8 Sikap Terbaik Saat Bertengkar dengan Pasangan, Biar Jadi Debat yang Sehat

Pertikaian adalah fenomena yang wajar terjadi ketika dua individu dengan latar belakang yang berbeda berusaha menyesuaikan diri dalam menjalani kehidupan bersama.

oleh Miranti diperbarui 01 Agu 2024, 15:53 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 15:53 WIB
Berbicara secara bergiliran
Mengadu argumen secara bergantian saat terlibat pertikaian. (Ilustrasi: Freepik/miss_ty)

Liputan6.com, Jakarta Berargumen dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar dan sering kali tidak dapat dihindari. Namun, bagaimana cara mengelola perbedaan pendapat agar tidak berujung pada pertengkaran yang merusak adalah sebuah tantangan yang tidak mudah.

Sebenarnya argumen yang sehat sangat penting untuk menjaga komunikasi yang baik antara pasangan, serta membantu memperkuat ikatan emosional. Dengan pendekatan yang tepat, perdebatan bisa menjadi kesempatan untuk saling memahami dan menemukan solusi yang saling menguntungkan.

Berikut adalah beberapa tips yang dihimpun liputan6.com dari berbagai sumber mengenai sikap yang baik saat bertengkar dengan pasangan, Kamis (1/8/2024):

1. Berbicara secara bergiliran

Pertengkaran dalam hubungan
Pertikaian dalam Hubungan: Saat Emosi Membara! (Gambar: Freepik/Wavebreak Media)

Pertengkaran yang sehat hanya bisa terjadi jika kedua belah pihak mempunyai kesempatan untuk mengatakan apa yang ingin mereka katakan. Jika kamu adalah orang yang cenderung lebih banyak bicara, cobalah memberikan lebih banyak waktu bagi pasangan untuk berbicara. Jika kamu cenderung pendiam, gunakan kesempatan ini untuk berlatih mengomunikasikan apa yang kamu inginkan, pikirkan, dan rasakan.

2. Hormati volumenya

Tidak ada volume yang “tepat”, kecuali volume yang kamu dan pasangan merasa nyaman. Seringkali, kamu dapat menentukan apakah kamu terlalu berisik dengan memperhatikan isyarat non-verbal. Apakah pasanganmu tersentak saat berkomunikasi di saat yang panas? Apakah mereka melangkah mundur dan mungkin menyilangkan tangan di depan tubuh? 

Tanda-tanda ini mungkin memberi tahu bahwa pasanganmu merasa terancam dan diperlukan suara yang lebih lembut. Begitu pula, apakah memperhatikan tanda-tanda ini pada dirimu saat pasangan sedang berkomunikasi? Perhatikan respons dan beri tahu pasangan jika kamu ingin dia merendahkan suaranya

3. Berlatih mendengarkan

Melarang Komunikasi dengan Lawan Jenis
Ilustrasi Pasangan Credit: pexels.com/pixabay

Saat bertengkar, wajar jika kamu ingin orang lain mengetahui posisimu, dan pemahaman dalam suatu hubungan adalah hal yang penting. Dalam perdebatan yang sehat, mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara.

Kamu mungkin merasa tidak ingin mendengarkan saat sedang kesal, namun untuk benar-benar menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat, kedua belah pihak perlu mendengarkan. Mendengarkan dengan baik adalah keterampilan yang memerlukan latihan.

4. Gunakan pernyataan “Aku”

Menggunakan pernyataan “Aku” memungkinkan Sahabat Fimela mengekspresikan pengalaman tanpa mempermalukan, menghakimi, atau berasumsi. Misalnya, “Kamu selalu lupa menelepon, kamu tidak peduli!” bisa diganti dengan, “Kalau kamu tidak menelepon, aku merasa kamu tidak peduli.”

Pernyataan kedua membahas masalah tersebut, sekaligus mengungkapkan perasaan, tanpa merendahkan pasanganmu. Hal ini memungkinkan lebih banyak ruang untuk bekerja menuju jalan tengah tanpa meningkatkan pertahanan.

5. Simpan tanganmu untuk diri sendiri

Tentu saja hal ini merupakan elemen terpenting dalam argumen yang sehat. Pertengkaran yang sehat tidak akan berujung pada pertengkaran fisik. Jika kamu dan pasangan mendapati bahwa pertengkaran cenderung meningkat menjadi agresi fisik, ini mungkin pertanda sesuatu yang lebih serius dari pada perselisihan yang memanas.

Setiap orang mempunyai hak untuk berbeda pendapat tanpa takut akan cedera fisik dan kedua belah pihak bertanggung jawab untuk memastikan bahwa ruangan tersebut aman. Karena argumen yang sehat juga akan menghindari kerusakan emosional dan verbal yang disengaja.

6. Fokus pada situasi saat ini

Fokus pada situasi saat ini
Berpusat pada momen konflik yang membara. (Gambar: Freepik/cookie_studio)

Saat sedang kesal dan mengkomunikasikan rasa sakit hati, kamu mungkin tergoda untuk mengungkit konflik di masa lalu. Demikian pula, jika selama ini menyimpan kebencian, kamu juga tergoda untuk menyampaikan semua keluhan yang telah dikumpulkan. Meskipun ada saat-saat di mana rasa sakit di masa lalu dan keluhan yang tidak terekspresikan berhubungan langsung dengan permasalahan yang ada, argumen yang sehat akan mampu mengatasi permasalahan yang ada saat ini. 

Jika ada permasalahan yang belum terselesaikan dan tidak berkaitan dengan topik yang sedang diperdebatkan, mungkin yang terbaik adalah menyimpannya sampai kamu menyelesaikan permasalahan yang ada. Jangan salah paham, permasalahan yang belum terselesaikan penting untuk diatasi, namun Sahabat Fimela tidak perlu membebani situasi yang ada.

7. Beristirahatlah bila diperlukan

Tidak semua argumen dapat diselesaikan dengan rapi pada waktu yang tepat. Apakah merasa tidak berhasil, terlalu kesal untuk berbicara, membutuhkan ruang untuk menenangkan pikiran, atau memiliki alasan lain sehingga kamu tidak dapat menerima argumen saat ini, sertakan ruang untuk istirahat.

Pastikan untuk menyampaikan kepada pasangan bahwa kamu membutuhkan ruang, dan bersiaplah untuk memenuhi permintaan yang sama jika itu datang dari mereka. Dalam situasi seperti ini, kamu harus berusaha untuk tidak bersikap dingin, dan sebaliknya, mintalah waktu istirahat agar dapat kembali berdiskusi dengan kondisi tubuh yang lebih baik.

8. Akhiri diskusi dengan positif

Contoh ilustrasi kedua pasangan sedang berbicara bersama
Salah satu cara untuk mengatasi cinta yang bertepuk sebelah tangan adalah dengan mengkomunikasikan apa yang kamu rasakan kepada pasanganmu (Foto: Unsplash.com/Yolanda Suen)

Setelah berdiskusi, usahakan untuk mengakhiri dengan nada positif. Ucapkan terima kasih kepada pasangan karena telah berbagi pendapat, dan tunjukkan cinta serta penghargaan meskipun ada perbedaan.

Dengan menerapkan tips ini, kamu dan pasangan dapat menjalani argumen dengan lebih sehat, menjaga hubungan tetap harmonis meskipun ada perbedaan pendapat. Selamat mencoba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya