Liputan6.com, Jakarta Gangguan kecemasan menjadi masalah kesehatan mental yang umum dialami oleh masyarakat modern. Untuk mengatasi masalah ini, dokter seringkali meresepkan berbagai jenis obat penenang, salah satunya adalah Riklona. Obat ini termasuk dalam kelas benzodiazepin.
Riklona memperlambat aktivitas sistem saraf pusat, yang membantu mengurangi kecemasan, mengatasi gangguan panik, dan menghentikan kejang akibat epilepsi. Meskipun memiliki manfaat terapeutik, Riklona juga dapat menimbulkan efek samping jika digunakan secara tidak tepat. Salah satu masalah utama adalah penyalahgunaan obat ini adalah kecanduan yang dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan.
Advertisement
Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam tentang Riklona, termasuk bagaimana obat ini bekerja dan risiko efek samping yang mungkin muncul ketika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Berikut ulasan lebih lanjut tentang Riklona yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/8/2024).
Advertisement
Apa itu Riklona?
Riklona adalah obat yang mengandung clonazepam dan merupakan bagian dari golongan psikotropika. Obat ini adalah jenis anti kejang yang termasuk dalam kelas benzodiazepin, dan biasanya digunakan untuk menangani berbagai kondisi seperti epilepsi, gangguan kecemasan, gangguan panik, serta agoraphobia.
Riklona meningkatan aktivitas zat kimia tertentu dalam tubuh yang membantu mengurangi rangsangan berlebihan pada otak. Dengan demikian, obat ini membantu mengembalikan keseimbangan alami otak dan mengurangi gejala yang tidak diinginkan.
Sebagai antikejang dan psikotropika, Riklona memiliki kandungan utama clonazepam sebanyak 2 mg per tablet. Obat ini tersedia dalam kemasan boks dengan strip berisi 10 tablet salut selaput dan diproduksi oleh Mersifarma.
Penggunaan Riklona harus selalu di bawah pengawasan dokter karena potensi efek samping dan risiko ketergantungan yang mungkin terjadi. Dengan pemahaman yang tepat tentang fungsi dan cara kerja obat ini, diharapkan dapat memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan risiko yang ada.
Advertisement
Cara Kerja Riklona
Riklona bekerja dengan cara yang cukup spesifik untuk membantu mengatasi berbagai kondisi seperti kecemasan, kejang, dan gangguan panik. Berdasarkan informasi dari laman NHS, Riklona meningkatkan aktivitas asam gamma-aminobutirat (GABA), sebuah bahan kimia penting dalam sistem saraf.
GABA adalah neurotransmitter yang berfungsi mengirimkan sinyal ke seluruh sistem saraf. Kadar GABA yang rendah dapat menyebabkan gejala seperti serangan panik atau kejang-kejang. Dengan mengkonsumsi Riklona, yang meningkatkan aktivitas GABA, obat ini membantu menenangkan sistem saraf. Ini mengarah pada pengurangan kecemasan, penghentian kejang, serta mengendurkan otot yang tegang.
Dengan meningkatkan GABA, Riklona mempengaruhi cara otak merespons rangsangan, sehingga mengurangi aktivitas berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan. Ini adalah mekanisme kunci di balik efektivitas Riklona dalam mengatasi berbagai kondisi yang berkaitan dengan sistem saraf pusat.
Dosis dan Aturan Pakai Riklona
Dosis Riklona dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien, tingkat keparahan gejala, dan respons individu terhadap obat. Berikut adalah panduan umum mengenai dosis dan aturan pakai Riklona.
Dosis untuk Epilepsi
Dewasa
- Dosis Awal: 1 mg, diminum sekali sehari pada malam hari selama 4 hari.
- Dosis Pemeliharaan: 4 – 8 mg per hari.
- Dosis Maksimal: 20 mg per hari.
Anak Usia <10 Tahun atau Berat Badan <30 kg
- Dosis Awal: 0.01 – 0.03 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam 2 – 3 dosis.
- Peningkatan Dosis: Dosis dapat ditingkatkan hingga 0.25 – 0.5 mg setiap 3 hari sampai gejala kejang dapat dikontrol.
- Dosis Pemeliharaan: 0.1 – 0.2 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam 3 dosis.
Lansia
- Dosis Awal: 0.5 mg per hari, diminum pada malam hari selama 4 hari.
- Dosis Pemeliharaan: 4 – 8 mg per hari.
Dosis untuk Gangguan Panik
Dewasa
- Dosis Awal: 0.25 mg, diminum 2 kali sehari.
- Peningkatan Dosis: Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg per hari setelah 3 hari.
- Dosis Maksimal: 4 mg per hari.
Cara Menggunakan Riklona
- Selalu ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan atau sesuai dengan anjuran dokter.
- Tablet Riklona dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan.
- Konsumsi obat secara teratur dan pada waktu yang sama setiap hari. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Jika lupa mengonsumsi obat, segera minum dosis yang terlewat jika jeda dengan dosis berikutnya masih lama. Jika jeda dengan dosis berikutnya singkat, abaikan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis.
- Jangan mengubah dosis yang dianjurkan tanpa persetujuan dokter. Hal ini penting untuk mencegah ketidakefektifan pengobatan atau efek samping yang tidak diinginkan.
- Â Segera beri tahu dokter jika keluhan tidak membaik atau jika terjadi perubahan perilaku yang tidak wajar.
- Jika merasa lebih baik, informasikan kepada dokter agar dosis dapat diturunkan secara bertahap hingga penghentian pemberian obat (tapering off).
- Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dokter karena hal ini dapat menyebabkan sindrom putus obat (withdrawal).
- Dosis Riklona harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan respons individu, sehingga penting untuk mengikuti arahan dokter secara ketat untuk mencapai hasil yang optimal dan menghindari komplikasi.
Advertisement
Efek Samping Riklona
Riklona termasuk dalam golongan psikotropika yang memiliki potensi untuk disalahgunakan. Penting untuk menggunakan obat ini dengan sangat hati-hati. Penggunaan Riklona dalam dosis yang berlebihan atau tanpa pengawasan medis dapat mengakibatkan berbagai efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi jika Riklona dikonsumsi dalam dosis berlebih.
- Depresi
- PusingÂ
- Sembelit
- Gelisah
- Bicara tidak jelas
- Perilaku agresif
- Rasa kantuk yang luar biasa
- Kesulitan untuk mengingat
- Mudah lelah
Potensi efek samping yang serius ini mengharuskan Riklona digunakan sesuai dengan resep dokter dan petunjuk yang diberikan. Penyalahgunaan atau penggunaan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan ketergantungan dan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental.Â