Liputan6.com, Jakarta Kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Berdasarkan data dari Globocan, terdapat lebih dari 396 ribu kasus baru kanker di Indonesia, dengan mayoritas kasus berupa kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker hati. Kanker juga menjadi penyebab kematian yang signifikan, dengan 234 ribu jiwa meninggal akibat penyakit ini setiap tahunnya.
Baca Juga
Advertisement
Kanker, menurut situs WebMD, adalah istilah umum yang mencakup lebih dari 200 jenis penyakit, seperti kanker kandung kemih, otak, ginjal, dan banyak lagi. Pada dasarnya, kanker terjadi ketika sel-sel abnormal di dalam tubuh berkembang biak secara tidak terkendali, merusak jaringan sehat. Kecepatan perkembangan kanker bervariasi tergantung jenisnya, ada yang tumbuh cepat, ada pula yang berkembang lebih lambat. Setiap jenis kanker memiliki gejala, tingkatan, dan tahapan yang berbeda, sehingga pendekatan pengobatan juga harus disesuaikan.
Namun, dengan beragamnya jenis kanker dan perbedaannya dalam hal penanganan, belum ada satu obat yang dapat menyembuhkan kanker sepenuhnya. Meskipun pengobatan modern dapat membantu pasien mencapai remisi, kanker sering kali masih tersisa dalam tubuh dan berpotensi kambuh. Berikut ulasan lebih lanjut tentang apakah kanker bisa benar-benar sembuh total atau hanya mencapai remisi sebagai batas tertinggi dari perawatan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (25/9/2024).
Apakah Kanker Bisa Sembuh Total?
Setiap jenis kanker berkembang dengan cara yang berbeda, memiliki tingkatan, tahapan, dan gejala yang beragam, serta membutuhkan penanganan yang spesifik. Oleh karena itu, tidak ada satu obat yang pasti untuk semua jenis kanker, yang membuat pengobatan kanker menjadi tantangan besar.
Salah satu alasan utama mengapa penderita kanker tidak dapat dinyatakan sembuh total adalah sifat kanker itu sendiri. Meskipun pengobatan modern seperti operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi dapat efektif dalam menghilangkan atau mengendalikan sel-sel kanker, kanker sering kali tetap ada dalam tubuh dalam bentuk yang sangat kecil dan sulit terdeteksi. Kondisi ini disebut remisi, di mana tanda-tanda dan gejala kanker menghilang atau berkurang secara signifikan, namun sel-sel kanker mungkin masih ada.
Kondisi remisi tidak sama dengan kesembuhan total, karena kanker bisa kambuh bahkan setelah bertahun-tahun. Sel-sel kanker yang tersisa dapat tumbuh kembali dan memicu kekambuhan. Inilah sebabnya mengapa dokter lebih sering menggunakan istilah "remisi" ketimbang "sembuh" untuk kanker. Risiko kambuh ini membuat kanker menjadi penyakit yang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari tubuh, dan memerlukan pemantauan jangka panjang.
Advertisement
Apa Itu Remisi Kanker?
Remisi kanker adalah kondisi di mana tanda-tanda dan gejala kanker berkurang secara signifikan, atau bahkan tidak ada sama sekali dalam tubuh. Remisi ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan medis seperti sinar-X, MRI, atau tes darah, di mana sel kanker tidak terdeteksi atau tampak berkurang secara drastis. Gejala umum yang terkait dengan kanker, seperti kelelahan dan nyeri, juga biasanya mereda dalam fase remisi.
Namun, penting untuk dipahami bahwa remisi tidak sama dengan kesembuhan total. Meskipun sel-sel kanker mungkin tampak hilang, kondisi ini belum tentu permanen. Penderita kanker hanya dapat dinyatakan benar-benar sembuh jika tidak ada bukti keberadaan sel kanker dan tidak muncul gejala setidaknya selama 5 tahun setelah perawatan.
Remisi kanker terbagi menjadi dua jenis utama: remisi parsial dan remisi lengkap. Remisi Parsial atau Partial Remission adalah kondidi dimana sel kanker masih ada di dalam tubuh, namun jumlahnya berkurang secara signifikan. Pada kasus kanker yang berbentuk tumor, remisi parsial berarti tumor telah menyusut atau berhenti tumbuh.Â
Pada leukemia, remisi parsial berarti jumlah sel kanker di tubuh telah menurun. Meskipun kanker sudah terkendali, penderita tetap perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kemungkinan kekambuhan.
Remisi Lengkap atau Complete Remission adalah kondisi tidak ada tanda-tanda keberadaan sel kanker yang terdeteksi, atau dikenal juga dengan istilah NED (No Evidence of Disease). Namun, ini tidak berarti pasien telah sembuh total, karena kanker bisa saja muncul kembali. Beberapa dokter akan menyatakan bahwa kanker telah sembuh jika remisi lengkap berlangsung selama 5 tahun, tetapi sebagian besar masih berhati-hati dalam menggunakan istilah "sembuh" karena kanker bisa saja kambuh setelah waktu yang lama.
Durasi Remisi Kanker
Durasi remisi pada setiap penderita kanker bervariasi tergantung pada jenis kanker, stadium, serta bagaimana respons tubuh terhadap pengobatan. Beberapa penderita bisa berada dalam remisi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Untuk mempertahankan kondisi remisi, sering kali diberikan terapi pemeliharaan, dan pemeriksaan rutin tetap diperlukan untuk memantau potensi kekambuhan.
Jika kanker mulai tumbuh kembali, pemeriksaan rutin memungkinkan dokter untuk segera memulai pengobatan baru. Meskipun tidak semua kanker dapat mencapai remisi, terutama pada stadium lanjut, perkembangan ilmu kedokteran membuka kemungkinan bagi kanker stadium IV untuk mencapai remisi, baik secara parsial maupun lengkap.
Dalam hal ini, remisi kanker menjadi tahap penting dalam perjalanan pengobatan kanker, tetapi tetap memerlukan kewaspadaan dan tindak lanjut medis yang berkelanjutan.
Advertisement
Cara Mencapai dan Mempertahankan Remisi Kanker
Mencapai remisi kanker memerlukan pengobatan yang agresif, terutama jika kanker masih berada di tahap awal. Beberapa metode pengobatan yang sering digunakan untuk mencapai remisi meliputi kemoterapi, radioterapi, operasi, imunoterapi, serta terapi hormon. Dalam banyak kasus, dokter akan merekomendasikan kombinasi dari metode-metode ini untuk memastikan bahwa kanker dapat dikendalikan atau dihilangkan secara efektif.
Namun mencapai remisi hanyalah langkah awal, untuk mempertahankan remisi dan mencegah kekambuhan, penderita kanker harus menjalani pemeriksaan rutin dan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa langkah penting untuk mempertahankan kondisi remisi.
1. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang
Mengutamakan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta protein tanpa lemak dapat membantu menjaga sistem imun tubuh. Nutrisi yang seimbang juga penting dalam mendukung pemulihan dan mempertahankan kesehatan tubuh setelah pengobatan kanker.
2. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama bagi banyak jenis kanker. Dengan berhenti merokok, penderita kanker dapat mengurangi risiko kambuhnya kanker atau terkena kanker jenis lain.
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang ideal berperan penting dalam kesehatan keseluruhan. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker kambuh. Oleh karena itu, menjaga berat badan dalam kisaran sehat bisa membantu mempertahankan remisi.
4. Membatasi atau Menghindari Konsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko kekambuhan kanker. Sebaiknya batasi atau hindari minuman beralkohol untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
5. Berolahraga Secara Rutin
Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi risiko kekambuhan kanker. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi kesehatan.
6. Mengelola Stres
Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Salah satu cara efektif untuk mengelola stres adalah dengan bergabung dalam komunitas survivor kanker, di mana para penderita dapat saling memberikan dukungan moral dan berbagi pengalaman.
Jenis-jenis Terapi Kanker
Pengobatan kanker dilakukan berdasarkan berbagai faktor, seperti jenis kanker, stadium, dan riwayat kesehatan pasien. Setiap jenis terapi memiliki tujuan yang berbeda, baik untuk menghancurkan sel kanker, mengecilkan tumor, atau mencegah penyebarannya lebih lanjut. Berikut beberapa metode terapi kanker yang umum dilakukan, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan.
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan kanker dengan obat-obatan yang bertujuan membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Sel kanker berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan kemoterapi bekerja dengan menghancurkan sel-sel ini.
Efek samping
- Rambut rontok
- Gangguan pencernaan (mual, muntah)
- Masalah kesuburan
- Anemia (penurunan produksi sel darah merah dan putih)
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi seperti sinar-X atau sinar gamma untuk menghancurkan sel kanker. Terapi ini merusak DNA sel kanker, menghentikan pertumbuhannya, dan mencegah penyebarannya. Biasanya digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau mengobati kanker stadium lanjut.
Efek samping
- Mual dan muntah
- Rambut rontok
- Kulit kusam akibat radiasi
- Penurunan nafsu makan
3. Imunoterapi
Imunoterapi meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Metode ini menggunakan agen-agen seperti antibodi, vaksin kanker, terapi sel-T, atau sitokin untuk merangsang respons imun terhadap sel kanker.
Efek samping
- Nyeri dan pembengkakan di area suntikan
- Rasa lelah berkepanjangan
- Demam
- Nyeri otot
- Gangguan pencernaan
4. Terapi Target
Terapi target merupakan pengobatan yang dirancang khusus untuk menyerang sel kanker berdasarkan perubahan genetik dan molekuler dalam sel tersebut. Terapi ini membidik protein atau molekul spesifik yang mendukung pertumbuhan sel kanker, sehingga efek samping pada sel sehat dapat diminimalkan.
Efek samping
- Diare
- Peningkatan enzim hati
- Ruam kulit
- Kulit kering dan perubahan warna kuku
- Kebotakan
- Sariawan
5. Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan untuk menghambat aktivitas hormon yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker prostat. Terapi ini bertujuan menurunkan kadar hormon atau memblokir efek hormon pada sel kanker.
Efek samping
- Penurunan libido dan kelelahan
- Risiko osteoporosis
- Pembekuan darah dan penyakit jantung
- Peningkatan berat badan
- Risiko stroke dan sakit kepala
Advertisement