Mie Rebus untuk Anak Boleh atau Tidak? Ini Kata Ahli, Saran Penyajian, dan Gizinya

Menurut sebagian ahli gizi, mie rebus dapat menjadi sumber energi yang cukup bagi anak-anak.

oleh Laudia Tysara diperbarui 18 Feb 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2024, 12:00 WIB
mie rebus ayam bawang
Semangkuk mie rebus dengan lauk pendampingnya. Photo by Ke Vin on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Mie rebus untuk anak sering menjadi perdebatan di kalangan orang tua dan ahli gizi. Beberapa ahli menyarankan bahwa konsumsi mie rebus bisa menjadi bagian dari pola makan anak yang seimbang. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami pandangan para ahli gizi terkait manfaat dan risiko yang terkait dengan memberikan mie rebus kepada anak-anak.

Menurut sebagian ahli gizi, mie rebus dapat menjadi sumber energi yang cukup bagi anak-anak, terutama jika disajikan dengan tambahan bahan makanan yang sehat seperti sayuran dan protein. Namun, ada juga pandangan yang menyoroti kurangnya nilai gizi yang dimiliki oleh mie rebus, terutama karena kandungan tinggi garam, lemak, dan karbohidrat sederhana yang dapat berdampak buruk pada kesehatan anak.

Dalam menyajikan mie rebus untuk anak, ahli gizi menyarankan untuk membatasi konsumsi dan memperkaya hidangan dengan tambahan bahan makanan bergizi. Sayuran, protein hewani dan nabati, serta sumber serat seperti sayuran dapat menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan nilai gizi dari hidangan mie rebus.

Maka dengan memperhatikan saran penyajian dan pandangan para ahli, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana terkait konsumsi mie rebus untuk anak-anak mereka. Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya, Minggu (18/2/2024).

Mie Rebus untuk Anak Menurut Para Ahli

Mie ayam (sumber: Pixabay)
Semangkuk mi rebus. (sumber: Pixabay)

Mie rebus telah menjadi salah satu alternatif makanan yang mudah disiapkan, terutama ketika orang tua dihadapkan pada keterbatasan waktu. Meskipun mie instan umumnya dianggap sebagai jenis makanan cepat saji yang kurang sehat, para ahli menilai bahwa konsumsi mie rebus untuk anak bisa diterima dalam batas-batas tertentu.

Dr. A P Dubey, kepala departemen pediatri di Rumah Sakit Lok Nayak, India, dilansir dari laman Deccan Herald mengingatkan bahwa mie instan termasuk dalam kategori junk food karena kekurangan keseimbangan nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, dan mineral yang dibutuhkan anak-anak untuk pertumbuhan optimal. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebihan dapat berpotensi menyebabkan alergi, diare, dan ruam pada anak-anak.

Meskipun begitu, para ahli gizi memberikan perspektif yang lebih mendalam terkait konsumsi mie rebus untuk anak. Menurut informasi dari Hermina Hospital, mie instan dapat dianggap sebagai alternatif makanan yang aman jika diberikan secara bijaksana, terutama sebagai variasi menu bagi anak-anak yang mungkin kurang nafsu makan atau kesulitan makan nasi. Namun, penting untuk memperhatikan bahwa anak-anak di bawah usia satu tahun memiliki risiko tersedak, sehingga perlu kewaspadaan ekstra dalam memberikan mie rebus pada kelompok usia ini.

Mie rebus untuk anak memang dapat menjadi pilihan yang layak, tetapi para ahli menyarankan agar konsumsi ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan anak. Anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas sebaiknya membatasi konsumsi mie rebus karena kandungan karbohidrat sederhana dan minyak yang tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, pengawasan dan pemahaman yang baik terkait nilai gizi mie rebus perlu menjadi perhatian orang tua dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Dalam mengambil keputusan terkait konsumsi mie rebus untuk anak, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

Kandungan Gizi Mie Rebus untuk Anak

Informasi nilai gizi mie rebus menjadi pokok pertimbangan yang penting dalam merencanakan konsumsi anak-anak. Dalam satu bungkus mie rebus dilansir dari data penelitian Hermina Hospital, terdapat sekitar 300 kilokalori, dengan 100 kilokalori berasal dari lemak. Protein yang terkandung mencapai 7 gram, sementara serat sekitar 2 gram, dan natrium mencapai 1,33 gram.

Meskipun mie rebus memberikan tinggi energi yang berasal dari zat tepung (terigu) dan minyak, namun perlu diperhatikan bahwa kandungan protein dan serat cenderung rendah, sementara tinggi garam.

Berdasarkan informasi nilai gizi ini, mie rebus dapat dianggap sebagai pilihan yang aman untuk anak-anak yang memiliki masalah kekurangan berat badan atau sulit makan, sejauh menjadi variasi pengganti nasi. Namun, bagi anak-anak dengan obesitas, konsumsi mie rebus sebaiknya dibatasi. Kandungan karbohidrat sederhana dan minyak yang tinggi dapat berpotensi meningkatkan berat badan yang tidak diinginkan pada anak-anak dengan kondisi tersebut.

Dalam penyajiannya, mie rebus untuk anak dapat diperkaya dengan tambahan sumber protein hewani seperti ikan, ayam, telur, daging, dan protein nabati seperti kacang-kacangan dan produknya (tahu/tempe). Penambahan sayuran sebagai sumber serat juga menjadi pilihan yang bijak untuk memperkaya nilai gizi dalam satu hidangan mie rebus.

Untuk anak-anak yang kesulitan makan atau memiliki nafsu makan yang rendah, mie rebus dapat dijadikan sebagai makanan selingan atau cemilan untuk menambah asupan energi mereka.

Meski mie rebus bisa menjadi variasi yang baik, perlu diingat untuk membatasi konsumsinya. Disarankan agar anak-anak hanya mengonsumsi satu bungkus mie rebus dalam sehari. Konsumsi yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk, terutama terkait dengan kandungan garam yang tinggi.

Sebagai peringatan, mengonsumsi lebih dari satu bungkus mie rebus setiap hari dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko hipertensi saat anak mencapai usia dewasa. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan dan pengawasan orang tua dalam menyusun pola makan anak-anak agar tetap seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka.

Kuah Mie Rebus untuk Anak Jangan Dibuang

ilustrasi mie kuning
Semangkuk mie rebus. Copyright pixabay/Binh Nguyen

Para ahli menyarankan agar kuah mie rebus untuk anak sebaiknya tidak dibuang karena mengandung sejumlah zat gizi yang penting. Dalam proses merebus mie instan, air tersebut menjadi wadah bagi berbagai nutrisi larut seperti asam folat, vitamin A, zat besi, dan Zinc.

Mie instan mengandung zat-zat ini yang larut dalam air, sehingga jika air rebusan dibuang, nutrisi tersebut juga ikut terbuang.

Menurut penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), air rebusan mie instan sering kali memiliki tampilan keruh karena mengandung granula pati yang terlarut. Pati ini, sebagai sumber karbohidrat, akan mengembang dan pecah ketika direndam dalam air. Akibatnya, molekul pati keluar dari granula dan larut dalam air rebusan, menyumbang pada keruhnya air tersebut.

Perlu dicatat bahwa berdasarkan komposisinya, tidak ada kandungan zat berbahaya seperti lilin yang digunakan dalam pembuatan mie instan. Meskipun mie instan mengandung bahan tambahan makanan seperti MSG sebagai penyedap rasa, sodium tripolyphosphate sebagai pengenyal, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat serta pewarna tartrazine yellow, semua bahan ini dianggap aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan.

Adanya mempertimbangkan fakta-fakta ini, membuang air rebusan mie instan merupakan pemborosan nutrisi yang tidak perlu dilakukan. Mengonsumsi kuah mie rebus bersama dengan mie itu sendiri dapat memberikan tambahan nutrisi yang bermanfaat bagi anak-anak, terutama dalam hal asupan vitamin dan mineral yang larut dalam air.

Namun, perlu juga diingat untuk tetap memperhatikan kebersihan dan kesehatan secara umum dalam proses memasak dan mengonsumsi mie instan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya