Liputan6.com, Jakarta Selama bertahun-tahun, mayoritas umat Muslim telah terbiasa membaca doa sebelum buka puasa, tepat ketika adzan Maghrib berkumandang dan sebelum menyantap makanan berbuka. Kebiasaan ini telah menjadi tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, tahukah Anda bahwa ada pandangan berbeda dari para ulama mengenai waktu yang paling tepat untuk membaca doa berbuka puasa?
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Para ulama, khususnya Imam Abu Bakar Muhammad Syatha' dalam kitabnya I'anat al-Thalibin, memberikan penjelasan menarik tentang waktu yang sebenarnya untuk membaca doa berbuka puasa. Penjelasan ini mungkin akan mengejutkan banyak orang, mengingat praktik yang selama ini kita lakukan.
Pentingnya memahami waktu yang tepat dalam membaca doa berbuka puasa bukan hanya terkait dengan kesempurnaan ibadah, tetapi juga berkaitan dengan adab dan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mari kita telusuri lebih dalam tentang waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka puasa dan dalil-dalil yang mendasarinya, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (16/1/2025).
Waktu yang Tepat Membaca Doa Berbuka Puasa
Dalam tradisi berpuasa umat Islam, membaca doa berbuka menjadi ritual yang tidak terpisahkan dari momentum berbuka puasa. Namun, sering kali kita melakukan kebiasaan tanpa mengetahui dasar hukum dan waktu yang paling tepat untuk mengamalkannya. Para ulama telah memberikan penjelasan detail tentang kapan seharusnya doa berbuka puasa dibaca agar sesuai dengan tuntunan syariat.
Imam Abu Bakar Muhammad Syatha' dalam kitab I'anat al-Thalibin memberikan penjelasan yang sangat jelas tentang waktu membaca doa berbuka puasa. Beliau menegaskan dalam kitabnya:
(وَقَوْلُهُ: عَقِبَ الْفِطْرِ) أَيْ عَقِبَ مَا يَحْصُلُ بِهِ الْفِطْرُ، لاَ قَبْلَهُ، وَلاَ عِنْدَهُ*
Artinya: "(Perkataan imam Zainuddin al-Malibari: setelah berbuka) yang dimaksud adalah setelah selesainya berbuka puasa, bukan sebelum atau saat berbuka."
Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa waktu yang paling tepat untuk membaca doa adalah setelah kita menyelesaikan berbuka puasa, bukan sebelumnya seperti yang umum dilakukan oleh masyarakat. Hal ini memiliki hikmah tersendiri, di mana kita telah benar-benar merasakan nikmat berbuka dan dapat lebih khusyuk dalam berdoa.
Meskipun demikian, terdapat pandangan yang lebih fleksibel dari Syaikh Sa'id bin Muhammad Ba'ali al-Hadhrami dalam kitab Busyra al-Karim. Beliau memberikan ruang kelonggaran dengan menyatakan:
(وَ) يُسَنُّ (أَنْ يَقُوْلَ عِنْدَهُ) أي عِنْدَ إِرَادَتِهِ، وَالْأَوْلَى بَعْدَهُ*
Artinya: "Disunnahkan bagi orang yang akan berbuka – dan yang lebih utama setelah berbuka (selesai menyantap makanan/minuman) – membaca doa."
Pandangan ini memberikan fleksibilitas bagi umat Islam untuk membaca doa saat akan berbuka, meskipun tetap menekankan bahwa membacanya setelah berbuka adalah pilihan yang lebih utama (afdhal).
Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari anjuran membaca doa setelah berbuka:
- Kekhusyukan dalam berdoa lebih terjaga karena rasa lapar dan haus sudah terobati
- Kondisi fisik dan mental lebih stabil setelah berbuka, sehingga dapat lebih fokus dalam bermunajat
- Rasa syukur atas nikmat berbuka dapat lebih terasa setelah benar-benar merasakan makanan dan minuman
Dengan memahami waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka puasa, kita diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lebih sempurna. Meski terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, yang terpenting adalah kita tetap menjaga adab dan kesungguhan dalam berdoa, serta memilih waktu yang paling memungkinkan kita untuk mencapai kekhusyukan dalam bermunajat kepada Allah SWT.
