Harap Diwaspadai, Ini 5 Cara Mengatasi Pelecehan Seksual Online

Jangan berdiam diri, lawan pelecehan seksual!

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 30 Sep 2024, 11:17 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 11:17 WIB
pelecehan online
Pelecehan perlu dihentikan. (Copyright Pexels/RDNE Stock project)

Liputan6.com, Jakarta Akhir-akhir ini, insiden pelecehan seksual semakin sering terjadi. Data menunjukkan bahwa perempuan masih menjadi kelompok yang paling banyak menjadi korban, yakni sebesar 71% (The Conversation, 2020). Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa siapa saja bisa menjadi korban, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Media sosial dan aplikasi pesan instan sering kali menjadi sarana bagi perilaku yang tidak pantas ini.

Pelaku biasanya melakukan aksinya dengan meninggalkan komentar tidak senonoh pada postingan yang sebenarnya tidak memancing pikiran negatif. Kemudahan akses dan anonimnya identitas pelaku membuat pelecehan seksual online sulit dihindari, bahkan sering kali terjadi tanpa disadari.

Walaupun dampaknya bisa sangat besar, banyak korban yang bingung bagaimana cara merespons atau menghadapi situasi tersebut. Berikut telah dirangkum informasinya, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(30/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Jaga Kerahasiaan dan Data Pribadi Anda

Lindungi Privasi dan Informasi Pribadi
Jaga kerahasiaan data pribadi. (Hak Cipta Pexels/energepic.com)

Melindungi privasi di media sosial adalah tindakan penting untuk menghindari pelecehan online. Pastikan pengaturan privasi pada platform seperti Facebook, Instagram, atau TikTok diatur sedemikian rupa sehingga hanya individu yang dapat dipercaya yang bisa melihat informasi pribadi Anda. Hindari membagikan data sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau lokasi secara publik di media sosial karena hal tersebut dapat menjadi sasaran bagi pelaku pelecehan.

Selain itu, batasi interaksi dengan akun-akun yang tidak dikenal, terutama yang menunjukkan perilaku mencurigakan. Dengan lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi di dunia maya, risiko menjadi korban pelecehan seksual online juga akan berkurang. Tindakan pencegahan ini dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.


2. Terapkan Keamanan Akun yang Kuat

Gunakan Keamanan Akun yang Kuat
Berhati-hatilah saat menggunakan media sosial. (Hak Cipta Pexels/Towfiqu barbhuiya)

Pastikan keamanan akun Anda dengan menggunakan kata sandi yang kuat dan sulit ditebak. Hindari pemakaian informasi umum seperti tanggal lahir, nama, atau angka yang terlalu sederhana. Sebaiknya, buat kata sandi yang terdiri dari kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol untuk meningkatkan tingkat kesulitan bagi orang lain dalam menebaknya.

Selain itu, aktifkan autentikasi dua faktor pada platform digital yang menyediakan fitur tersebut. Dengan autentikasi dua faktor, Anda menambahkan lapisan keamanan ekstra yang membuat akun Anda lebih sulit diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Sikap ini sangat efektif dalam mencegah penyalahgunaan akun untuk tujuan yang merugikan.


3. Larang dan Laporkan Pelaku

Blokir dan Laporkan Pelaku
Hindari berinteraksi dengan pelaku. (Copyright Freepik/author/freepik)

Apabila mengalami pelecehan, segera blokir pelaku di platform media sosial yang digunakan. Dengan memblokir mereka, komunikasi lebih lanjut akan terhenti dan mereka tidak dapat lagi mengakses akunmu. Ini adalah cara cepat dan mudah untuk melindungi diri dari interaksi yang tidak diinginkan.

Selain itu, laporkan tindakan pelaku kepada pihak platform. Sebab, hampir semua platform media sosial memiliki kebijakan untuk melindungi pengguna dari pelecehan, dan setiap laporan dapat memberikan efek jera pada pelaku. Salah satunya adalah dengan penangguhan akun. Langkah ini tidak hanya membantumu, tetapi juga bisa melindungi orang lain dari perilaku serupa di masa depan.


4. Kumpulkan Bukti Tindakan Pelecehan

Kumpulkan Bukti Pelecehan
Kumpulkan semua bukti yang ada.

Apabila pelecehan terus berlanjut, sangat penting untuk mengumpulkan bukti seperti tangkapan layar atau rekaman percakapan. Bukti ini bisa sangat membantu jika Sahabat Fimelaa memutuskan untuk melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang atau melalui jalur hukum. Pastikan semua bukti disimpan dengan baik untuk digunakan jika diperlukan di masa mendatang.

Dengan bukti yang kuat, pelaporan kepada pihak berwenang akan memiliki dasar yang jelas, memudahkan penegak hukum dalam mengambil tindakan terhadap pelaku. Pengumpulan bukti ini juga dapat mencegah tuduhan yang tidak berdasar dan mempercepat penyelesaian masalah.


5. Temukan Bantuan dan Dukungan Ahli

Cari Dukungan dan Bantuan Profesional
Jangan melawan sendiri. (Hak Cipta Pexels/SHVETS production)

Menghadapi pelecehan seksual di dunia maya bisa sangat menguras emosi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas yang dapat diandalkan. Berbagi pengalaman dengan orang lain dapat membantu Anda merasa lebih aman dan mendapatkan perspektif baru tentang cara mengatasi situasi ini.

Jika pelecehan semakin memburuk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional, seperti konselor, psikolog, atau pengacara. Ada beberapa organisasi atau lembaga yang khusus menangani korban pelecehan seksual online dan dapat memberikan bantuan hukum serta dukungan psikologis. Dengan dukungan yang tepat, proses penyelesaian masalah ini akan lebih mudah diatasi, baik dari segi emosional maupun hukum.

Menghadapi pelecehan seksual online memang tidak mudah, namun dengan langkah-langkah yang tepat, Sahabat Fimela dapat melindungi diri dan menjaga keamanan serta kenyamanan di dunia maya. Selalu ingat bahwa pelecehan dalam bentuk apa pun tidak boleh dianggap sepele, dan penting untuk melaporkan serta mencari bantuan jika diperlukan. Mari bersama berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan menghormati privasi setiap individu.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya