Bahaya Buah Kecubung, Halusinasi hingga Keracunan

Dampak negatif dan fakta-fakta menarik seputar buah kecubung.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 12 Jul 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 11:00 WIB
Buah Kecubung
Sumber: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Buah kecubung dikenal sebagai bagian dari tanaman yang memiliki penampilan menarik dengan bentuk bulat dan berduri. Namun, di balik keindahannya, buah ini menyimpan potensi bahaya yang seringkali diabaikan. Meskipun tanaman kecubung sering dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk berbagai penyakit, penting untuk memahami sisi gelapnya yang bisa sangat berbahaya.

Senyawa aktif dalam buah kecubung tidak hanya berfungsi sebagai obat, tetapi juga bisa menjadi racun yang mematikan jika tidak digunakan dengan benar. Efek samping yang ditimbulkan oleh konsumsi buah kecubung dapat sangat serius, mulai dari gejala fisik yang parah hingga gangguan mental. Sayangnya, penyalahgunaan buah ini sebagai zat adiktif atau bahan candu justru menambah risiko tersebut.

Apakah Anda penasaran dengan apa yang bisa terjadi jika buah kecubung disalahgunakan? Mengetahui dampak negatif dari buah kecubung bisa menjadi langkah penting untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar Anda. 

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dampak negatif dan fakta-fakta menarik seputar buah kecubung, Jumat (12/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Fakta-Fakta Buah Kecubung

Halusinasi - Vania
Ilustrasi Halusinasihttps://unsplash.com/Ehimetalor Akhere

Menyebabkan Halusinasi

Buah kecubung dapat menyebabkan halusinasi dan euforia atau rasa gembira sesaat. Efek ini terjadi karena buah kecubung termasuk dalam golongan tanaman opioid, seperti ganja dan katinon. Selain halusinasi, orang yang mengonsumsinya juga dapat mengalami pusing berkepanjangan dan muntah-muntah. Efek memabukkan dari buah kecubung sangat kuat sehingga orang yang mengonsumsinya bisa tidak sadarkan diri selama tiga hari. Konsumsi yang terus-menerus dapat mengakibatkan dampak serius seperti keracunan hingga kematian.

Menimbulkan Efek Pengeringan pada Tubuh

Buah kecubung mengandung bahan kimia yang menyebabkan efek pengeringan pada tubuh, memengaruhi otak dan jantung. Gejala yang dapat terjadi karena efek ini meliputi:

  • Kulit kering
  • Pusing
  • Tekanan darah rendah
  • Detak jantung cepat

Julukan “The Devil’s Breath”

Buah kecubung memiliki julukan "the devil’s breath" atau "napas setan" karena mengandung zat skopolamin. Zat ini dapat memberikan efek seperti menjadi zombi pada tubuh. Skopolamin berpotensi sangat berbahaya terutama dalam dosis tinggi karena dapat merusak daya ingat dan menyebabkan kematian.

Memengaruhi Sistem Saraf

Buah kecubung dapat memengaruhi sistem saraf pusat karena mengandung zat katinona, yang merupakan stimulan untuk sistem saraf pusat dan sering digunakan sebagai club drug atau party drug. Zat ini dapat membuat seseorang merasakan kesenangan dan kegembiraan yang tinggi, serta memiliki potensi menyebabkan kecanduan. Efek yang dapat dirasakan dari zat katinona meliputi:

  • Euforia (rasa gembira yang berlebihan)
  • Bersemangat
  • Sulit tidur
  • Percaya diri berlebihan
  • Peningkatan gairah seksual

Efek-efek ini dapat berlangsung selama sekitar 4-6 jam. Setelah efek zat hilang, pengguna akan kembali normal namun merasa lebih mengantuk, lemas, dan depresi. Konsumsi buah kecubung dengan zat katinona dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai efek berbahaya seperti:

  • Peningkatan tekanan darah
  • Stroke
  • Depresi berat hingga keinginan bunuh diri
  • Anoreksia (gangguan makan)
  • Kesulitan tidur
  • Gangguan irama jantung
  • Gangguan jiwa berat (gangguan psikotik)

Bahaya Mengonsumsi Kecubung

Kecubung sebenarnya mengandung berbagai nutrisi penting, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, serta tanin dan flavonoid yang bersifat antioksidan. Namun, selain kandungan positif tersebut, kecubung juga memiliki sisi gelap yang berbahaya bagi kesehatan. Tanaman ini mengandung alkaloid tropana seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius jika dikonsumsi. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat muncul akibat mengonsumsi kecubung:

1. Halusinasi

Mengonsumsi bagian mana pun dari tanaman kecubung dapat membuat Anda berhalusinasi. Hal ini disebabkan oleh kandungan alkaloid tropana dalam kecubung yang memiliki efek antikolinergik, sehingga dapat meracuni sistem saraf dan menimbulkan gejala berupa halusinasi dan kejang. Halusinasi ini dapat sangat berbahaya karena mengganggu persepsi dan kesadaran, yang berpotensi menyebabkan perilaku berisiko atau kecelakaan.

2. Kecanduan

Selain halusinasi, kecubung juga sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika karena dapat menciptakan efek rasa senang berlebih atau euforia. Efek rasa senang ini dapat membuat kecanduan karena pengguna ingin mengulangi perasaan senang tersebut. Biji buah kecubung merupakan bagian yang paling sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika, karena kandungan alkaloidnya yang tinggi.

3. Delirium

Dampak lain dari efek antikolinergik pada keracunan sistem saraf adalah linglung atau delirium. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit untuk fokus dan berpikir. Penderitanya juga akan menjadi gelisah dan terkadang sulit mengenali orang di sekitarnya. Delirium dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memerlukan perhatian medis segera.

4. Dehidrasi

Keracunan sistem saraf akibat kandungan alkaloid tropana dalam kecubung juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). Dehidrasi akibat keracunan alkaloid tropana dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa haus, mulut kering, kulit kering, dan mata kering. Dehidrasi yang parah dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

5. Takikardia

Bahaya mengonsumsi kecubung selanjutnya adalah peningkatan frekuensi detak jantung atau takikardia. Seseorang dikatakan mengalami takikardia ketika denyut jantungnya lebih dari 100 kali per menit. Kondisi yang juga dikenal sebagai jantung berdebar ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Takikardia memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi serius.

Selain beberapa bahaya di atas, mengonsumsi kecubung juga dapat mengakibatkan demam, sakit kepala, sakit perut, diare, muntah, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari konsumsi kecubung dalam bentuk apapun dan memahami risiko yang ditimbulkannya bagi kesehatan.


Cara Mengatasi Efek Samping Buah Kecubung

1. Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah proses yang dilakukan untuk mencegah penyerapan zat-zat beracun oleh tubuh. Langkah ini biasanya dilakukan dengan memberikan cairan yang dicampur dengan arang aktif. Arang aktif bekerja dengan cara menyerap racun-racun dalam sistem pencernaan sebelum zat-zat tersebut sempat diserap oleh tubuh. Proses ini penting untuk mencegah penyebaran racun lebih lanjut dan mengurangi dampak negatif dari konsumsi kecubung. Detoksifikasi harus dilakukan secepat mungkin setelah gejala keracunan muncul untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.

2. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan sering kali diperlukan untuk mengatasi gejala keracunan buah kecubung. Salah satu obat yang digunakan adalah fisostigmin salisilat, yang diberikan melalui cairan infus. Fisostigmin salisilat bekerja dengan menetralkan racun yang telah diserap tubuh, khususnya dalam kasus delirium yang diakibatkan oleh keracunan kecubung. Obat ini membantu menstabilkan kondisi pasien dan mengurangi gejala-gejala yang mengancam keselamatan. Selain fisostigmin salisilat, dokter mungkin juga akan memberikan obat lain yang sesuai dengan gejala spesifik yang dialami oleh pasien.

3. Pemantauan

Selain penanganan langsung seperti detoksifikasi dan pemberian obat-obatan, dokter atau tenaga medis juga akan melakukan pemantauan intensif terhadap pasien. Pemantauan ini bertujuan untuk mengamati gejala yang muncul serta menilai keberhasilan dari penanganan yang telah diberikan. Melalui pemantauan, dokter dapat segera mengambil tindakan tambahan jika kondisi pasien tidak membaik atau malah memburuk. Pemantauan yang ketat sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang akibat keracunan kecubung.

Meskipun buah kecubung dipercaya memiliki manfaat kesehatan karena kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya, konsumsi buah ini dapat mengakibatkan efek berbahaya, terutama jika disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika. Manfaat kecubung sebagai obat herbal pun masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi kecubung atau tanaman herbal lainnya untuk mengatasi penyakit atau kondisi tertentu. Dokter dapat membantu menentukan keamanan penggunaan dan memastikan bahwa manfaat yang diharapkan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, sehingga mengurangi risiko efek samping yang berbahaya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya