Dituding Pemabuk, Lambung Wanita Ini Hasilkan Alkohol Akibat Penyakit Langka

Dia mengatakan kepada dokter bahwa agamanya melarang konsumsi alkohol.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 05 Jun 2024, 14:05 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 14:05 WIB
Lambung Menghasilkan Alkohol
Seorang wanita berusia 50 tahun membuat bingung dokter dengan tanda-tanda keracunan alkohol meskipun tidak minum. Dia mengidap sindrom pembuatan alkohol otomatis. (Sumber: Pexels/RDNE)

Liputan6.com, Jakarta Selain tidak baik untuk kesehatan, minum alkohol juga dilarang dalam agama. Terutama dampaknya bagi organ tubuh mulai kerusakan lambung hingga hati. Berbeda kasus dengan seorang wanita yang justru dituduh suka minum alkohol. Padahal si wanita itu sampai mengakui agamanya melarang dia mabuk-mabukan.

Seorang wanita berusia 50 tahun membingungkan dokter setelah mengunjungi ruang gawat darurat sebanyak tujuh kali dalam dua tahun terakhir. Ia menunjukkan tanda-tanda komplikasi akibat alkohol meskipun tidak pernah minum. Lambungnya otomatis menghasilkan alkohol dalam penyakit langka

“Dia mengatakan kepada dokter bahwa agamanya melarang konsumsi alkohol, dan suaminya juga mengonfirmasi bahwa dia tidak pernah minum alkohol,” kata Dr. Rahel Zewude, spesialis penyakit menular di Universitas Toronto, kepada CNN.

Wanita ini, yang identitasnya dirahasiakan, didiagnosis menderita auto-brewery syndrome. Kondisi langka ini membuat pertumbuhan berlebih ragi atau bakteri di saluran pencernaan mengubah karbohidrat dari makanan menjadi alkohol atau bir melalui fermentasi.

Berikut Liputan6.com mengulas penyakit aneh lambung bisa menghasilkan alkohol melansir dari New York Post, Rabu (5/6/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Proses Pembentukan Alkohol di Lambung

Lambung Menghasilkan Alkohol
Sindrom pembuatan alkohol otomatis adalah kondisi langka ketika ragi atau bakteri di saluran pencernaan mengubah karbohidrat menjadi alkohol. (pexels.com/pixabay)

Wanita asal Toronto ini sering merasa kantuk berlebihan, bahkan tertidur tiba-tiba saat bersiap-siap bekerja atau menyiapkan makanan. Jika dia tidak makan banyak karbohidrat, gejalanya tidak terlalu buruk.

“Sebaliknya, ketika dia makan sepotong kue atau makanan berkarbohidrat tinggi lainnya, kadar alkohol dalam tubuhnya meningkat pesat,” jelas Zewude.

Sejak usia pertengahan 40-an, wanita tersebut mengalami infeksi saluran kemih yang diobati dengan antibiotik dan mengonsumsi obat sakit maag untuk penyakit refluks gastrointestinal. Kondisi ini menurunkan jumlah bakteri baik di saluran ususnya, membuka jalan bagi jamur untuk berkembang biak.


Obat Anti Jamur

Lambung Menghasilkan Alkohol
Orang dengan sindrom pembuatan bir otomatis disarankan membeli alat penghisap napas untuk mengukur kadar alkohol setiap kali menunjukkan gejala. (Sumber: Pexels/RDNE)

Pasien dengan sindrom auto-brewery biasanya mengonsumsi obat antijamur sebelum memulai probiotik jangka panjang untuk meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan. 

Mereka juga disarankan untuk menggunakan breathalyzer (alat untuk memperkirakan kadar alkohol dalam darah) guna mengukur kandungan alkohol dalam napas mereka di pagi hari, malam hari, atau kapanpun mereka menunjukkan gejala.

Kasus sindrom auto-brewery bukanlah hal baru dalam literatur medis, yang telah didokumentasikan sejak tahun 1940-an. Seorang pria di Belgia dibebaskan dari tuduhan mengemudi dalam keadaan mabuk pada bulan April setelah tiga dokter mengonfirmasi diagnosisnya. 

Tahun lalu, seorang mantan warga Long Island kehilangan pekerjaan mengajar dan melatihnya karena tuduhan terkait alkohol juga membagikan kisah serupa.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya