Cross Sectional adalah Salah Satu Metode Penelitian Observasi, Berikut Ulasannya

Cross sectional adalah metode penelitian yang dapat digunakan dalam ilmu fisika, sosial, dan bisnis untuk memahami karakteristik atau prevalensi pada waktu tertentu.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 31 Okt 2023, 15:05 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 15:05 WIB
Ilustrasi penelitian
Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Cross sectional adalah metode penelitian observasi yang memungkinkan peneliti melakukan analisis dengan variabel yang sama untuk seluruh subjek dalam populasi sampel pada periode waktu tertentu. Studi ini memberikan gambaran situasi atau fenomena pada saat itu, tanpa melibatkan pengamatan dalam beberapa periode waktu. 

Cross sectional adalah metode penelitian yang dapat digunakan dalam ilmu fisika, sosial, dan bisnis untuk memahami karakteristik atau prevalensi pada waktu tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk memahami hubungan antara variabel. 

Berikut ulasan tentang cross sectional adalah salh satu metode penelitian ilmiah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (31/10/2023).

Konsep Penelitian Cross Sectional

ilustrasi penelitian
ilustrasi penelitian (sumber: iStockphoto)

Studi cross sectional adalah jenis penelitian observasional yang dilakukan untuk menganalisis data yang dikumpulkan pada satu titik waktu tertentu di seluruh populasi sampel atau subset yang telah ditentukan. Metode penelitian ini juga dikenal dengan istilah studi transversal atau studi prevalensi.

Dalam studi cross sectional, penelitian bertujuan untuk memeriksa variabel atau karakteristik tertentu dalam populasi pada saat yang sama tanpa melibatkan pengamatan atau pengumpulan data dari subjek yang sama dalam periode waktu yang berbeda. 

Studi cross sectional biasanya dilakukan untuk memahami situasi atau fenomena yang ada pada saat studi dilaksanakan. Ini dapat mencakup pengumpulan data tentang karakteristik penduduk, prevalensi penyakit, tingkat kepuasan pelanggan, atau topik lainnya yang dapat diukur pada titik waktu tertentu. Studi ini sering digunakan dalam ilmu sosial dan dalam berbagai industri bisnis untuk mendapatkan pemahaman tentang kondisi saat itu.

Contoh studi cross sectional termasuk survei penduduk di suatu negara yang mengumpulkan data tentang pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan penduduk pada tahun tertentu, atau penelitian kesehatan yang mengumpulkan data tentang prevalensi penyakit tertentu pada populasi dalam satu tahun tertentu.

Keuntungan dari studi cross sectional adalah kemampuannya untuk memberikan gambaran umum tentang suatu populasi pada titik waktu tertentu tanpa memerlukan waktu lama dan biaya yang besar seperti studi longitudinal yang melibatkan pengumpulan data dari subjek yang sama selama beberapa periode waktu. Namun, Studi cross sectional mungkin memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi hubungan sebab-akibat atau perubahan dalam jangka waktu panjang, karena mereka hanya memberikan gambaran "sekilas" pada satu titik waktu.

Karakteristik Penelitian Cross Sectional

Penelitian Bahan Alam untuk Kosmetik dari Kayu Manis Hingga Bunga Mawar Dilakukan di Indonesia/dok. PT. NOSE
Penelitian Bahan Alam untuk Kosmetik dari Kayu Manis Hingga Bunga Mawar Dilakukan di Indonesia/dok. PT. NOSE

Cross sectional dapat diibaratkan seperti potret sekelompok orang dalam satu acara. Orang-orang dalam acara tersebut memiliki setidaknya satu variabel yang sama, yang terkait satu sama lain, dan beberapa variabel yang tidak mereka bagikan. Dari titik awal ini, peneliti dapat melakukan pengamatan dan analisis untuk mendapatkan pemahaman tentang data populasi pada titik waktu tertentu. 

Studi cross sectional adalah cara "mengambil denyut nadi" data pada waktu tertentu, memungkinkan untuk pemahaman situasi pada saat itu. Berikut adalah karateristik penelitian cross sectional.

1. Variabel Tetap

Peneliti menggunakan satu set variabel yang tetap selama periode penelitian. Ini berarti variabel yang diamati tidak berubah selama penelitian cross sectional.

2. Subjek Baru

Meskipun penelitian serupa dapat mengamati variabel minat yang sama, setiap penelitian cross sectional melibatkan serangkaian subjek baru. Ini berarti subjek yang diamati dalam satu penelitian tidak sama dengan subjek dalam penelitian lainnya.

3. Titik Awal dan Akhir Tertentu

Studi cross sectional mengevaluasi topik pada satu titik waktu dengan titik awal dan akhir yang telah ditentukan. Ini berbeda dari studi longitudinal, di mana variabel dapat berubah selama periode penelitian yang panjang.

4. Variabel Independen dan Dependen

Studi cross sectional memungkinkan peneliti untuk memfokuskan satu variabel independen sebagai fokus studi cross sectional dan satu atau lebih variabel dependen. Ini memungkinkan analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Jenis Penelitian Cross Sectional

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Cross sectional menjadi penelitian yang banyak diaplikasikan pada metode penelitian deskriptif dan analitis. pengaplikasian cross sectional membantu para peneliti untuk  mendapatkan pemahaman umum tentang situasi (deskriptif) dan sekaligus mencoba mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi situasi tersebut (analitis). Berikut ulasan lebih lanjut tentang jenis penelitian cross sectional.

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian cross sectional deskriptif berfokus pada penggambaran atau pemahaman variabel yang diamati tanpa mencoba mengidentifikasi hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa sering, luas, atau parahnya variabel yang diteliti terjadi dalam populasi tertentu. Ini membantu dalam mendokumentasikan situasi saat ini.

Contoh dari penelitian deskriptif cross sectional adalah survei yang mengukur seberapa banyak konsumen menghabiskan uang di toko ritel pada satu titik waktu tertentu. Peneliti tidak perlu mencari alasan mengapa pengeluaran tersebut terjadi; yang penting adalah mendapatkan gambaran tentang perilaku konsumen saat itu.

2. Penelitian Analitik

Penelitian cross sectional analitik, di sisi lain, berfokus pada penyelidikan hubungan antara dua parameter yang mungkin terkait atau mungkin tidak. Penelitian ini mencoba untuk lebih dalam memahami kaitan antara variabel yang diamati.

Contoh penelitian analitik cross sectional adalah mencari tahu apakah ada hubungan antara pekerjaan di tambang batu bara dan risiko mengembangkan bronkitis. Namun, dalam penelitian ini, perlu diperhatikan bahwa variabel lain seperti faktor genetik atau kondisi kesehatan sebelumnya juga bisa mempengaruhi risiko bronkitis. Oleh karena itu, penelitian analitik cross sectional mencoba untuk menggali lebih dalam untuk memahami hubungan ini.

Kelebihan Penelitian Cross Sectional

Ilustrasi Ilmuwan, Peneliti, Penelitian, Laboratorium
Ilustrasi Ilmuwan, Peneliti, Penelitian, Laboratorium - Kredit: Freepik

Berikut adalah kelebihan dari penelitian cross sectional yang membuatnya banyak dipilih dalam studi berbagai bidang.

1. Relatif Cepat untuk Dilakukan

Penelitian cross sectional biasanya dapat diselesaikan dengan cepat karena melibatkan pengumpulan data pada satu titik waktu tertentu. Ini membuatnya menjadi pendekatan yang efisien, terutama jika Anda perlu mendapatkan hasil dengan cepat.

2. Pengumpulan Semua Variabel Sekaligus

Peneliti dapat mengumpulkan data tentang semua variabel yang relevan dalam satu periode waktu, tanpa perlu melibatkan pengamatan berkelanjutan atau perubahan variabel dari waktu ke waktu.

3. Beberapa Hasil Dapat Diteliti Sekaligus

Penelitian cross sectional memungkinkan untuk mengamati beberapa hasil atau variabel dalam satu periode waktu. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengeksplorasi hubungan antara variabel yang berbeda.

4. Prevalensi untuk Semua Faktor Dapat Diukur

Dalam penelitian cross sectional, peneliti dapat mengukur prevalensi atau frekuensi munculnya berbagai faktor pada saat yang sama. Hal ini membantu dalam mendapatkan gambaran menyeluruh tentang situasi pada titik waktu tertentu.

5. Cocok untuk Analisis Deskriptif

Penelitian cross sectional sangat cocok untuk analisis deskriptif, di mana peneliti ingin mendokumentasikan atau menggambarkan situasi atau fenomena pada titik waktu tertentu.

6. Batu Loncatan untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian cross sectional dapat digunakan sebagai langkah awal atau batu loncatan untuk penelitian selanjutnya. Hasil dari penelitian cross sectional dapat memberikan wawasan awal yang kemudian dapat digunakan untuk merancang studi-studi lebih mendalam atau longitudinal.

Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian cross sectional memiliki keterbatasan, terutama dalam mengidentifikasi hubungan sebab-akibat atau perubahan dalam jangka waktu panjang karena hanya memberikan gambaran pada satu titik waktu. Jika tujuan penelitian adalah untuk mengamati perubahan dari waktu ke waktu, pendekatan studi longitudinal mungkin lebih cocok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya