Jadi Polisi untuk Tangkap Pembunuh Sang Ayah, Seorang Wanita Brazil Akhirnya Dapatkan Keadilan

Kisah Gislayne Silva de Deus dari Brasil adalah contoh nyata tentang bagaimana keadilan harus diperjuangkan dengan tekad dan dedikasi.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 13 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi diborgol
Ilustrasi diborgol. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Keadilan menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan, tak jarang dengan usaha bertahun-tahun dan pengorbanan yang besar. Bagi mereka yang terdampak oleh ketidakadilan, perjuangan ini penting untuk memulihkan ketenangan hati dan memberikan kedamaian bagi jiwa. Ketika hukum gagal bertindak cepat, mereka yang dirugikan sering kali harus mengambil langkah ekstra untuk mencari keadilan yang tertunda.

Kisah Gislayne Silva de Deus dari Brasil adalah contoh nyata tentang bagaimana keadilan harus diperjuangkan dengan tekad dan dedikasi. Setelah menyaksikan ayahnya dibunuh ketika ia masih kecil, Gislayne bertekat untuk memperjuangkan keadilan. Dengan penuh keteguhan, ia mendedikasikan hidupnya untuk menangkap pembunuh ayahnya dengan menjadi polisi.

Keadilan adalah hak setiap orang, tetapi terkadang dibutuhkan kekuatan luar biasa untuk mencapainya. Berikut kisah Gislayne, dilansir Liputan6.com dari laman odditycentral.com, Sabtu (12/10/2024).

Pembunuhan yang Mengubah Hidup Keluarga

Ilustrasi pistol (pixabay)
Ilustrasi pistol (pixabay)

Pada tanggal 16 Februari 1999, Givaldo José Vicente de Deus, ayah Gislayne, ditembak mati setelah bertengkar di sebuah bar di Boa Vista, Brasil. Pertengkaran itu terjadi karena Givaldo berhutang sebesar 150 real Brasil (sekitar $29 atau sekitar kepada seorang pria bernama Raimundo Alves Gomes. 

Saat pertengkaran memanas, Gomes meninggalkan bar kemudian kembali dengan pistol dan menembak Givaldo di kepala. Gomes segera melarikan diri dan meskipun sudah ada surat perintah penangkapan, dia tidak pernah tertangkap.

Peristiwa ini meninggalkan luka yang dalam bagi keluarga Givaldo, terutama bagi Gislayne yang baru berusia sembilan tahun saat itu. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, dia merasakan tanggung jawab besar untuk membantu ibunya mengurus keluarga mereka.

Perjalanan Membawa Pembunuh ke Pengadilan

Palu hakim
Ilustrasi palu hakim pengadilan. (Sumber Pixabay)

Sejak kecil, Gislayne selalu ingin mengejar keadilan bagi ayahnya. Ibunya mengajarkan anak-anaknya untuk tidak pernah menyerah meski keadaan sulit, dan hal ini menginspirasi Gislayne untuk terus belajar dan bermimpi menangkap pembunuh ayahnya suatu hari nanti. Setelah lulus SMA, dia diterima di sekolah hukum dan menjadi seorang pengacara.

Namun, keinginan untuk menangkap Gomes tidak pernah padam. Pada tahun 2022, Gislayne memutuskan untuk meninggalkan kariernya sebagai pengacara dan masuk ke kepolisian agar dapat lebih dekat dengan kasus ini. Pada tahun 2024, dia berhasil lulus ujian dan diangkat sebagai penyidik polisi negara bagian, dengan penugasan di Divisi Pembunuhan.

Pada tahun 2013, Raimundo Alves Gomes sebenarnya sudah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara atas pembunuhan Givaldo, tetapi karena dia tidak pernah ditangkap, hukuman itu tidak bisa dijalankan. Pengacaranya mengajukan banding beberapa kali, tetapi semuanya ditolak. Hingga akhirnya, pada tahun 2019, surat perintah penangkapan terbaru dikeluarkan, dan batas waktunya akan berakhir pada tahun 2031.

Gislayne tahu bahwa dia harus bekerja cepat untuk menangkap Gomes sebelum batas waktu hukuman tersebut habis. Hanya dua bulan setelah memulai kariernya sebagai polisi, dia berhasil menemukan Gomes bersembunyi di sebuah pertanian di wilayah Nova Cidade, Boa Vista. Pada tanggal 25 September 2024, Gislayne bersama timnya menangkap Gomes dan membawanya ke pengadilan.

Hasil dari Upaya Panjang Mencari Keadilan

Ilustrasi penjara (AFP)
Ilustrasi penjara (AFP)

Saat bertemu dengan Gomes di kantor polisi, Gislayne memastikan bahwa dia mengetahui siapa dirinya dan bahwa dialah yang berhasil menangkapnya. Setelah penangkapan tersebut, Gislayne berbagi kabar gembira ini dengan keluarganya. Setelah bertahun-tahun menunggu, keluarganya merasakan kedamaian dan keadilan yang mereka cari selama ini.

"Saya menangis lega karena setelah sekian lama, beban berat akhirnya terangkat dari bahu saya," kata Gislayne.

Kisah perjuangan Gislayne untuk membawa pembunuh ayahnya ke pengadilan telah menyentuh hati jutaan orang di Brasil dan seluruh Amerika Selatan. Dedikasinya yang luar biasa untuk menghormati ayahnya dan memberikan kedamaian bagi keluarganya merupakan inspirasi bagi banyak orang tentang kekuatan cinta keluarga dan keteguhan hati dalam mengejar keadilan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya