Liputan6.com, Jakarta Perasaan cinta memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu memberikan warna dalam hidup. Cinta adalah sesuatu yang indah dan dapat membuat jantung berdegup kencang dengan cara yang menyenangkan.
Namun, kadang-kadang cinta dapat membuat seseorang kehilangan akal sehat dan rasionalitas karena perasaan yang mendalam terhadap orang lain. Ketika cinta berubah menjadi cinta buta atau menjadi terlalu terikat, hubungan yang terjalin bisa menjadi tidak sehat dan berpotensi merusak.
Baca Juga
Memang hal yang biasa jika kamu melihatnya sekilas dan berpikir, "namanya juga jatuh cinta." Namun, pada tingkat tertentu, perasaan cinta kepada seseorang dapat berubah menjadi toxic dan bahkan bisa membahayakan keselamatan diri sendiri. Berikut adalah beberapa tanda dari cinta buta dan sikap terlalu bucin yang sebaiknya diwaspadai dalam sebuah hubungan romantis sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (26/8/2024).
Advertisement
1. Mengabaikan Kekurangan Pasangan
Salah satu ciri dari cinta buta adalah ketidakmampuan atau ketidakbersediaan seseorang yang sedang jatuh cinta untuk mengenali kelemahan pasangannya. Individu yang sangat terikat emosional sering kali melihat pasangannya sebagai sosok yang ideal, sehingga mereka cenderung mengabaikan tanda-tanda perilaku negatif yang muncul. Contohnya, mereka mungkin mengesampingkan tindakan kasar atau manipulatif karena percaya bahwa pasangannya tidak mungkin berbuat salah atau menjerumuskan mereka.
Advertisement
2. Berlebihan Menunjukkan Pengorbanan
Mengorbankan segalanya secara berlebihan untuk pasangan dapat menjadi indikasi dari hubungan yang tidak sehat. Seseorang yang terlalu terikat pada pasangannya sering kali mengesampingkan kebutuhan dan keinginannya sendiri demi memenuhi harapan pasangan.
Mereka cenderung mengorbankan waktu dan energi untuk memenuhi semua permintaan pasangan, sambil mengabaikan karier, hobi, serta hubungan dengan teman dan keluarga hanya untuk membuat pasangan bahagia. Hal ini dapat menimbulkan ketergantungan yang merugikan dalam hubungan cinta dan menciptakan perasaan tertekan akibat pengendalian yang negatif.
3. Kehilangan Logika dan Rasionalitas
Cinta yang membutakan sering kali menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir secara logis dan rasional. Individu dalam kondisi ini mungkin mengambil keputusan yang tidak masuk akal atau berisiko tinggi demi menyenangkan pasangan atau menjaga hubungan mereka.
Mereka cenderung lebih takut kehilangan pasangan daripada memperoleh kebebasan waktu dan ruang untuk diri sendiri. Hal ini bisa termasuk mengabaikan saran dari orang-orang terdekat yang peduli dan memiliki niat baik untuk memberikan peringatan.
Advertisement
4. Ketergantungan Emosional yang Berlebihan
Tanda lain dari cinta yang berlebihan adalah adanya ketergantungan emosional yang ekstrem terhadap pasangan. Seseorang yang terjebak dalam hubungan bucin cenderung merasa tidak mampu menjalani hidup tanpa keberadaan pasangannya, sering kali mengalami kecemasan atau bahkan depresi saat terpisah.
Ketergantungan emosional ini dapat muncul akibat perilaku manipulatif dan sikap pasif-agresif yang ditunjukkan oleh pasangan yang beracun. Hal ini dapat membuat individu yang mencintai dengan tulus merasa tak berdaya dan kehilangan kemandirian mereka.
5. Mengabaikan Tanda-tanda Kekerasan
Cinta yang terlalu dalam sering kali membuat individu mengabaikan sinyal-sinyal adanya kekerasan atau penyalahgunaan dalam suatu hubungan. Mereka mungkin cenderung untuk menutupi atau memaafkan tindakan kasar dan manipulatif dari pasangan, dengan keyakinan bahwa "orang tercinta" tidak mungkin melakukan sesuatu yang dapat menyakitinya.
Hal ini bisa sangat berisiko dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, terutama saat terjadi konflik antara keduanya. Kemarahan yang tidak dikelola dengan baik sangat berpeluang dapat berakibat fatal.
Advertisement
6. Membenarkan Perilaku Buruk Pasangan
Salah satu dampak negatif dari terlalu terikat pada pasangan adalah kecenderungan untuk membela perilaku buruk mereka. Seseorang mungkin berusaha mencari alasan atau justifikasi untuk tindakan yang jelas-jelas tidak dapat diterima secara logis, seperti berbohong, berselingkuh, perilaku yang mengancam, hingga kekerasan fisik. Hal ini dapat membuat mereka terjebak dalam hubungan yang beracun dan merugikan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan trauma dan masalah kesehatan mental yang serius.
7. Mengabaikan Kebutuhan dan Keinginan Sendiri
Cinta yang buta sering kali membuat seseorang melupakan kebutuhan dan keinginannya sendiri, meskipun ia telah berusaha keras untuk mencapainya. Namun, saat merasakan cinta, segalanya berubah. Ia mungkin berpikir bahwa kebahagiaan pasangan lebih utama daripada kebahagiaannya sendiri.
Ia dapat merasa bahagia hanya dengan melihat pasangan bahagia. Ia menerima kenyataan bahwa kebahagiaannya tidak perlu diutamakan karena lebih memilih untuk membahagiakan pasangan. Hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak puas dan frustrasi dalam jangka panjang.
Advertisement
8. Mengisolasi Diri dari Teman dan Keluarga
Individu yang terjebak dalam hubungan dengan pasangan yang toxic cenderung membatasi interaksi dan komunikasi dengan anggota keluarganya. Hal ini merupakan sinyal peringatan yang perlu segera diperhatikan oleh orang-orang terdekat, termasuk keluarga, sahabat, dan teman-teman.
Mereka mungkin berpikir bahwa pasangannya adalah satu-satunya yang mereka perlukan, sehingga mengabaikan hubungan penting lainnya. Akibatnya, mereka bisa merasa kesepian dan kehilangan dukungan sosial yang sangat dibutuhkan untuk keluar dari hubungan yang beracun.
Â
9. Menutup Mata Terhadap Kritik dari Teman dan Keluarga
Mereka yang cinta buta pada pasangan cenderung sering mengabaikan nasihat atau kritik dari teman dan keluarga yang peduli tentang hubungan. Mereka sering kali merasa bahwa orang-orang terdekat tidak memahami hubungan mereka atau hanya cemburu.
Advertisement