12 Cara Mengatasi Patah Hati, Kenali Fase Pemulihannya dan Izinkan Diri Bersedih

Secara psikologis, patah hati dapat membawa campuran emosi, seperti kesedihan, kehilangan, dan bahkan duka.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 09 Mei 2024, 15:15 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2024, 15:15 WIB
Penyakit
Ilustrasi Patah Hati Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Patah hati adalah pengalaman yang lumrah terjadi dalam hidup. Secara biologis, tubuh kita terkadang bereaksi terhadap patah hati dengan cara yang mirip dengan bagaimana ia merespons rasa sakit fisik. Otak kita mungkin menganggap patah hati sebagai rasa sakit emosional, dan ia mungkin merespons dengan melepaskan hormon stres, seperti kortisol. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan gejala fisik, seperti dada yang terasa sesak atau berat, sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan.

Secara psikologis, patah hati dapat membawa campuran emosi, seperti kesedihan, kehilangan, dan bahkan duka. Kita mungkin juga berjuang dengan perasaan tidak cukup atau menghadapi penurunan harga diri kita. Ketika hati kita patah, kita tidak hanya kehilangan seseorang tetapi juga impian, rencana, dan masa depan yang kami bayangkan bersama mereka. Kehilangan tersebut meliputi beberapa tingkat, menjadikannya tantangan emosional yang kompleks untuk diatasi.

Secara alami manusia memiliki dorongan untuk memperbaiki segala hal yang rusak, termasuk hari yang patah. Namun dalam kondisi patah hati, seseorang seringkali bingung bagaimana cara mengatasi patah hati. Berikut langkah-langkah memulihkan diri dari patah hati yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/5/2024).

1. Mengenal Fase-fase Patah Hati

Ilustrasi sedih, patah hati, putus cinta
Ilustrasi sedih, patah hati, putus cinta. (Photo by Kristina Tripkovic on Unsplash)

Patah hati adalah proses yang terjadi seiring waktu dan seringkali tidak berjalan linier. Terkadang, proses ini ditandai dengan berbagai fase, masing-masing dengan kumpulan emosi dan tantangan tersendiri. Memahami apa yang terjadi di setiap fase dapat membantu seseorang dalam menemukan keseimbangan kembali. 

Setiap individu mungkin mengalami fase-fase ini dengan cara yang berbeda atau mengalaminya dalam urutan yang berbeda, atau bahkan tidak merasakannya sama sekali. Bagaimanapun fase patah hati yang dilalui, dengan waktu dan usaha seytiap individu dapat kembali merasa seperti dirinya sendiri.

a. Penolakan dan/atau Kejutan

Ini seringkali merupakan salah satu fase awal dari patah hati, di mana realitas situasi belum diproses oleh otak. Seorang yang baru saja patah hati mungkin merasa sulit untuk menerima bahwa hubungan telah berubah atau berakhir. Penolakan adalah perisai perlindungan yang dipasang oleh pikiran untuk menghadapi kejutan langsung dari kehilangan tersebut.

b. Kemarahan dan Menyalahkan

Setelah kejutan memudar, kemarahan atau frustrasi seringkali dapat menggantikannya. Kemarahan ini bisa ditujukan kepada diri sendiri, mantan pasangan, atau keadaan yang menyebabkan patah hati. Ini merupakan cara umum untuk mengatasi kehilangan emosional dan mencoba memahaminya.

c. Tawar-menawar

Jika Anda mengalami fase ini saat menghadapi patah hati, orang yang patah hati mungkin merasa berharap dan berharap agar segalanya kembali seperti semula. Mungkin banyak pikiran “bagaimana jika” dan “jika saja” berputar di pikiran atau fantasi tentang skenario di mana segalanya berjalan baik.

d. Depresi dan Isolasi

Ketika realitas mulai terasa, mungkin membawa kesedihan dan depresi. Umumnya, Anda akan cenderung menjauh dari aktivitas sosial dan mencari kesendirian untuk memproses kehilangan tersebut. Seorang yang baru saja mengalami patah hati juga mungkin merasa cemas atau khawatir tentang masa depan. Fase ini seringkali dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.

e. Penerimaan dan Penyembuhan

Penerimaan adalah awal dari penyembuhan yang sebenarnya. Ini tentang menerima kenyataan baru, dengan lembut melepaskan masa lalu, dan melihat ke masa depan. Ini juga tentang mengampuni diri sendiri dan orang lain. Inilah titik di mana gagasan untuk melanjutkan hidup mulai mengambil bentuk yang realistis.

2. Beri Izin untuk Berduka

Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta
Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta. (Photo by Zhu Liang on Unsplash)

Setiap orang memiliki cara berduka yang berbeda-beda. Kadang-kadang, kita merasa bersalah atau malu atas perasaan-perasaan negatif yang muncul setelah patah hati. Namun, penting untuk diingat bahwa merasakan kesedihan, kemarahan, kesepian, atau rasa bersalah adalah bagian dari proses penyembuhan.

Jika kita memberikan izin kepada diri sendiri untuk merasakan emosi-emosi tersebut, kita juga memberikan kesempatan kepada diri kita sendiri untuk mengalami pemulihan secara alami. Jangan takut untuk merasa, karena itu merupakan langkah awal yang penting untuk mencapai keseimbangan emosional.

3. Jaga Kesehatan Diri

Saat kita sedang mengalami patah hati, seringkali kita lupa untuk merawat diri sendiri. Namun, penting untuk diingat bahwa proses berduka bukan hanya mempengaruhi emosi kita, tetapi juga kesehatan fisik kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa rasa sakit emosional dan fisik dapat memengaruhi area yang sama di otak. 

Oleh karena itu, jaga kesehatan fisik dengan melakukan hal-hal sederhana seperti bernapas dalam-dalam, meditasi, atau berolahraga ringan. Meskipun terkadang sulit, usahakan untuk tetap makan dengan baik dan cukup minum air agar tubuh tetap sehat dan energik.

4. Komunikasikan Kebutuhan Diri

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi kehilangan. Beberapa orang mungkin merasa nyaman untuk berduka secara pribadi, sementara yang lain mungkin membutuhkan dukungan dari teman dekat atau melalui jaringan sosial. 

Penting untuk berkomunikasi dengan jelas kepada orang-orang di sekitar tentang apa yang sedang dibutuhkan selama proses berduka ini. Dengan berbagi kebutuhan, Anda memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberi dukungan dengan cara yang paling sesuai dan membantu Anda merasa lebih terhubung dan didukung selama masa sulit ini.

5. Terapkan Kebiasaan Sehat

Ilustrasi putus cinta, patah hati, bertengkar
Ilustrasi putus cinta, patah hati, bertengkar. (Image by jcomp on Freepik)

Kebiasaan sehat mendukung kesejahteraan fisik yang juga mendukung kesejahteraan emosional. Prioritaskan olahraga, istirahat yang cukup, dan beri nutrisi tubuh dengan diet seimbang. Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati, sedangkan istirahat yang cukup dan pola makan yang sehat dapat menjaga energi dan keseimbangan tubuh.

6. Tetapkan Batasan dengan Mantan 

Buatlah jarak antara Anda dan mantan pasangan untuk memberikan ruang bagi proses penyembuhan. Batasan adalah hal yang penting untuk pemulihan dari patah hati. Mereka juga membuat proses melanjutkan ke tahap berkencan lagi menjadi lebih mudah. Hindari kontak yang tidak perlu atau membuka kembali luka-luka lama yang mungkin membuat proses penyembuhan menjadi lebih sulit.

7. Fokus pada Tujuan dan Impian

Arahkan energi untuk mengejar tujuan-tujuan. Apakah itu hobi, ingin maju dalam karier, atau menjelajahi minat-minat baru, pertahankan fokus pada pertumbuhan yang positif. Memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan bermakna dapat memberikan motivasi dan arah dalam hidup, serta membantu diri melihat masa depan dengan optimisme dan antusiasme.

8. Keluar Rumah

Penelitian telah menemukan bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan selama hanya 2 jam dalam seminggu dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Berjalan-jalan di sekitar lingkungan sekitar dapat membantu orang yang baru saja mengalami patah hati, atau jika memungkinkan pergi ke tempat-tempat dengan pemandangan yang bagus untuk menyegarkan pikiran.

9. Baca Buku-Buku dan Dengarkan Podcast yang Membantu

Ampuh! Aplikasi Ini Bisa Jadi Obat Kesepian & Patah Hati. Cek Yuk!
Ilustrasi wanita nonton film di rumah. (Pexels/Ron Lach)

Mengetahui bahwa orang lain juga mengalami pengalaman serupa dan berhasil melewati masa sulit tersebut dapat membuat diri merasa lebih sedikit kesepian. Membaca buku atau mendengarkan podcast tentang kehilangan juga dapat memberikan validasi dan menjadi cara yang mendukung untuk memproses emosi yang ada dalam diri.

10. Lakukan Kegiatan yang Membuat Anda Merasa Baik

Terlibat dalam praktik-praktik mindfulness seperti meditasi, latihan pernapasan, dan menulis jurnal dapat memberi dorongan untuk berkembang di dalam realitas baru. Teknik-teknik ini dapat membantu Anda tetap terhubung dengan diri sendiri, memproses emosi dan beristirahat.

Sisihkan waktu setiap hari untuk melakukan sesuatu yang membuat diri merasa positif, entah itu menulis jurnal, bertemu dengan teman dekat, atau menonton acara yang membuat tertawa.

11. Cari Bantuan Profesional

Penting untuk berbicara tentang perasaan Anda dengan orang lain dan tidak menahan perasaan Anda sendiri. Ini memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, dan sangat normal jika Anda membutuhkan bantuan tambahan.

12. Ingatkan Diri Bahwa Penyembuhan Memerlukan Waktu

Bersabarlah dengan perjalanan penyembuhan. Jalani satu hari saja pada satu waktu, dan beri diri Anda kasih sayang dan pengertian terhadap proses penyembuhan Anda. Setiap perjalanan adalah unik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya