Liputan6.com, Jakarta Berbuka puasa menjadi momen paling dinanti umat Islam yang menunaikan ibadah puasa sunnah. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa dan meminta apapun sebelum berbuka. Karena doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Puasa sunnah yang dapat dikerjakan oleh umat Muslim ada banyak, mulai puasa Senin Kamis, Puasa Tasua, Puasa Arafah, Puasa Tarwiyah, dan masih banyak yang lainnya. Puasa sunnah ini merupakan puasa yang dilakukan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW di luar puasa wajib (puasa Ramadan).
Fungsi puasa sunnah adalah nafilah, yaitu ibadah tambahan dan pelengkap yang dapat melengkapi ibadah fardu yang sudah dikerjakan agar lebih sempurna. Pada saat waktunya berbuka, sebelum makan alangkah baiknya untuk melafalkan doa buka puasa sunnah terlebih dahulu.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai bacaan doa buka puasa sunnah dalam bahasa Arab dan artinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/11/2024).
Doa Buka Puasa Sunnah
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW di luar puasa wajib (puasa Ramadan). Puasa sunnah berfungsi sebagai nafilah, yaitu ibadah tambahan dan pelengkap yang dapat melengkapi ibadah fardu yang sudah dikerjakan agar lebih sempurna.
Ketika sudah waktunya untuk berbuka puasa, umat Muslim dalam membaca doa buka puasa sunnah yang dikerjakan. Doa ini juga diucapkan oleh Rasulullah SAW seperti tertuang dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Arab Latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
Artinya: "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih."
Namun, hadits riwayat Abu Daud menyebutkan Rasulullah membacakan doa berikut ini ketika berbuka puasa.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab Latin: Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.
Artinya: "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah."
Kendati begitu, Muslim juga dapat menggabungkan kedua doa berbuka puasa tersebut seperti yang tertuang dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi sebagai berikut.
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِيالحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ.
Arab Latin: Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika wa 'alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama'u, wabtallatil 'uruqu, wa tsabatal ajru, insya Allah. Ya wasi'al fadhli, ighfir li. Alhamdulillahil ladzi hadani fa shumtu, wa razaqani fa afthartu.
Artinya: "Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Advertisement
Waktu Membaca Doa Buka Puasa Sunnah
Dalam diskursus fikih Islam, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka puasa sunnah. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa berbuka puasa sebaiknya dibaca setelah seseorang membatalkan puasanya, baik dengan air, kurma, atau makanan lainnya. Pendapat ini didasarkan pada analisis linguistik terhadap struktur kata kerja (fi'il madhy) yang digunakan dalam doa tersebut, khususnya pada lafadz yang bermakna "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah." Penggunaan kata kerja bentuk lampau ini mengindikasikan bahwa doa tersebut lebih tepat dibaca setelah aktivitas berbuka dilakukan.
Di sisi lain, terdapat pula pendapat yang berbeda di kalangan ulama lainnya mengenai waktu pembacaan doa berbuka puasa. Sebagian ulama menyatakan bahwa doa sebaiknya dibaca sebelum berbuka puasa, sementara ada pula kelompok ulama yang tidak memberikan ketentuan khusus mengenai waktu pembacaannya. Keragaman pendapat ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah dan memberikan ruang bagi umat Islam untuk memilih pendapat yang sesuai dengan pemahaman dan keyakinan mereka, selama tetap dalam koridor syariat yang benar.
Anjuran Rasulullah saat Berbuka Puasa
Selain membaca doa berbuka puasa sunnah, ada beberapa hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umat Muslaim, yakni:
1. Menyegerakan Berbuka Puasa
Apabila telah mendengar adzan sholat Magrib, umat Muslim yang sedang melaksanakan puasa sunnah untuk segera berbuka puasa, Allah SWT tidak menyukai umatnya yang merasa hebat bisa menahan dirinya dan berlama-lama dalam berbuka puasa. Seperti sabda Rasulullah SAW ini:
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ.
Artinya: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)
2. Berbuka dengan Kurma dan Air
Anjuran Rasulullah SAW lainnya adalah berbuka dengan kurma dan air. Rasulullah SAW bersabda:
"Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air. " (HR.Abu Daud no. 2,356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih).
3. Makan Sebelum Salat
Saat berbuka puasa sunnah sebaiknya makan dahulu atau mengisi perut sebelum melaksanakan salat Magrib. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:
"Jika santapan malam sudah terhidang, dan salat sudah (akan) dilaksanakan, dahulukan santapan malam." (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik RA.).
Advertisement