Liputan6.com, Jakarta - Kedermawanan bukanlah soal jumlah harta, melainkan kebiasaan yang dibangun sejak dini. Banyak orang beranggapan bahwa sedekah hanya untuk mereka yang berkecukupan, padahal justru saat kekuranganlah seseorang bisa melatih keikhlasan dalam berbagi atau jadi dermawan.
KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, menegaskan bahwa seseorang yang tidak terbiasa berderma sejak hartanya masih sedikit, jangan berharap bisa menjadi dermawan ketika hartanya melimpah.
Advertisement
"Ingat, yang tidak pandai berderma di saat hartanya masih sedikit, jangan berkhayal bisa menjadi seorang dermawan di saat hartanya banyak," ujar Buya Yahya, dikutip dari video di kanal YouTube @albahjah-tv.
Advertisement
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa semakin seseorang menunda untuk sedekah, semakin berat baginya untuk melakukannya di kemudian hari.
Orang yang sudah terlatih berbagi sejak kondisi sulit, kelak akan lebih mudah bersedekah ketika rezekinya melimpah. Sedekah bukan lagi menjadi beban, melainkan hiburan yang paling indah dalam hidupnya.
Sebagai contoh, Buya Yahya menceritakan tentang seseorang yang berjualan di masjid. Setiap hari, sebelum pulang, orang itu selalu menyisihkan uang untuk bersedekah.
Jumlahnya tidak besar, kadang hanya sepuluh ribu rupiah, kadang dua puluh ribu rupiah. Namun, kebiasaan itu terus dilakukan selama bertahun-tahun tanpa putus.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Layak Kaya di Akhirat
Ketika ditanya sudah berapa lama ia berjualan di masjid, orang itu menjawab bahwa ia telah melakukannya selama lima belas tahun. Jika dihitung, jumlah sedekahnya sudah mencapai angka yang luar biasa.
"Banyak orang kaya pun tidak bisa sedekah sebanyak itu," kata Buya Yahya.
Orang yang memiliki kebiasaan seperti itu layak untuk menjadi kaya di akhirat, karena ketulusannya dalam berbagi tidak bergantung pada jumlah harta yang dimiliki.
Buya Yahya mengajak setiap orang untuk bersedekah dengan rezeki yang telah Allah berikan, tanpa harus menunggu berlimpahnya harta.
"Jangan nunggu banyak. Yang sedikit pun berikan. Berdermalah, maka sungguh Allah Maha Tahu," tegasnya.
Allah bahkan berjanji akan mengganti dan menambah rezeki bagi mereka yang ikhlas berbagi.
Oleh karena itu, setiap orang seharusnya terpacu untuk berjuang dalam kebaikan, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk sesama.
Kunci utamanya adalah melatih diri sejak awal. Jika rezeki masih sedikit, biasakanlah menyisihkan sebagian untuk berderma.
Advertisement
Harta Sedikit Tak Sedekah, Saat Kaya Dijamin Tak Sedekah
Dengan kebiasaan baik itu, ketika Allah memberikan kelimpahan harta, seseorang sudah terbiasa berbagi tanpa merasa berat.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah bersedekah saat hartanya sedikit, kemungkinan besar juga tidak akan bersedekah saat hartanya banyak.
Orang seperti itu akan tetap tamak, meskipun memiliki harta melimpah.
Keserakahan yang terus dipupuk dalam diri akan menjelma menjadi kefakiran yang tersembunyi, bahkan di balik kehidupan yang tampak kaya sekalipun.
Buya Yahya mengingatkan bahwa hakikat kekayaan bukanlah soal jumlah harta, tetapi sejauh mana seseorang mampu merasa cukup dan berbagi dengan ikhlas.
Pesan ini menjadi peringatan bagi siapa saja agar tidak menunda-nunda kebiasaan berderma.
Dengan melatih diri untuk bersedekah sejak awal, seseorang telah menyiapkan jalan menuju kekayaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)