Liputan6.com, Jakarta - Saat Ramadhan tiba, pertanyaan tentang batas waktu sahur sering menjadi topik hangat di kalangan umat Muslim. Banyak yang masih bingung apakah harus berhenti makan saat imsak atau boleh melanjutkan hingga adzan subuh berkumandang. Pemahaman yang tepat tentang batas waktu sahur ini penting untuk memastikan ibadah puasa kita sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Menurut berbagai sumber terpercaya, termasuk pendapat empat Imam mazhab, batas waktu sahur yang benar adalah hingga terbitnya fajar shadiq atau ketika azan subuh berkumandang. Hal ini berbeda dengan pemahaman umum yang menganggap waktu imsak sebagai batas akhir sahur. Waktu imsak sendiri sebenarnya adalah waktu kehati-hatian yang ditetapkan sekitar 10 menit sebelum subuh untuk memberikan jeda bagi umat Muslim mempersiapkan diri memasuki waktu puasa.
Baca Juga
Rasulullah SAW sendiri memberikan tuntunan yang jelas mengenai batas waktu sahur melalui berbagai hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari, dan Rasulullah SAW bersabda, "Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum." Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas sahur masih diperbolehkan hingga terdengar adzan subuh.
Advertisement
Memahami batas waktu sahur dengan benar tidak hanya penting untuk keabsahan puasa, tetapi juga memberikan kemudahan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah ini. Dengan waktu yang lebih fleksibel hingga subuh, kita memiliki kesempatan lebih banyak untuk memaksimalkan keberkahan sepertiga malam terakhir, baik untuk sahur maupun ibadah lainnya seperti shalat tahajud, berdoa, dan berdzikir. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang ketentuan batas waktu sahur berdasarkan dalil-dalil yang shahih dan pendapat para ulama terpercaya.
Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya agar lebih paham, Selasa (12/3/2024).
Batas Sahur Sampai Jam Adzan Subuh Berkumandang
Batas sahur sampai jam berapa menjadi topik yang sering dibahas oleh umat muslim khususnya di bulan Ramadhan. Sahur, yang secara harfiah berarti makan sebelum fajar, merupakan salah satu sunnah berpuasa yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Meskipun tidak diwajibkan secara hukum, sahur memiliki nilai ibadah yang tinggi dan memberikan kekuatan bagi umat Muslim untuk menjalankan puasa dengan baik.
Sebenarnya batas sahur jam berapa? Menurut Dr. H. Abdur Rokhim, SQ, MA, dalam bukunya "9 Kenikmatan Bulan Ramadhan," pada zaman Nabi Muhammad SAW, istilah imsak tidak dikenal sebagai batas sahur seperti yang diterapkan di Indonesia saat ini.
Rasulullah dan para sahabat dulunya menjadikan batas sahur pada masuknya waktu Subuh, yang kemudian oleh masyarakat dikenal sebagai imsak. Jaraknya sekitar 50-60 ayat atau sekitar 10 menit sebelum Subuh. Imsak, menurut definisi dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, diartikan sebagai penanda waktu sepuluh menit sebelum Subuh.
Dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik dari Zahid bin Tsabit, dia berkata:
"Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw, kemudian (setelah makan sahur) kami berdiri untuk melaksanakan sholat. Aku (Anas bin Malik) berkata: "Berapa perkiraan waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan shalat fajar)?" Zahid bin Tsabit berkata: "(seperti waktu yang dibutuhkan untuk membaca) 50 ayat."
Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan imsak sebagai saat dimulainya larangan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, Rizem Azid dalam bukunya "Salah Kaprah!" menyatakan bahwa hukum makan dan minum setelah imsak tetap diperbolehkan, karena batas sahur yang benar adalah masuknya waktu Subuh. Waktu imsak ditetapkan sebagai bentuk kehati-hatian karena fajar yang menjadi tanda dimulainya waktu puasa tidak selalu terlihat secara jelas.
Batas waktu sahur jam berapa yang sebenarnya adalah ketika terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sesuai dengan pendapat empat Imam mazhab. Dasar pendapat ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang menegaskan bahwa makan dan minum diperbolehkan hingga jelas perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.
"… Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam."
Dalam menjalankan ibadah puasa, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa sahur merupakan ibadah yang dianjurkan dan batas waktunya adalah hingga terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Quran dan hadis Nabi.
“Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari no. 623 dalam Adzan, Bab “Adzan sebelum shubuh” dan Muslim no. 1092).
Advertisement
Waktu Sahur Terbaik Mendekati Waktu Imsak
Menurut penjelasan dalam buku "Sifat Puasa Nabi dan 20 Amalan Ringkas di Bulan Ramadhan" karya dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK, waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang imsak. Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mengakhirkan sahur, menganggapnya sebagai waktu sahur yang tepat. Anjuran ini didukung oleh banyak hadis yang menguatkan pentingnya mengakhirkan sahur.
