Liputan6.com, Jakarta Kita sering menjumpai cerita tentang ular yang menyeberang jalan. Namun, ular tak seperti manusia yang bisa tengok kanan dan kiri sebelum menyeberang untuk menghindari tertabrak kendaraan yang sedang melaju.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, sering kali kita mendengar ular yang tertabrak kendaraan. Maraknya kejadian itu, ada aksi berani yang dilakukan oleh seorang pemuda dengan menolong ular saat menyeberangi jalan.
Dilansir Liputan6.com dari Mothership, Selasa (21/1/2025), dua orang pria, Ho Song Thye dan rekannya, menghadapi situasi tak biasa pada 19 Januari sekitar pukul 1 pagi di daerah Tuas, Singapura.
Mereka menemukan seekor ular piton sanca kembang yang membentang di tengah jalan raya. Awalnya, mereka mengira itu adalah bangkai hewan, tetapi setelah memeriksa lebih dekat, mereka menyadari ular itu masih hidup.
Ho membagikan pengalamannya di Instagram, menceritakan bahwa ular tersebut tergeletak melintang di dua jalur jalan dengan lalu lintas kendaraan berat. Dalam video yang ia unggah, terlihat truk besar melintas di jalur kanan, sementara Ho dan temannya berdiri sekitar satu hingga dua meter dari ular tersebut di jalur kiri.
Aksi berani berusaha menyelamatkan ular
Ho dan temannya, lulusan Studi Lingkungan dari Universitas Nasional Singapura (NUS), memutuskan untuk mengambil tindakan demi menyelamatkan ular itu. Mereka mengarahkan truk yang melintas agar menghindari ular dan perlahan mendorongnya menuju selokan terdekat.
Awalnya, mereka mempertimbangkan untuk mengangkat ular itu ke trotoar karena ular piton tidak berbisa. Namun, mereka memutuskan tidak melakukannya karena gigitan ular tetap dapat menyebabkan infeksi yang menyakitkan.
Akhirnya, salah satu dari mereka dengan hati-hati mendorong ular tersebut menggunakan kaki, hingga ular mulai bergerak ke arah selokan. Dengan gestur lembut, mereka memastikan ular itu masuk ke selokan dengan aman sambil tetap memperhatikan kendaraan berat yang melintas.
Advertisement
Konflik manusia dan satwa liar
Insiden ini membuat Ho merenungkan konflik antara manusia dan satwa liar di Singapura. Ia menyoroti bahwa kasus satwa liar tertabrak kendaraan di jalan raya cukup sering terjadi. "Jika kami tiba lima menit lebih lambat, mungkin kami hanya akan menemukan bangkai ular," ujar Ho.
Ho juga menyoroti pandangan negatif masyarakat terhadap ular, mengingatkan insiden di mana sekelompok orang memukul dan membunuh seekor ular dengan kejam.
Ia menjelaskan bahwa ular piton (sanca kembang) adalah spesies asli Singapura yang memiliki peran penting dalam ekosistem, seperti mengendalikan populasi tikus di perkotaan.
Ho juga menjelaskan bahwa selokan di Singapura kemungkinan besar menjadi habitat alami ular, mengingat wilayah tersebut kini semakin urban. Ia menyerukan pentingnya edukasi dan kesadaran publik agar manusia dapat hidup berdampingan secara damai dengan satwa liar.