Advertisement
Bacaan Doa yang Dianjurkan
Doa berbuka puasa merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat berbuka, doa ini juga menjadi sarana memohon agar puasa kita diterima oleh Allah SWT. Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang doa-doa yang ma'tsur (diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW) untuk dibaca saat berbuka puasa.
1. Doa Utama yang Diriwayatkan dari Dua Sahabat
Doa berbuka puasa yang paling masyhur adalah gabungan dari dua hadis yang diriwayatkan oleh Mu'adz bin Zuhrah dan Abdullah bin Umar. Doa ini sangat lengkap karena mencakup unsur pengagungan kepada Allah, pengakuan atas nikmat-Nya, dan harapan akan diterimanya ibadah puasa. Bacaannya adalah:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan dan semoga telah tetap pahala insya Allah."
2. Doa Ringkas yang Diriwayatkan dari Ibnu Umar
Bagi yang menginginkan bacaan yang lebih ringkas, terdapat versi doa yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA yang lebih singkat namun tetap mencakup esensi doa berbuka puasa. Doa ini cocok untuk situasi dimana kita membutuhkan bacaan yang lebih praktis:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."
Keragaman doa-doa yang dianjurkan ini menunjukkan fleksibilitas dalam Islam dan kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya. Yang terpenting adalah konsistensi dalam mengamalkannya dan kekhusyukan dalam berdoa. Dengan memahami dan mengamalkan doa-doa ini dengan benar, diharapkan ibadah puasa kita dapat lebih sempurna dan diterima di sisi Allah SWT.
Tips Praktis Berbuka Puasa yang Sesuai Sunnah
Memahami dan menerapkan tata cara berbuka puasa yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW merupakan bagian penting dalam menyempurnakan ibadah puasa. Selain mendapatkan pahala puasa, mengikuti panduan yang telah ditetapkan juga memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa panduan praktis yang dapat kita terapkan saat berbuka puasa:
1. Menyegerakan Berbuka
Salah satu sunnah yang sangat ditekankan adalah menyegerakan berbuka ketika telah yakin matahari telah terbenam. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad: "Umatku akan selalu dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa." Menyegerakan berbuka bukan hanya bernilai ibadah, tetapi juga baik untuk kesehatan karena tubuh telah siap menerima asupan nutrisi setelah berpuasa.
2. Pilihan Makanan Berbuka
Rasulullah SAW mengajarkan untuk berbuka dengan makanan yang manis, terutama kurma. Jika tidak ada kurma, beliau menganjurkan untuk berbuka dengan air putih. Urutan berbuka yang dianjurkan adalah:
- Kurma basah (ruthab)
- Kurma kering (tamr)
- Air putih
- Makanan ringan lainnya
- Dilanjutkan dengan makanan utama setelah melaksanakan salat Maghrib
3. Porsi dan Cara Berbuka
Berbuka puasa sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk menghindari gangguan pencernaan. Mulailah dengan:
- Makan dalam porsi kecil
- Kunyah makanan dengan perlahan
- Berikan jeda sebelum makan porsi besar
- Hindari makan berlebihan yang dapat mengganggu ibadah
4. Aktivitas Setelah Berbuka
Setelah berbuka, dianjurkan untuk:
- Melaksanakan salat Maghrib
- Melanjutkan dengan makanan utama
- Beristirahat sejenak sebelum tarawih
- Menjaga aktivitas agar tidak terlalu berat
Menerapkan panduan berbuka puasa sesuai sunnah ini tidak hanya akan membuat ibadah puasa kita lebih sempurna, tetapi juga memberikan manfaat optimal bagi kesehatan. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan tubuh dan menjaga semangat ibadah. Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan kita dapat meraih keberkahan puasa baik secara spiritual maupun kesehatan.
Memahami waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka puasa merupakan bagian dari upaya kita menyempurnakan ibadah. Meski terdapat perbedaan pendapat, yang terpenting adalah niat dan kekhusyukan kita dalam berdoa. Semoga penjelasan ini dapat membantu kita dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan sesuai tuntunan syariat.
Advertisement