Cara Unik 6 Hewan Pakai Ekor untuk Pelindung Diri, Jadi Umpan hingga Selimut

Liputan6.com, Jakarta Ada berbagai jenis hewan yang memiliki ekor. Ekor hewan mempunyai beragam fungsi. Biasanya, ekor digunakan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau membantu menggenggam sesuatu.

Namun, beberapa hewan telah berevolusi untuk menggunakan ekor mereka dengan cara yang lebih unik dan luar biasa. Dalam beberapa kasus, ekor mereka bahkan berubah menjadi alat khusus yang tampak aneh.

Misalnya, salah satu cara paling menggemaskan hewan menggunakan ekornya adalah sebagai selimut. Banyak hewan berbulu lebat, seperti tupai, melilitkan ekor mereka untuk menjaga kehangatan tubuh. Ini adalah contoh sempurna dari penggunaan ekor yang sederhana namun sangat efektif.

Di sisi lain, ada hewan seperti ular bertanduk berekor laba-laba yang langka, berasal dari daerah perbatasan gersang antara Iran dan Irak. Ekor ular itu sangat unik dan tampak aneh, digunakan untuk umpan dan menangkap mangsa.

Ekor hewan-hewan itu menunjukkan betapa beragam alam dalam menciptakan cara-cara yang menakjubkan untuk bertahan hidup. Berikut ini cara unik hewan pakai ekor untuk pelindung diri, dilansir Liputan6.com dari Oddee, Jumat (24/1/2025).

Bagi banyak binatang, ekor pada dasarnya adalah anggota tubuh tambahan. Namun, ada makhluk yang membawa keseluruhan konsep ini ke tingkat yang lebih tinggi.

Ambil contoh biawak. Sebelum mereka menampar musuh dengan ekornya, mereka mungkin mengambil posisi mengancam untuk menakut-nakuti. Biawak berdiri dengan kaki belakangnya dan menopang dirinya dengan ekornya agar tampak lebih tinggi sambil mendesis mengancam.

Namun, kanguru sebenarnya menggunakan ekornya seperti kaki sungguhan. Selama pergerakan normal, ekor kanguru berfungsi untuk menyeimbangkannya. Namun jika merasa membutuhkan kecepatan, kanguru dapat menancapkan ekornya ke tanah untuk lepas landas dengan akselerasi tambahan.

Mungkin cara hewan yang paling menggemaskan untuk menggunakan ekornya adalah sebagai selimut. Banyak makhluk berekor berbulu halus yang meringkuk di ekornya, dengan tupai sebagai contoh paling terkenal.

Kini, tupai menggunakan ekornya lebih dari itu, mulai dari keseimbangan hingga komunikasi. Namun ketika tiba waktunya untuk tidur, bisa dipastikan tupai akan bersembunyi di ekornya yang hangat.

Hal yang sama berlaku untuk rubah kutub. Malam di ujung utara sangat dingin, namun rubah berekor lebat ini tetap hangat dengan bersembunyi di salju dan melingkarkan ekornya di sekelilingnya.

Kehidupan seekor ngengat luna dewasa dihitung dalam hitungan hari. Oleh karena itu, setiap detik sangat berharga bagi serangga cantik ini, dan ia tidak dapat menyia-nyiakan momen berharganya dengan dimakan kelelawar.

Jadi, mereka telah mengembangkan cara untuk mengalihkan perhatian predator malam hari dengan sepasang ekornya yang berkibar-kibar. Gerakan mereka menghilangkan ekolokasi kelelawar, membuat mereka mengira tubuh ngengat sebenarnya berada di ujung ekor.

Saat kelelawar menyerang, yang dihasilkan hanyalah seteguk ujung sayap yang memanjang. Ini mungkin sedikit pintar, tapi ngengat ini lebih dari siap untuk mengorbankan ekornya demi mendapatkan kesempatan menghasilkan beberapa bayi.

Tokek adalah pemanjat yang sangat mahir, dengan mudah memanjat pohon dan dinding vertikal. Kadang-kadang, bahkan jari-jari kaki para pemanjat ulung ini pun tergelincir.

Tapi jangan khawatir. Tokek yang jatuh akan langsung membenturkan ekornya ke permukaan pendakian. Dalam kebanyakan kasus, hal ini akan memperlambat jatuhnya sehingga tokek dapat kembali menempel ke dinding.

Meski rem ekornya rusak, tokek tidak mendapat masalah. Ia akan menggunakan ekornya sebagai kemudi untuk berputar di udara, memastikan kadal kecil itu mendarat dengan kakinya.

Ular berbisa bertanduk ekor laba-laba merupakan ular langka yang berasal dari wilayah perbatasan gersang antara Iran dan Irak. Ia memiliki salah satu ekor paling aneh di antara hewan apa pun, yang membantunya menangkap mangsa.

Ujung ekor ular ini telah berevolusi menyerupai laba-laba (walaupun digambar oleh anak berusia dua tahun). Ekornya memiliki massa sentral yang bulat dengan beberapa "kaki" berdaging yang mencuat keluar.

Namun, ia cukup mirip laba-laba untuk mengelabui burung, mamalia, dan reptil pemakan serangga. Ular lapar itu menunggu dengan ekor terbuka, siap menerkam korban malang yang tertipu.

Kita semua tahu bahwa burung merak menggunakan ekornya yang mencolok untuk merayu burung merak. Jika Anda seperti kami, Anda mungkin mengira yang terpenting adalah penampilan — ekor yang paling berwarna akan mendapatkan ekor yang paling banyak.

Namun, hal itu tidak terjadi. Sebaliknya, ekor burung merak juga berkaitan dengan suara.

Burung merak jantan mengibaskan bulu ekornya yang memanjang sehingga menghasilkan getaran ultrasonik yang melampaui pendengaran manusia. Namun, burung merak dapat mendengarnya, dan mereka menyukai apa yang mereka dengar.

Semua itu masuk akal jika mengingat habitat alami merak di padang rumput yang tinggi. Anda tidak dapat benar-benar melihat ekor rumput, tetapi Anda pasti dapat mendengarnya.