Kamu Enggak Masuk Kategori Miskin Kalau Punya Pengeluaran Rp21.250 per Hari, Ini Penjelasannya

Garis kemiskinan terbaru ditetapkan sebesar Rp595.242 per kapita per bulan oleh BPS. Jika dihitung, ini setara dengan Rp148.750 per minggu atau Rp21.250 per hari.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 17 Jan 2025, 14:43 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 14:40 WIB
caption ajakan belanja
caption ajakan belanja ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan garis kemiskinan per September 2024 sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Angka ini mencerminkan jumlah pengeluaran minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dengan penghitungan tersebut, seseorang dianggap tidak miskin jika pengeluarannya setara dengan Rp148.750 per minggu atau Rp21.250 per hari. Namun, apakah jumlah tersebut benar-benar cukup untuk bertahan hidup?

Berdasarkan data BPS, garis kemiskinan ini mencakup kebutuhan makanan dan non-makanan. Sebagian besar, sekitar 74,5 persen dari total garis kemiskinan dialokasikan untuk makanan, sementara sisanya untuk kebutuhan lainnya. Walaupun begitu, banyak pihak mempertanyakan apakah angka tersebut realistis di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok.

Laporan ini juga menyoroti penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Pada September 2024, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 8,57 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 9,03 persen. Namun, di balik penurunan angka tersebut, tantangan hidup di bawah garis kemiskinan tetap menjadi sorotan.

Apa Itu Garis Kemiskinan?

Mengutip situs resmi BPS Jatim, garis kemiskinan adalah nilai minimum rupiah yang harus dibayarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup seseorang selama sebulan. Pada September 2024, angka ini ditetapkan sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Dalam rincian, Rp443.433 dialokasikan untuk kebutuhan makanan, dan Rp151.809 untuk kebutuhan non-makanan.

Angka ini dihitung berdasarkan harga pasar dari barang dan jasa kebutuhan dasar. Contohnya, untuk makanan, rata-rata seseorang membutuhkan 1,5 kg beras per minggu seharga Rp22.500. Selain itu, protein seperti telur dan ayam juga diperhitungkan dengan biaya masing-masing Rp13.500 dan Rp11.100 per minggu.

Namun, jumlah ini tidak hanya mencakup makanan. Kebutuhan listrik, transportasi, hingga barang-barang sehari-hari seperti sabun juga menjadi komponen penting dalam perhitungan garis kemiskinan.

Bagaimana Pengeluaran Rp21.250 per Hari Dialokasikan?

Tidak Cermat saat Membeli Susu
Ilustrasi berbelanja makanan credit: Freepik.com... Selengkapnya

Memiliki alokasi Rp21.250 per hari, seseorang harus membagi pengeluarannya untuk makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Sebagai contoh, konsumsi beras sebesar 0,2 kg per hari menghabiskan sekitar Rp3.000. Sumber protein seperti telur atau ayam menghabiskan sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000 per hari.

Selain makanan, pengeluaran harian juga mencakup kebutuhan non-makanan. Biaya transportasi sederhana, misalnya, menghabiskan sekitar Rp7.000 per hari. Sementara itu, biaya listrik dan air rata-rata membutuhkan alokasi Rp5.000 hingga Rp6.000 per hari.

Namun, angka ini menunjukkan tantangan besar, terutama dengan kenaikan harga barang pokok. Realitasnya, banyak masyarakat yang harus mengorbankan kebutuhan tertentu untuk tetap bertahan hidup.

Tantangan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Hidup dengan Rp595.242 per bulan bukanlah hal yang mudah. Banyak keluarga yang harus mengatur pengeluarannya dengan sangat ketat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sebagai contoh, kenaikan harga bahan makanan seperti beras dan telur dapat langsung memengaruhi daya beli mereka.

Selain itu, kebutuhan mendesak seperti kesehatan atau pendidikan sering kali tidak termasuk dalam perhitungan garis kemiskinan. Hal ini membuat banyak keluarga kesulitan jika menghadapi situasi darurat. 

Penurunan Persentase Kemiskinan 2024

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin pada September 2024 mencapai 24,06 juta orang, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebanyak 25,22 juta orang. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk stabilitas harga bahan pokok dan program bantuan pemerintah.

Di wilayah perkotaan, persentase kemiskinan turun menjadi 6,66 persen, sementara di pedesaan menjadi 11,34 persen. Namun, meskipun angka kemiskinan menurun, tantangan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetap menjadi fokus utama.

Apakah Garis Kemiskinan Perlu Dikaji Ulang?

Banyak pihak menganggap bahwa garis kemiskinan sebesar Rp595.242 per kapita per bulan tidak mencerminkan realitas kebutuhan hidup saat ini. Kenaikan harga barang dan inflasi membuat daya beli masyarakat semakin tergerus.

Sebagai perbandingan, banyak negara lain menggunakan pendekatan yang lebih holistik dalam menentukan garis kemiskinan. Hal ini mencakup akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus mengevaluasi angka garis kemiskinan agar lebih relevan.

1. Apa itu garis kemiskinan?

Garis kemiskinan adalah jumlah minimum pengeluaran yang dibutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan dan non-makanan.

2. Berapa batas pengeluaran per hari di bawah garis kemiskinan?

Batas pengeluaran per hari di bawah garis kemiskinan adalah Rp21.250, yang setara dengan Rp148.750 per minggu atau Rp595.242 per bulan.

3. Apakah dengan pengeluaran Rp595.242 per bulan sudah cukup untuk hidup layak?

Banyak pihak menilai angka ini tidak cukup untuk hidup layak, terutama dengan harga bahan pokok yang terus meningkat.

4. Apa yang memengaruhi garis kemiskinan di Indonesia?

Faktor seperti inflasi, kenaikan harga bahan pokok, dan kebijakan bantuan sosial memengaruhi penentuan garis kemiskinan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya