Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda bertemu dengan orang dewasa yang masih asyik dengan kegiatan yang biasanya identik dengan dunia anak-anak? Fenomena 'kidult' menggambarkan kecenderungan orang dewasa yang tetap menikmati hobi, minat, atau kebiasaan yang sering dianggap sebagai milik anak kecil.
Istilah ini merupakan gabungan dari kata 'kid' dan 'adult', yang mencerminkan generasi dewasa yang masih erat terhubung dengan dunia anak-anak.
Advertisement
Saat ini, banyak orang dewasa yang menikmati aktivitas seperti bermain video game, mengoleksi mainan, atau menonton film animasi. Kebiasaan ini sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan membawa kembali kenangan masa lalu.
Advertisement
Untuk lebih jelasnya, berikut Liputan6.com telah merangkum informasi mengenai fenomena 'kidult' dari berbagai sumber, Sabtu (19/10/2024).
Faktor yang Memengaruhi Munculnya
Fenomena kidult muncul karena berbagai faktor, salah satunya adalah nostalgia. Banyak orang dewasa merasa terhubung dengan kenangan masa kecil mereka dan berusaha menghidupkan kembali momen-momen menyenangkan tersebut.
Nostalgia ini sering kali mendorong mereka untuk kembali melakukan aktivitas yang dinikmati saat masih kecil, seperti bermain game atau mengoleksi mainan. Dalam dunia yang penuh tekanan, kembali ke masa lalu dapat menjadi pelarian yang menyenangkan dan menenangkan.
Selain nostalgia, perubahan sosial dan budaya juga berkontribusi pada meningkatnya fenomena kidult. Dengan semakin banyaknya produk dan media yang menargetkan konsumen dewasa, orang dewasa merasa lebih bebas untuk mengeksplorasi minat yang mungkin dianggap tidak sesuai dengan usia mereka.
Hal ini menciptakan ruang bagi mereka untuk menikmati aktivitas yang awalnya dianggap untuk anak-anak tanpa merasa dihakimi. Kebebasan ini memungkinkan mereka untuk menikmati hobi yang membawa kebahagiaan, tanpa harus memikirkan opini orang lain.
Advertisement
Ciri-Ciri Kidult
Salah satu karakteristik utama dari fenomena kidult adalah kecenderungan untuk mengoleksi barang-barang yang terkait dengan budaya pop dan mainan masa kecil. Banyak orang dewasa yang memiliki koleksi action figure, mainan klasik, atau merchandise dari film dan acara televisi yang mereka gemari semasa kecil.
Aktivitas ini bukan sekadar hobi, tetapi juga cara untuk mengekspresikan diri dan berhubungan dengan komunitas lain yang memiliki ketertarikan yang sama. Kecintaan terhadap barang-barang ini sering kali menjadi simbol identitas dan nostalgia bagi mereka.
Selain itu, mereka seringkali menunjukkan sikap yang ceria dan penuh antusiasme dalam menjalani aktivitas yang mereka sukai. Mereka tidak merasa ragu untuk terlibat dalam permainan video, menonton film animasi, atau menghadiri acara yang berhubungan dengan hobi masa kecil. Sikap ini mencerminkan kebebasan dalam mengekspresikan diri dan mengejar kebahagiaan, tanpa terpengaruh oleh tekanan sosial.
Tidak ada yang salah dengan munculnya fenomena kidult. Justru hal ini menunjukkan bahwa tidak ada batasan usia dalam mencari kebahagiaan dan mengekspresikan diri. Dengan tetap terhubung dengan sisi 'ceria' dalam hidup, kamu dapat menemukan kepuasan dan kebahagiaan, terlepas dari usia kamu saat ini.