Salah satu hadis yang diperkuat adalah riwayat Imam Ahmad yang menyatakan, "Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur." Abu Bakar Al Kalabazi dalam kitab "Bahrul Fawaid" menjelaskan bahwa maksud waktu sahur yang tepat adalah mengakhirkan sahur hingga sepertiga malam terakhir.
Rasulullah SAW pernah menjawab pertanyaan mengenai malam yang paling didengar doanya, beliau menjawab, "Sepertiga terakhir malam." Dalam hadis lain, beliau juga menyatakan, "Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah." Maksud dari waktu sahur yang tepat dengan mengakhirkan sahur adalah untuk mengerjakannya di sepertiga terakhir malam, saat doa, ampunan, dan hajat dikabulkan oleh Allah SWT.
Mengakhirkan sahur bukan sekadar untuk makan dan minum, namun juga dimaksudkan agar diiringi dengan ibadah lain seperti salat malam, zikir, dan berdoa. Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat tepat untuk beribadah, dan Rasulullah SAW sendiri terbiasa bangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan salat malam.
Penjelasan mengenai waktu sahur yang tepat ini didasarkan pada kesaksian Hudzaifah yang pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, yang tercatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Kesaksian ini juga diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit yang menyatakan bahwa dia pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian melaksanakan salat Subuh. Dalam buku "400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim" karya Abdillah F. Hasan, disebutkan bahwa makan sahur lebih utama jika dilakukan di akhir waktu, sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW.
Tips Mengoptimalkan Waktu Sahur hingga Batas Akhir
Memahami batas waktu sahur yang tepat perlu diimbangi dengan strategi yang baik dalam memaksimalkan waktu tersebut. Meski diperbolehkan makan hingga adzan subuh berkumandang, kita tetap perlu mengatur waktu sahur dengan cermat agar mendapatkan manfaat optimal dari ibadah puasa. Berikut adalah beberapa tips penting yang dapat membantu Anda mengelola waktu sahur dengan lebih baik.
1. Mengatur Pola Tidur yang Tepat
Kunci utama untuk dapat sahur tepat waktu adalah mengatur jadwal tidur dengan baik. Cobalah untuk tidur lebih awal dengan cara bertahap, misalnya menggeser waktu tidur 15 menit lebih awal dari biasanya. Pendekatan bertahap ini membantu tubuh beradaptasi dengan ritme baru tanpa merasa dipaksa. Dengan tidur lebih awal, Anda memiliki waktu yang cukup untuk bangun sebelum batas waktu sahur berakhir, bahkan bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk beribadah di sepertiga malam terakhir.
2. Perencanaan Menu yang Bijak
Memilih menu sahur yang tepat sangat penting untuk menjaga energi selama berpuasa. Fokuskan pada karbohidrat kompleks seperti roti gandum, nasi merah, atau oatmeal yang memberikan energi berkelanjutan. Kombinasikan dengan protein seperti telur, ikan, atau kacang-kacangan untuk menjaga rasa kenyang lebih lama. Hindari makanan bersantan atau pedas yang dapat mengganggu pencernaan. Dengan perencanaan menu yang baik, Anda dapat makan dengan tenang tanpa terburu-buru meski mendekati batas waktu sahur.
3. Manajemen Berbuka yang Cerdas
Pola makan saat berbuka puasa ternyata mempengaruhi kualitas sahur keesokan harinya. Hindari makan terlalu banyak saat berbuka karena dapat menyebabkan rasa malas bangun sahur akibat masih merasa kenyang. Lebih baik berbuka dengan porsi sedang dan makan kembali beberapa saat sebelum tidur jika masih lapar. Ini membantu tubuh tidak terlalu berat mencerna makanan dan memudahkan untuk bangun sebelum batas waktu sahur.
4. Optimalisasi Hidrasi
Manajemen cairan yang baik sangat penting dalam memaksimalkan waktu sahur. Selain minum air putih yang cukup, atur pola minum secara bertahap sejak berbuka hingga menjelang tidur. Saat bangun sahur, mulailah dengan minum air putih untuk menghilangkan dehidrasi ringan akibat tidur. Konsumsi air putih secara teratur hingga batas waktu sahur membantu menjaga hidrasi tubuh selama berpuasa.
5. Pemanfaatan Teknologi Modern
Di era digital ini, manfaatkan teknologi untuk membantu mengatur waktu sahur. Gunakan alarm dengan volume yang cukup keras dan pilih nada yang energik. Tempatkan alarm jauh dari jangkauan tempat tidur untuk menghindari kecenderungan mematikan alarm dan tidur kembali. Anda juga bisa menggunakan aplikasi pengingat waktu shalat yang memberikan notifikasi sebelum imsak dan subuh, sehingga bisa memaksimalkan waktu sahur hingga batas yang diperbolehkan.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat mengelola waktu sahur dengan lebih efektif tanpa khawatir melewati batas waktu yang ditentukan. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara memaksimalkan waktu sahur untuk mendapatkan nutrisi yang cukup, sambil tetap memperhatikan batas waktu yang telah ditetapkan dalam syariat. Ingatlah bahwa tujuan utama dari sahur bukan hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah yang membawa keberkahan di bulan Ramadhan.
Advertisement