Badai Matahari Maksimum Bisa Lumpuhkan Internet Selama Berminggu-minggu, Ini Prediksi Terjadinya

Matahari maksimum dapat menyebabkan badai matahari yang memiliki dampak serius pada infrastruktur teknologi Bumi.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 30 Nov 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi Badai Matahari (NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein)
Ilustrasi Badai Matahari (NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein)

Liputan6.com, Jakarta Matahari, sebagai pusat tata surya kita, menyimpan misteri dan kejutan yang terkadang dapat memengaruhi kehidupan di Bumi. Salah satu fenomena alam yang menarik perhatian ilmuwan adalah matahari maksimum, sebuah peristiwa yang terjadi setiap sekitar 11 tahun sekali. Dimana fenomena alam ini juga memiliki dampak yang signifikan pada Bumi.

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Dibyendu Nandi dari IISER Kolkata Center of Excellence in Space Sciences, India, ditemukan bahwa badai matahari maksimum kemungkinan akan terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Fenomena matahari maksimum tidak hanya menjadi tontonan alam yang menakjubkan, tetapi juga dapat membawa dampak serius bagi infrastruktur teknologi kita.

Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (30/11/2023).

Matahari Maksimum

Setiap 11 tahun, medan dipol magnet matahari terbalik sepenuhnya, artinya kutub utara dan selatan matahari bertukar tempat
Sumber: dailymail.co.uk

Pada tahun 2024, Bumi berpotensi menghadapi ancaman serius dari fenomena alam yang dikenal sebagai "matahari maksimum." Matahari maksimum terjadi setiap sekitar 11 tahun sekali dan ditandai oleh munculnya bintik-bintik aneh di permukaan matahari. Fenomena ini disebabkan oleh perubahan besar dalam medan magnet matahari yang dapat berdampak pada teknologi di Bumi, seperti satelit dan internet.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Dibyendu Nandi dari IISER Kolkata Center of Excellence in Space Sciences, India, mengungkapkan bahwa badai matahari maksimum diperkirakan akan terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, yakni pada awal tahun 2024. Ini berbeda dengan perkiraan NASA yang memprediksinya pada akhir tahun 2025.

Penting untuk memahami bahwa matahari memiliki siklus sekitar 11 tahun di mana medan magnetnya berubah secara total. Siklus ini memengaruhi aktivitas di permukaan matahari, termasuk jumlah dan distribusi bintik matahari. Prediksi waktu dan intensitas puncak matahari menjadi semakin menantang, tetapi penelitian terbaru oleh tim peneliti India menjanjikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini.

Dampak Potensial Badai Matahari

Siklus matahari
Sumber: dailymail.co.uk

Matahari maksimum dapat menyebabkan badai matahari yang memiliki dampak serius pada infrastruktur teknologi Bumi. Badai matahari dapat merusak satelit dan mengganggu layanan berbasis satelit seperti jaringan komunikasi dan navigasi. Selain itu, gangguan kuat di medan geomagnetik dapat mempengaruhi jaringan listrik di wilayah lintang tinggi.

Dr. Nandi mengingatkan bahwa badai matahari terkuat dapat mengakibatkan kerusakan orbital yang signifikan pada satelit-satelit yang mengorbit rendah Bumi. Meskipun dampak negatifnya serius, badai matahari juga menciptakan aurora yang indah, memberikan peluang unik bagi para penggemar aurora untuk menikmati penampakan yang spektakuler.

Prediksi dan Kesiapsiagaan

Meskipun penelitian terbaru memberikan pemahaman yang lebih baik tentang siklus matahari dan prediksi puncak matahari, ilmuwan tetap mengakui kesulitan dalam meramalkan intensitas dan konsekuensi badai matahari secara tepat. Penemuan baru tentang hubungan antara laju penurunan medan magnet dipol matahari dan laju kenaikan siklus bintik matahari menjadi langkah penting untuk meningkatkan prediksi.

Ilmuwan memahami bahwa kesiapsiagaan dan pemahaman lebih lanjut terhadap fenomena ini sangat penting. Prediksi waktu amplitudo maksimum siklus bintik matahari menjadi kunci untuk mengukur kapan kondisi lingkungan luar angkasa yang paling buruk, atau cuaca luar angkasa, diperkirakan terjadi. Dengan demikian, tahun 2024 mungkin menjadi periode yang menantang, namun penelitian ini memberikan dasar yang lebih kokoh untuk memahami dan menghadapi potensi dampak badai matahari yang akan datang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya