Liputan6.com, Jakarta Rawon adalah makanan khas Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri dalam dunia kuliner. Dengan kuahnya yang berwarna hitam pekat dan aroma rempah yang menggoda, rawon telah menjadi salah satu ikon kuliner Jawa Timur yang kini diakui dunia. Kehadirannya di meja makan selalu dinantikan karena kelezatan dan kehangatan yang ditawarkan.
Tidak hanya sekedar hidangan berkuah, rawon adalah makanan khas yang menyimpan sejarah panjang sejak era Kerajaan Majapahit. Disebutkan dalam Prasasti Taji (901 M) dengan nama "rarawwan", rawon telah menjadi bagian dari kuliner nusantara selama lebih dari satu milenium. Fakta ini menjadikan rawon sebagai salah satu warisan kuliner tertua di Indonesia.
Advertisement
Keistimewaan rawon tidak hanya terletak pada rasanya yang khas, tetapi juga pada proses pembuatannya yang penuh perhitungan dan filosofi. Penggunaan kluwek sebagai bumbu utama yang memberikan warna hitam pekat, menjadikan rawon mendapat julukan "black soup" dari wisatawan mancanegara. Berkat keunikan dan kelezatannya, rawon berhasil mengukir prestasi dengan dinobatkan sebagai sup terenak di dunia versi TasteAtlas pada tahun 2023.
Advertisement
Simak sejarah lengkap dari sup yang mendunia ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berabagai sumber, Selasa (31/12/2024).
Sejarah Panjang Rawon sebagai Makanan Khas
Menelusuri sejarah kuliner Indonesia selalu menjadi perjalanan yang menarik, terutama ketika kita membahas tentang rawon yang memiliki jejak sejarah begitu panjang. Hidangan berkuah hitam ini tidak hanya sekadar makanan khas, tetapi juga menjadi saksi perjalanan kuliner nusantara yang telah bertahan selama lebih dari seribu tahun.
Berdasarkan penemuan arkeologis, keberadaan rawon pertama kali tercatat dalam Prasasti Taji yang berasal dari tahun 901 Masehi di Ponorogo, Jawa Timur. Dalam prasasti tersebut, rawon disebutkan dengan nama "rarawwan", yang diyakini sebagai cikal bakal nama rawon yang kita kenal saat ini. Penemuan ini menjadikan rawon sebagai salah satu hidangan tertua dalam khazanah kuliner nusantara, bahkan lebih tua dari beberapa masakan tradisional lainnya yang populer saat ini.
Memasuki era Kerajaan Majapahit, rawon semakin mengukuhkan posisinya sebagai hidangan istimewa. Hal ini tercatat dalam Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni yang ditulis pada tahun 1926, di mana rawon disebutkan sebagai salah satu hidangan yang disajikan untuk para raja. Status ini menunjukkan bahwa rawon bukan sekadar hidangan rakyat biasa, melainkan makanan yang memiliki nilai prestisius di kalangan bangsawan.
Perjalanan rawon mengalami evolusi yang menarik dalam hal bahan baku utamanya. Pada masa awal kemunculannya, rawon dibuat menggunakan daging kerbau yang saat itu menjadi hewan ternak utama di masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola konsumsi masyarakat, daging sapi kemudian menggantikan daging kerbau sebagai bahan utama. Pemilihan daging sapi tidak hanya karena faktor ketersediaan yang lebih mudah, tetapi juga karena teksturnya yang lebih disukai dan lebih mudah diolah.
Dari Ponorogo, rawon kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Jawa Timur dan mengalami berbagai adaptasi sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Meski demikian, penggunaan kluwek sebagai bumbu utama yang memberikan warna hitam khas tetap dipertahankan, menjadikannya identitas yang tak tergantikan dari rawon. Penyebaran ini juga membawa rawon menjadi salah satu makanan khas yang paling dikenal di Jawa Timur, bahkan hingga ke berbagai pelosok Indonesia.
Perjalanan sejarah yang panjang ini menunjukkan bagaimana rawon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Dari hidangan kerajaan hingga menjadi makanan populer yang bisa dinikmati semua kalangan, rawon membuktikan diri sebagai warisan kuliner yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan zaman, sambil tetap mempertahankan keotentikan dan cita rasanya yang khas.
Advertisement
Keunikan Bumbu dan Cita Rasa
Setiap hidangan tradisional Indonesia memiliki keunikannya masing-masing, namun rawon hadir dengan karakteristik yang benar-benar berbeda. Warna hitam pekatnya yang khas, aroma rempahnya yang menggoda, dan cita rasanya yang kompleks menjadikan rawon sebagai makanan khas yang tidak ada duanya di dunia kuliner.
Kunci utama dari keunikan rawon terletak pada penggunaan kluwek atau keluak, buah dari pohon kepayang yang menjadi bumbu utama pemberi warna hitam. Kluwek tidak hanya berfungsi sebagai pewarna alami, tetapi juga memberikan rasa gurih yang khas dengan sedikit sentuhan rasa pahit yang memikat. Proses pengolahan kluwek sendiri membutuhkan kehati-hatian khusus, karena dalam keadaan mentah atau tidak diolah dengan benar, kluwek dapat menjadi racun. Inilah yang membuat pengolahan rawon membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Selain kluwek, rawon menghadirkan harmoni rasa melalui perpaduan berbagai rempah pilihan. Bawang merah dan bawang putih menjadi bumbu dasar yang memberikan rasa gurih dan aroma yang menggugah selera. Lengkuas atau laos menambahkan sentuhan segar dan hangat yang khas, sementara ketumbar dan kemiri yang disangrai memberikan aroma harum dan rasa gurih yang lebih dalam.
Kompleksitas rasa rawon semakin sempurna dengan hadirnya serai dan daun jeruk yang memberikan aroma wangi khas masakan Indonesia. Kunyit yang dibakar menambahkan dimensi rasa tersendiri, sementara cabai memberikan kehangatan yang pas tanpa terlalu mendominasi. Semua rempah ini tidak hanya dicampur begitu saja, tetapi melalui proses penumisan yang tepat untuk mengeluarkan minyak atsiri dan memaksimalkan rasa setiap bumbu.
Proses memasak rawon juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Daging yang dipilih, biasanya sandung lamur, harus dimasak dengan metode slow cooking agar menghasilkan tekstur yang empuk dan kaldu yang kaya rasa. Bumbu-bumbu yang telah dihaluskan kemudian ditumis hingga benar-benar matang untuk menghilangkan bau mentah dan menghasilkan aroma yang menggoda.
Yang membuat rawon semakin istimewa adalah bagaimana semua elemen bumbu dan rempah ini berpadu dalam satu kuah hitam yang memikat. Tidak ada satu bumbu yang terlalu mendominasi – semuanya hadir dalam keseimbangan yang sempurna. Bahkan warna hitamnya yang mungkin terlihat kurang menarik bagi sebagian orang, justru menjadi daya tarik tersendiri yang membuat rawon mudah dikenali dan diingat.
Cita rasa unik rawon ini terbukti tidak hanya disukai oleh lidah lokal, tetapi juga mampu memikat selera internasional. Hal ini dibuktikan dengan dinobatkannya rawon sebagai salah satu sup terbaik di dunia, mengalahkan berbagai hidangan berkuah terkenal dari berbagai negara. Prestasi ini semakin membuktikan bahwa keunikan bumbu dan cita rasa rawon memang layak untuk dibanggakan sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang paling berharga.
Pengakuan Dunia dan Prestasi
Tahun 2023 menjadi momen bersejarah bagi kuliner Indonesia, khususnya rawon yang berhasil mendapatkan pengakuan internasional yang prestisius. Pencapaian ini bukan hanya membanggakan bagi industri kuliner tanah air, tetapi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan kuliner yang diakui dunia.
TasteAtlas, ensiklopedia kuliner dunia yang dikenal dengan standar penilaiannya yang ketat, telah menobatkan rawon sebagai "10 Best Rated Soups in the World 2023" dengan rating yang sangat mengesankan, yaitu 4,7 dari 5. Pencapaian ini semakin istimewa mengingat rawon berhasil mengalahkan berbagai sup terkenal dari berbagai belahan dunia, termasuk ramen dari Jepang yang telah lebih dulu mendunia dan Tom Kha Gai dari Thailand yang terkenal dengan cita rasa eksotisnya.
Kesuksesan rawon dalam kancah internasional tidak lepas dari keunikannya yang tidak ditemukan dalam hidangan sup manapun di dunia. Warna hitam pekatnya yang berasal dari kluwek, kombinasi rempah-rempah yang kompleks, dan cara penyajian yang khas menjadi nilai lebih yang membuat rawon mendapatkan apresiasi tinggi dari para kritikus kuliner internasional.
Tidak hanya TasteAtlas, berbagai media kuliner dan food blogger internasional juga mulai memberikan perhatian khusus pada rawon. Mereka tertarik dengan sejarah panjang rawon yang telah ada sejak era Kerajaan Majapahit, proses pembuatannya yang rumit, dan filosofi di balik hidangan ini. Ketertarikan ini semakin memperkuat posisi rawon sebagai salah satu duta kuliner Indonesia di mata dunia.
Pengakuan internasional ini juga berdampak positif pada industri kuliner lokal. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang penasaran dan ingin mencicipi rawon langsung di tempat asalnya. Warung-warung rawon tradisional hingga restoran mewah di berbagai kota di Jawa Timur mulai mendapat kunjungan dari pecinta kuliner internasional yang ingin merasakan kelezatan sup hitam legendaris ini.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di level internasional. Rawon telah membuktikan bahwa dengan mempertahankan keaslian resep dan kualitas bahan, hidangan tradisional dapat menembus batasan geografis dan budaya, serta mendapatkan apresiasi dari pecinta kuliner di seluruh dunia. Pengakuan ini sekaligus menjadi tanggung jawab bagi kita untuk terus melestarikan dan memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke panggung internasional.
Advertisement
Resep Rawon Tradisional
Untuk membuat rawon autentik, diperlukan bahan-bahan sebagai berikut:
Bahan:
- 500 gr daging sapi sandung lamur, potong-potong
- 1,5 liter air
Bumbu Halus:
- 7 buah kluwek
- 7 siung bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 3 buah cabai merah kriting
- 3 cm kunyit, bakar
- 2 butir kemiri, sangrai
- 1/2 sdt ketumbar
- 1/2 sdt merica butir
- 1/2 sdt jinten
Bumbu Utuh:
- 5 lembar daun jeruk
- 3 cm jahe, memarkan
- 3 cm lengkuas
- 3 batang daun bawang prei
- 2 batang serai, memarkan
- 2 lembar daun salam
- garam dan kaldu bubuk secukupnya
Cara Membuat:
- Keluarkan isi kluwek dan rendam dengan air panas secukupnya. Blender bumbu halus dengan tambahan minyak secukupnya.
- Tumis bumbu halus hingga harum dengan api sedang, masukkan daun jeruk, daun salam, serai dan lengkuas. Masak terus hingga bumbu matang atau tidak terasa langu.
- Rebus air dengan jahe, setelah mendidih, masukkan daging yang sudah direbus matang, kemudian masukkan bumbu halus. Aduk rata dan masukkan garam serta kaldu bubuk.
- Masak agak lama hingga daging mengeluarkan kaldu agar kuah lebih kental dan sedap.
- Belah daun bawang jadi dua dan potong-potong sepanjang korek api. Goreng sebentar dengan sedikit minyak, masukkan ke dalam rawon yang mendidih. Aduk rata, jika rasanya sudah pas, angkat.
- Rawon tidak pernah disajikan sendirian. Sebagai makanan khas yang kompleks, rawon selalu hadir dengan berbagai pelengkap yang memperkaya cita rasanya, antara lain:
- Nasi putih hangat sebagai pendamping utama
- Tauge berekor pendek yang memberikan kesegaran
- Telur asin yang menambah cita rasa gurih
- Daun bawang untuk aroma segar
- Kerupuk udang sebagai pelengkap tekstur
- Sambal untuk tambahan rasa pedas
- Jeruk nipis yang memberikan sentuhan asam segar
Sebagai makanan khas yang telah bertahan lebih dari seribu tahun, rawon membuktikan diri sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan. Kombinasi unik antara bumbu tradisional, teknik memasak yang teliti, dan cita rasa yang kompleks menjadikan rawon tidak hanya sekedar hidangan sup, tetapi juga representasi kekayaan kuliner nusantara yang telah mendapat pengakuan dunia.