Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah masalah gizi kronis yang ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan fisik pada anak, terutama di usia dini. Bayi yang mengalami stunting biasanya memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.
Hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal mereka. Meski begitu, yang perlu dipahami bahwa stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak dan fungsi tubuh lainnya pada anak.
Baca Juga
Berikut adalah beberapa tanda bayi yang mengalami stunting selama masa pertumbuhannya yang harus diwaspadai dan tidak boleh diabaikan. Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (9/9/2024):
Advertisement
1. Pertumbuhan Tinggi Badan yang Terhambat
Indikator utama stunting adalah pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat dibandingkan dengan bayi atau anak seusianya. Jika tinggi badan bayi Anda jauh lebih pendek dibandingkan rata-rata anak seusianya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa bayi tersebut mengalami stunting. Perkembangan tinggi yang tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar dari WHO perlu diwaspadai, terutama jika kondisi ini berlanjut hingga usia 2 tahun.
Advertisement
2. Berat Badan yang Tidak Meningkat Sesuai Usia
Bayi yang mengalami stunting umumnya tidak hanya memiliki tinggi badan yang terhambat, tetapi juga kesulitan dalam menambah berat badan. Meskipun kekurangan berat badan dapat diatasi dengan pemberian nutrisi yang lebih baik, dalam kasus stunting, peningkatan berat badan sering kali tidak secepat yang diharapkan. Pertumbuhan berat badan yang lambat atau tidak sesuai standar bisa menjadi indikasi bahwa bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya secara optimal.
3. Perkembangan Motorik Bayi yang Terlambat
Bayi yang mengalami stunting mungkin juga menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan motorik. Ini bisa terlihat dari lambatnya pencapaian tonggak perkembangan penting seperti tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, atau berjalan.
Hambatan dalam perkembangan motorik dapat mengindikasikan bahwa otot dan sistem saraf bayi tidak berkembang dengan optimal. Hal ini mungkin berkaitan dengan kurangnya asupan gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
Advertisement
4. Rendahnya Nafsu Makan Bayi
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki selera makan yang rendah. Mereka mungkin tidak tertarik atau sering menolak makanan, meskipun makanan tersebut seimbang secara nutrisi. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh mereka yang lemah dan kekurangan gizi tidak mampu merespon dengan baik terhadap kebutuhan nutrisi. Pola makan yang buruk dan rendahnya asupan gizi akan memperparah kondisi stunting, sehingga menciptakan siklus yang sulit diputus.
5 Sering Sakit atau Imunitas yang Lemah
Bayi yang mengalami stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lemah, membuat mereka lebih mudah terkena penyakit. Stunting sangat terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak optimal akibat kekurangan nutrisi, seperti zat besi, vitamin, dan protein.
Bayi yang sering sakit, mengalami infeksi saluran pernapasan, atau masalah pencernaan, mungkin menunjukkan gejala stunting. Ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang memadai untuk membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Advertisement
6. Perkembangan Kognitif Bayi Cenderung Terlambat
Stunting bukan hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif atau fungsi otak bayi. Bayi yang mengalami stunting mungkin menunjukkan tanda-tanda keterlambatan dalam belajar dan berinteraksi.
Mereka mungkin lebih lambat dalam merespon rangsangan, berbicara, atau memahami perintah sederhana dibandingkan anak-anak seusianya. Keterlambatan dalam perkembangan otak ini dapat berdampak pada kemampuan belajar mereka di masa depan.
7. Wajah Bayi Terlihat Lebih Pucat atau Kurang Berenergi
Salah satu indikasi umum bayi yang mengalami stunting adalah wajah yang terlihat pucat dan kurang bertenaga. Mereka mungkin tampak lesu, kurang ceria, dan tidak seaktif bayi sehat lainnya. Bayi yang mengalami stunting cenderung tidak memiliki cukup energi untuk bermain atau bergerak dengan semangat. Kondisi ini sering kali diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi penting seperti zat besi, yang berperan dalam produksi sel darah merah dan mendukung distribusi oksigen ke seluruh tubuh.
Â
Advertisement
8. Gangguan Pencernaan atau Infeksi Berulang
Anak yang mengalami stunting seringkali memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Imunitas yang lemah ini juga dapat mengakibatkan infeksi saluran cerna atau penyakit infeksi lainnya secara berulang.
Penting untuk dipahami bahwa stunting pada bayi adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kesejahteraan umum anak. Orang tua harus sangat waspada terhadap tanda-tanda stunting ini. Dengan mengenali tanda-tanda stunting, diharapkan pencegahan dapat dilakukan lebih dini.
Pencegahan dan penanganannya dapat dilakukan dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup, perawatan kesehatan yang baik, dan stimulasi perkembangan yang optimal pada bayi sejak dini. Jika ada tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat.