Liputan6.com, Jakarta Pertarungan epik antara dua predator mematikan, raja kobra sepanjang 3,5 meter dan piton remaja sepanjang 1,5 meter, terjadi di Cagar Alam Lahan Basah Sungei Buloh, Singapura.
Pertarungan yang langka ini disaksikan langsung oleh fotografer satwa liar, William Ko, yang mengabadikan momen tersebut dalam video. Ko membagikan pengalamannya ini di media sosial pada 23 November, menarik perhatian banyak netizen.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Liputan6.com dari Mothership, Sabtu (30/11/2024), dalam wawancaranya, Ko menggambarkan momen tersebut sebagai peristiwa yang mendebarkan. Ia menyaksikan bagaimana raja kobra menggunakan taringnya untuk menyuntikkan racun ke tubuh piton, membuatnya lumpuh.
Advertisement
Di sisi lain, piton berusaha melawan dengan melilit tubuh kobra, menggunakan kemampuan alaminya sebagai pemangsa non-berbisa yang membunuh mangsa melalui lilitan. Setelah perlawanan sengit selama satu jam, piton akhirnya kalah dan sepenuhnya ditelan oleh raja kobra.
"Ular piton tersebut [melawan] dengan cara mencekik ular kobra," kata Ko, sambil menambahkan bahwa dibutuhkan waktu sekitar satu jam hingga ular piton tersebut dimangsa seluruhnya oleh raja kobra.
Ophiophagy: Fenomena ketika ular memakan ular lain
William Ko memperkirakan ular piton remaja memiliki panjang sekitar 1,5 meter, sedangkan ular kobra raja berukuran lebih dari dua kali lipat, dengan panjang sekitar 3,5 meter. Mereka saling serang dalam pertarungan perburuan.
Sebuah pertemuan impian bagi para pecinta satwa liar, Ko menggambarkan perburuan itu sebagai "pengingat yang menyedihkan akan keseimbangan dan keindahan alam".
Fenomena seperti itu dikenal sebagai ophiophagy, di mana ular memakan ular lain. Raja kobra terkenal dengan kebiasaannya ini sebagai strategi bertahan hidup. Dengan memangsa ular lain, mereka mengurangi persaingan sekaligus memastikan ketersediaan makanan yang stabil.
Praktik itu tidak jarang ditemukan di alam, namun tetap menjadi tontonan yang luar biasa bagi pecinta satwa liar. Fenomena seperti ini tidak jarang terjadi.
Advertisement
Sudah banyak kasus
Pertarungan ular di Sungei Buloh bukanlah yang pertama. Pada Juni 2021, peristiwa serupa terjadi di lokasi yang sama, di mana seekor raja kobra juga menelan piton secara utuh.
Meskipun reticulated python atau ular sanca batik adalah salah satu ular yang paling umum ditemui orang di Singapura, sebaliknya ular king kobra lebih jarang ditemui. King kobra diklasifikasikan sebagai rentan oleh IUCN.
Sementara ular kobra menggunakan racunnya untuk melumpuhkan mangsanya. Di sisi lain, ular sanca batik adalah ular yang tidak berbisa dan membunuh mangsanya dengan cara melilitnya hingga mati.
Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat akan keseimbangan alam dan keindahan dari proses kehidupan liar yang mengesankan.