Liputan6.com, Jakarta Micin, atau yang lebih dikenal sebagai monosodium glutamat (MSG), adalah bumbu tambahan yang sering digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. MSG telah menjadi bahan pokok dalam berbagai masakan di seluruh dunia, terutama dalam masakan Asia. Namun, meskipun popularitasnya tinggi, MSG sering kali menjadi subjek kontroversi dan perdebatan.
Banyak mitos dan kekhawatiran yang berkembang di masyarakat mengenai dampak konsumsi MSG terhadap kesehatan, khususnya terkait fungsi otak dan kemampuan kognitif. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan penelitian di bidang kesehatan, berbagai studi telah dilakukan untuk mengungkap kebenaran di balik klaim-klaim tersebut.
Namun, para ahli kesehatan dan ilmuwan terus berupaya untuk memberikan penjelasan yang lebih akurat dan berdasarkan bukti ilmiah. Artikel ini akan membahas dampak sebenarnya dari konsumsi MSG terhadap fungsi otak, berdasarkan pandangan dan temuan dari para ahli di bidang kesehatan, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(3/10/2024).
Advertisement
Â
Kaitan dengan Pikiran Otak
Faktanya, glutamat memiliki berbagai peran penting dalam fungsi otak. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2019 dan 2020, ditemukan bahwa glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter, yaitu zat kimia yang merangsang sel-sel saraf untuk mengirimkan sinyal.
Namun demikian, penelitian yang berjudul Extensive use of monosodium glutamate: A threat to public health? dan Natural products as safeguards against monosodium glutamate-induced toxicity menunjukkan bahwa meskipun glutamat penting untuk fungsi otak, MSG juga berpotensi menyebabkan toksisitas otak dengan meningkatkan kadar glutamat secara berlebihan di otak, yang dapat merangsang sel-sel saraf secara berlebihan dan berisiko menyebabkan kematian sel.
Beberapa penelitian yang dikutip dari Healthline.com mengungkapkan bahwa makanan yang mengandung glutamat tidak akan memberikan dampak besar pada otak karena sebagian besar glutamat tidak menyebar dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah atau menembus penghalang otak. Oleh karena itu, setelah mengonsumsi MSG, seluruh kandungan akan sepenuhnya diolah dalam sistem pencernaan. Di sana, MSG berfungsi sebagai sumber energi, diubah menjadi asam amino lain, atau terlibat dalam produksi berbagai senyawa bioaktif.
Advertisement
Hasil Akhir
Hingga Februari 2023, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa MSG atau Micin dapat mempengaruhi otak jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Tidak hanya pengaruh terhadap otak, konsumsi micin juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti obesitas, gangguan metabolisme, pusing, dan sakit kepala.
Ini terjadi karena diperkirakan sekitar 1% populasi dunia tidak dapat mentoleransi MSG. Namun, gejala atau masalah tersebut tidak akan memberikan dampak jangka panjang. Meskipun pada tahun 1960-an MSG dianggap sebagai zat yang berpotensi berbahaya, bukti-bukti terbaru telah membantah mitos ini dan menunjukkan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dalam batas yang wajar.
Â