan tentang time blindness yang Liputan6.com lansir dari laman themindsjournal.com, Rabu (6/9/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Fenomena Time Blindness Terkait Dengan Kondisi Mental

Contoh ilustrasi waktu tidur yang kurang
Jika kamu memiliki waktu tidur yang kurang, kamu akan sulit fokus dan berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang sedang kamu jalani. (Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Time blindness adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk secara tepat melihat dan merasakan bagaimana waktu berlalu. Dalam konteks ini, "buta waktu" bukan berarti ketidakmampuan untuk melihat jam atau jam tangan, tetapi lebih kepada kesulitan dalam menginternalisasi perjalanan waktu dalam pikiran mereka.

Sarah Trefren, seorang wanita muda yang baru-baru membuat istilah menjadi perhatian publik di TikTok, diolok-olok ketika ia bertanya kepada calon majikan tentang akomodasi untuk individu yang mengalami kondisi time blindness. Meskipun mendapat reaksi negatif, Trefren mempertahankan pendiriannya, berargumen bahwa tempat kerja seharusnya lebih inklusif dan memahami orang-orang dengan tantangan terkait waktu.

Psikolog dan para ahli di bidang ini mendukung konsep time blindness. Mereka menggambarkan kondisi ini sebagai kesulitan yang nyata dalam memahami perjalanan waktu dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tugas-tugas.

Stephanie Sarkis, seorang terapis yang ahli dalam kasus ADHD, mengatakan bahwa kebutaan waktu telah banyak diteliti dan tidak hanya berhubungan dengan ADHD; itu bisa memengaruhi orang dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan stres pasca-trauma.

Dr. Michael Manos, seorang spesialis kesehatan anak, menjelaskan bahwa semua orang kadang-kadang bisa lupa waktu, namun orang dengan ADHD memiliki kecenderungan lebih untuk mengalaminya. Orang dengan ADHD dapat memiliki kesulitan besar dalam mengatur waktu dan menjalankan tugas-tugas sehari-hari karena mereka dapat kehilangan pemahaman tentang seberapa lama waktu sebenarnya berjalan.


Pengalaman Blindness Dapat Berbeda pada Setiiap Individu

ilustrasi jam tidur.
ilustrasi jam tidur. (iStockphoto)

Pengalaman time blindness dapat bervariasi antarindividu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ini dalam situasi tertentu atau saat mereka terlalu terlibat dalam aktivitas tertentu. Sementara yang lain mungkin menghadapi masalah ini dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka.

Time blindness dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari. Individu yang mengalaminya mungkin sering terlambat untuk janji atau pertemuan, memiliki kesulitan memprioritaskan tugas-tugas, atau merasa terlalu terburu-buru dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Untuk mengatasi time blindness, ada beberapa strategi yang dapat digunakan. Ini termasuk mengatur alarm atau pengingat secara teratur untuk membantu mengingat waktu, menggunakan jam yang bisa berbunyi, menempatkan pengingat fisik seperti catatan, dan memanfaatkan aplikasi dan alat jadwal. Selain itu, penggunaan jam analog sering disarankan karena dapat membantu secara visual dalam memahami perjalanan waktu.

Kekurangan tidur dapat memperburuk time blindness.Ketika seseorang tidak tidur dengan cukup, kemampuan mereka untuk memahami waktu bisa semakin terganggu. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola tidur yang sehat.

Jika "time blindness" menjadi masalah yang serius dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapis dan dokter dapat memberikan dukungan dan, jika diperlukan, meresepkan obat-obatan yang dapat membantu mengelola masalah ini, terutama jika ada kondisi seperti ADHD yang mendasarinya.

Jadi, meskipun mungkin ada orang yang meragukan atau meremehkan "time blindness," para ahli dan profesional di bidang ini mengakui bahwa ini adalah masalah nyata yang bisa sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari individu. Hal ini dapat memengaruhi tidak hanya mereka yang memiliki ADHD, tetapi juga individu dengan berbagai masalah kesehatan mental yang lain. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang "time blindness," diharapkan kita dapat lebih inklusif dan mendukung individu yang mengalaminya dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya