Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi berkekuatan 7,3 magnitudo mengguncang Vanuatu pada Selasa (17/12/2024), mengakibatkan kerusakan signifikan di ibu kota Port Vila dan sekitarnya. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada sekitar 30 kilometer di lepas pantai Efate pada kedalaman 57 kilometer. Dampak guncangan ini tak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menimbulkan korban jiwa.
Jumlah korban terus meningkat seiring berjalannya waktu. Hingga laporan terakhir, tercatat setidaknya 14 orang meninggal dunia dan sekitar 200 lainnya terluka. Kondisi ini diperparah oleh lumpuhnya jaringan komunikasi, yang menghambat proses penyelamatan, sementara negara-negara tetangga mulai mengirimkan bantuan.
Advertisement
Baca Juga
Kejadian ini menjadi pengingat akan kerentanan Vanuatu terhadap bencana alam. Sebagai negara yang berada di Cincin Api seismik, Vanuatu sering menghadapi gempa bumi, tsunami, dan badai tropis. Kali ini, skala kehancuran memerlukan perhatian serius untuk pemulihan jangka panjang.
Advertisement
1. Kronologi Gempa dan Dampaknya
Gempa di Vanuatu berkekuatan 7,3 magnitudo terjadi pada episentrum di sekitar 30 kilometer dari Port Vila. Guncangan berlangsung selama 30 detik, cukup untuk menyebabkan kerusakan besar.
Longsor terjadi di beberapa titik, termasuk jalan utama yang menghubungkan Port Vila dengan daerah lain. Salah satu longsoran menimbun sebuah bus, menambah jumlah korban jiwa. Selain itu, dua jembatan utama dilaporkan runtuh, menghambat mobilitas dan evakuasi.
Gempa susulan berkekuatan 5,5 magnitudo terjadi keesokan harinya, memperparah kondisi. Bangunan yang sebelumnya rusak menjadi semakin rapuh, sementara warga terus mencari perlindungan. Hingga laporan terakhir, tercatat setidaknya 14 orang meninggal dunia dan sekitar 200 lainnya terluka.Â
"Pemerintah Vanuatu melaporkan bahwa 14 orang dipastikan meninggal dan 200 orang lainnya dirawat di rumah sakit utama di Port Vila akibat cedera," tulis Greenwood di X dikutip dari ANTARA.Â
Advertisement
2. Kondisi di Port Vila Pasca-Gempa
Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Vanuatu, Port Vila mengalami kerusakan parah. Salah satu gedung beton yang menjadi kantor misi diplomatik sebagian besar hancur. "Gedung itu sekarang hampir rata. Hanya tiga lantai teratas yang masih bertahan, tapi sudah turun," ujar Michael Thompson, seorang warga.
Rekaman video menunjukkan puing-puing bangunan berserakan di jalan. Tim penyelamat terlihat bekerja keras mengevakuasi korban, meskipun komunikasi yang terputus menjadi tantangan besar.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan, dengan perkiraan gelombang setinggi satu meter di beberapa wilayah. Namun, peringatan tersebut akhirnya dicabut, memberikan sedikit kelegaan bagi warga yang panik.
3. Bantuan Internasional Mulai Berdatangan
Sejumlah negara merespons cepat bencana ini. Australia mengirimkan tim medis dan unit pencarian serta penyelamatan perkotaan.
Selandia Baru juga turut serta dengan mengirimkan pesawat militer untuk memantau kerusakan.
Advertisement
4. Kondisi WNI dan Warga Asing di Vanuatu
Menurut Kementerian Luar Negeri RI Hartyo Harkomoyo, terdapat 48 warga negara Indonesia (WNI) di Vanuatu, sebagian besar adalah anak buah kapal. Hingga kini, komunikasi dengan mereka masih belum berhasil dilakukan.
"Hingga saat ini, Kemlu melalui KBRI Canberra terus mencoba menghubungi WNI, diaspora, dan kolega di sana. KBRI juga terus mencoba menghubungi pejabat dan contact point di Vanuatu. Namun, kontak-kontak tersebut belum dapat dihubungi," jelas Hartyo dalam keterangannya yang dikutip dari Lifestyle Liputan6.com, Selasa (17/12/2024).
Sementara itu, pemerintah Selandia Baru melaporkan 58 warganya berada di Vanuatu. Meski belum ada laporan korban jiwa dari pihak mereka, kerusakan pada infrastruktur membuat pemantauan kondisi menjadi sulit.
Gedung yang menampung misi diplomatik berbagai negara, termasuk Selandia Baru dan Prancis, menjadi salah satu lokasi yang paling terdampak. Tim evakuasi terus bekerja untuk memastikan keselamatan para staf.
5, Vanuatu dan Risiko Bencana Alam
Sebagai negara yang berada di Cincin Api seismik, Vanuatu menghadapi ancaman bencana alam secara rutin. Gempa bumi, tsunami, dan badai tropis menjadi risiko yang harus dihadapi penduduk setempat. Menurut laporan Risiko Dunia, Vanuatu termasuk negara dengan tingkat kerentanan bencana tertinggi.
Peristiwa kali ini menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi Vanuatu. Selain kerugian material, dampak psikologis pada penduduk juga menjadi perhatian. Proses pemulihan diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun.
Advertisement
1. Mengapa Vanuatu sering mengalami gempa bumi?
Vanuatu terletak di Cincin Api Pasifik, zona seismik aktif yang sering mengalami pergerakan lempeng tektonik.
2. Apa dampak terbesar dari gempa di Vanuatu?
Kerusakan infrastruktur, korban jiwa, dan gangguan komunikasi menjadi dampak utama gempa ini.
Advertisement
3. Bagaimana negara lain membantu Vanuatu?
Australia dan Selandia Baru mengirimkan bantuan medis, logistik, serta tim pencarian dan penyelamatan.
4. Apakah gempa Vanuatu memengaruhi Indonesia?
Menurut BMKG, gempa di Vanuatu tidak berdampak langsung pada wilayah Indonesia.
Advertisement