Liputan6.com, Jakarta - Penulisan bahasa Melayu menggunakan aksara Arab atau tulisan Arab Melayu dikenal dengan istilah "tulisan Jawi." Ini sebuah seni tulisan yang telah eksis selama berabad-abad di wilayah Nusantara. Kehadirannya secara langsung terkait dengan kedatangan agama Islam di Nusantara pada awal abad ke-13 M.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Pada awalnya, tulisan Jawi menjadi resmi di negara Brunei Darussalam. Namun, seiring perkembangan waktu, penggunaan tulisan ini mulai meluas di negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Sejarah juga mencatat bahwa tulisan Arab Melayu telah meluas di sejumlah wilayah di Tanah Air, termasuk Aceh, Riau, Sumatra Barat, dan beberapa wilayah di kepulauan Kalimantan.
Menurut Profesor Abdul Hadi dalam bukunya berjudul Cakrawala Budaya Islam, tulisan Jawi atau tulisan Arab Melayu telah berkembang sejak zaman Kerajaan Islam Pasai, lalu menyebar ke Kerajaan Malaka, Kerajaan Johor, Kedah, dan Kerajaan Aceh. Bukti keberadaan tulisan Jawi dapat ditemukan dalam Prasasti Batu Bersurat Terengganu yang terletak di Kuala Berang, Terengganu, Malaysia.
Tulisan Jawi pada prasasti ini dibuat pada tahun 702 H/1303 M, jauh sebelum tulisan Latin dikenal secara luas. Tulisan Latin baru mulai berkembang di wilayah ini pada akhir abad ke-19. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tulisan Arab Melayu dan artinya mengutip buku berjudul Dapat Membaca dan Menulis Aksara Arab Melayu dalam Tempo 24 Jam (2018) oleh Dr. H. Muhammad Roihan Nasution Lc. MA, Selasa (7/11/2023).
1. Huruf "S" = س
Huruf "S" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "س".
Satu (ساتو)
Siput (سيڤوت)
2. "T" = ﺓ (awal kata), ﺕ (tengah/akhir kata)
Huruf "T" dalam aksara Arab Melayu bisa memiliki dua bentuk tergantung pada posisinya dalam kata. Bentuk pertama adalah "ت" dan digunakan di tengah atau di akhir kata, seperti dalam kata "Taman" (تامن). Bentuk kedua adalah "ث" dan digunakan di awal kata, misalnya dalam "Ibarat" (ايبارت).
Taman (تامن)
Terima (تريما)
3. "U" = ﻉ
Huruf "U" dan "'U" dalam aksara Arab Melayu dapat mewakili beberapa bentuk huruf.
Ukur (اوكور)
'Ulama (اولاما)
4. "'U" = ﻭ
'Ubaid (اوبيد)
'Umur (اومور)
5. "V" = ۏ (penggunaan terbatas, huruf "W" sering digunakan)
Dalam aksara Arab Melayu, tidak ada huruf yang sesuai dengan "V."
Volvo (ولوولو)
Variasi (وارياسي)
6. "W" = ﻭ
Huruf "W" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "و."
Warits (وارث)
Waktu (واكتو)
7. "Y" = ﻱ
Huruf "Y" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ی."
Yasir (ياسير)
Yayasan (ياياسان)
8. "Z" = ﺯ
Huruf "Z" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ز."
Zamzam (زمزم)
Ziarah (زياره)
Advertisement
9. DH = ض
Huruf "DH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ض."
Dha'if (ضعيف)
Dhuhur (ضوهور)
10. "SH" = ﺹ
Huruf "SH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ص."
Shalat (صلت)
Shahab (صهاب)
11. "TH" = ﻁ
Huruf "TH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ط."
Thawaf (طواف)
Thalaq (طالق)
12. "ZH" = ﻅ
Huruf "ZH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ظ."
Zhalim (ظالم)
Zhahir (ظاهير)
13. "DZ" = ﺫ
Huruf "DZ" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ذ."
Dzaki (ذاكي)
Dzat (ذات)
14. "KH" = ﺥ
Huruf "KH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "خ."
Khatib (خطيب)
Khair (خير)
15. "GH" = ﻍ
Huruf "GH" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "غ."
Ghaib (غائب)
Gharib (غريب)
16. "NG" = ڠ
Huruf "NG" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ڠ."
Ngaji (ڠاجي)
Ngora (ڠورا)
17. "NY" = پـ (awal kata), ڽ (tengah/akhir kata)
Huruf "NY" dalam aksara Arab Melayu terdiri dari dua bentuk. Pertama, "پـ" digunakan untuk huruf "P" dalam posisi awal kata, seperti dalam "پڤتو." Kedua, "ڽ" digunakan untuk huruf "N" dalam posisi tengah atau akhir kata, seperti dalam "ڽانی."
Padi (پادي)
Nyanyi (ڽاڽي)
18. "SY" = ﺵ
Huruf "SY" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "ش."
Syaithan (شيطان)
Syurga (شورڬا)
19. "TS" = ﺙ
Huruf "TS" dalam aksara Arab Melayu diwakili oleh huruf "تس."
Tsunami (تسونامي)
Tsetse (تسيتسي)
Fungsi tulisan Arab Melayu
Pada masa lalu, tulisan Arab Melayu di Indonesia berperan sangat penting. Tulisan-tulisan ini umum digunakan sebagai tulisan resmi dalam urusan kenegaraan, adat istiadat, dan perdagangan. Sebagai contoh, tulisan Jawi digunakan dalam perjanjian-perjanjian penting antara kerajaan Melayu dan bangsa-bangsa penjajah seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Bahkan, naskah kemerdekaan negara Malaysia ditulis dalam tulisan Jawi.
Penggunaan huruf Arab dalam penulisan bahasa Melayu telah meluas di sejumlah wilayah di Tanah Air, termasuk Aceh, Riau, Sumatra Barat, dan beberapa wilayah di kepulauan Kalimantan.
M Irfan Shofwani, dalam bukunya berjudul Mengenal Tulisan Arab Melayu, mencatat bahwa sejarah penulisan huruf Arab Pegon di Nusantara diperkirakan telah ada sejak tahun 1200 M atau 1300 M, bersamaan dengan masuknya agama Islam yang menggantikan kepercayaan animisme, Hindu, dan Buddha.
Meskipun banyak orang Jawa mengira bahwa huruf Arab Pegon ini hanya milik orang Jawa, penggunaannya telah menjadi tradisi di kalangan pesantren-pesantren salaf di wilayah Jawa. Bahkan hingga sekarang, komunitas santri di pesantren-pesantren salaf masih menggunakan huruf Arab Pegon ini dalam memahami teks-teks Arab dan kitab kuning yang penerjemahannya menggunakan huruf Arab Pegon.
Advertisement