Gigi Dall'Igna, selaku General Manager dari Ducati Corse, sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi musim MotoGP tahun 2025. Meskipun demikian, ia mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak dapat mempertahankan Jorge Martin. Menurut Dall'Igna, Martin bisa membentuk kombinasi yang kuat bersama Pecco Bagnaia dan Marc Marquez. "Jorge Martin memiliki potensi untuk menjadi bagian dari trio yang hebat," ujarnya.
Sejak tahun 2012, aturan MotoGP melarang setiap tim untuk memiliki lebih dari dua pembalap. Akibatnya, tim-tim hanya diperbolehkan untuk memiliki paling banyak dua pembalap saja. Kebijakan ini menghambat rencana Ducati dan Dall'Igna untuk menyatukan Martin, Bagnaia, dan Marquez dalam satu tim pabrikan, yaitu Ducati Lenovo Team. "Kami harus mengikuti regulasi yang ada," kata Dall'Igna.
Baca Juga
Karena alasan tersebut, Ducati harus mempertimbangkan dengan matang antara memilih Martin atau Marquez untuk musim 2025. Akhirnya, mereka memutuskan untuk memilih Marquez, yang telah meraih gelar juara dunia sebanyak delapan kali. Keputusan ini menimbulkan perdebatan, terutama karena Martin memimpin klasemen sepanjang tahun 2024 dan berhasil menjadi juara dunia.
Advertisement
"Pilihan ini memang kontroversial," ungkap seorang pengamat MotoGP.
Berencana Mempertahankan Tiga Pembalap
Dalam wawancara yang dilakukan dengan Motorsport.com pada hari Selasa (14/1/2024), Dall'Igna menyatakan bahwa ia memahami banyak pihak yang merasa keputusan ini salah dan berpotensi membawa bencana bagi Ducati. Meski demikian, pria asal Italia ini menegaskan bahwa Ducati akan mendukung ketiga pembalap jika 'sistem' memungkinkan hal tersebut.
"Ini memang bisa saja terjadi. Situasinya sebenarnya cukup sederhana. Kami berkeinginan untuk mempertahankan ketiga pembalap, tetapi sistem yang ada menimbulkan berbagai rintangan di depan kami. Pada akhirnya, kami harus memilih hanya dua. Saat itu, kami memutuskan untuk memilih Pecco dan Marc. Namun, ketika membuat keputusan tersebut, kami sudah menyadari bahwa Martin memiliki potensi untuk menjadi juara," ungkapnya.
Ketika dipilih oleh Tim Ducati Lenovo pada bulan Juni 2024, Marquez belum memenangkan satu pun Grand Prix dengan Ducati, karena kemenangannya baru terjadi di Seri Aragon pada bulan September. Dall'Igna juga tidak menutupi bahwa memilih Marquez adalah keputusan yang sulit dan penuh risiko. Namun, ia berharap keputusan berani ini akan membuahkan hasil yang positif.
Advertisement
Kadang Benar, Kadang Salah
"Kami semua manusia, begitu juga para rider. Penting untuk memproyeksikan level perkembangan yang Anda butuhkan agar tahu apakah ini solusi yang lebih baik atau buruk. Ini tak mudah, tidak sederhana, tetapi itulah tugas kami. Ada kalanya kami benar, ada kalanya kami salah karena kami juga manusia," tutur Dall'Igna.
Dall'Igna menekankan bahwa sebagai manusia, para rider juga mengalami hal serupa. Menurutnya, merencanakan perkembangan yang tepat sangatlah penting untuk mengetahui apakah sebuah solusi lebih baik atau tidak. Meskipun ini bukanlah hal yang mudah dan sering kali rumit, hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab mereka. Dall'Igna mengakui bahwa terkadang mereka membuat keputusan yang tepat, namun ada kalanya juga mereka melakukan kesalahan karena sifat manusiawi yang dimiliki.
Sebagai mantan Direktur Teknis di Aprilia Racing, ia yakin bahwa kombinasi Marquez dan Bagnaia dapat bekerja sama secara efektif dalam mengembangkan Desmosedici. Walau demikian, ia menegaskan bahwa para insinyur memiliki kontribusi yang signifikan dalam membuat keputusan teknis mengenai motor tersebut. Dall'Igna percaya bahwa kolaborasi antara rider dan insinyur sangatlah penting untuk mencapai hasil yang optimal.
"Saya selalu sungguh-sungguh mempertimbangkan kata-kata para rider. Namun, keputusan soal apa yang harus dilakukan pada motor berkorespondensi kepada para insinyur. Tentu saja mereka mendengarkan komentar para rider, tetapi konfigurasi dipilih oleh insinyur," tutup Dall'Igna.
Dall'Igna menjelaskan bahwa ia selalu dengan serius memperhatikan masukan dari para rider. Meskipun demikian, keputusan akhir mengenai perubahan pada motor tetap berada di tangan para insinyur. Ia menegaskan bahwa meskipun para insinyur mendengarkan saran dari rider, mereka yang menentukan konfigurasi akhir motor tersebut.
Â