Memahami Nisab Zakat Penghasilan, Simak Panduan Lengkap Perhitungan & Pembayaran

Nisab zakat penghasilan menjadi topik penting bagi setiap muslim yang memiliki penghasilan. Berdasarkan SK Ketua BAZNAS Nomor 13 Tahun 2025, kita akan membahas secara detail bagaimana menghitung dan membayar zakat penghasilan dengan tepat.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 13 Feb 2025, 16:20 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 16:20 WIB
FOTO: Pembayaran Zakat Fitrah di Masjid Istiqlal Jakarta
Umat muslim membayar zakat fitrah kepada amil zakat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Panitia Zakat Masjid Istiqlal mulai membuka layanan pembayaran zakat fitrah dengan pembayaran senilai Rp 50 ribu atau 3,5 liter beras. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu. Salah satu jenis zakat yang sering dibahas dalam konteks modern adalah zakat penghasilan. Pemahaman yang benar tentang zakat penghasilan, termasuk nisab zakat penghasilan, sangat penting bagi umat Muslim untuk memastikan mereka menunaikan kewajiban zakatnya dengan tepat.

Zakat penghasilan, atau sering disebut zakat profesi, merupakan kewajiban mengeluarkan sebagian harta yang diperoleh dari hasil pekerjaan atau profesi. Ini termasuk bagian dari zakat mal, yaitu zakat yang dikenakan atas harta kekayaan selain zakat fitrah. Zakat penghasilan mencakup berbagai jenis pendapatan, seperti gaji, honorarium, bonus, upah, jasa profesional (dokter, pengacara, konsultan), dan pendapatan dari usaha atau bisnis yang halal. Intinya, setiap pemasukan rutin atau tidak rutin yang didapatkan dari pekerjaan yang sesuai syariat Islam termasuk dalam kategori ini.

Dasar hukum zakat penghasilan bersumber dari Al-Quran dan Hadits yang menekankan pentingnya membersihkan harta dan berbagi dengan sesama. Kewajiban ini juga diperkuat oleh fatwa-fatwa ulama dan lembaga keagamaan terpercaya, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penting untuk diketahui bahwa dalam menentukan kewajiban zakat penghasilan, terdapat konsep nisab zakat penghasilan. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Jika penghasilan seseorang telah mencapai atau melebihi nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat penghasilannya.

Zakat penghasilan merupakan bentuk ibadah yang memiliki dimensi spiritual dan sosial. Dengan membayar zakat, kita membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, zakat juga berfungsi sebagai instrumen distribusi kekayaan yang dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat.

Pemahaman tentang zakat penghasilan, termasuk nisab zakat penghasilan, sangat penting bagi setiap Muslim yang berpenghasilan. Dengan menunaikan zakat penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berpartisipasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Untuk memahami lebih dalam tentang nizab zakat penghasilan, simak pembahasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (13/2/2025).

Landasan Hukum Zakat Penghasilan

Ilustrasi waktu zakat mal dan penghasilan
Ilustrasi waktu zakat mal dan penghasilan. (Copyright Pexels by Pixabay)... Selengkapnya

Zakat penghasilan merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki peran penting dalam ajaran Islam. Sebagai bagian dari rukun Islam, zakat tidak hanya berfungsi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang signifikan dalam masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang hukum dan dasar-dasar zakat penghasilan sangat penting bagi setiap Muslim untuk memastikan bahwa ibadah ini dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Hukum membayar zakat penghasilan bersumber dari beberapa dalil Al-Quran dan Hadits, serta fatwa dari lembaga resmi Islam. Dalil-dalil ini memberikan landasan yang kuat bagi kewajiban menunaikan zakat atas penghasilan yang diperoleh. Berikut ini adalah beberapa dalil utama yang menjadi dasar hukum zakat penghasilan:

Al-Quran Surah At-Taubah ayat 103 menyebutkan:

'خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ'

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini secara jelas memerintahkan untuk mengambil zakat dari harta kaum Muslim, yang mencakup berbagai jenis harta termasuk penghasilan.

Selanjutnya, Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 267 juga menegaskan:

'يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ'

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Ayat ini memerintahkan untuk menafkahkan sebagian dari hasil usaha yang baik.

Ketentuan Wajib Zakat Penghasilan

Ilustrasi zakat mal
Ilustrasi zakat mal. (Image by Freepik)... Selengkapnya

Zakat penghasilan merupakan salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang memiliki peran penting dalam mendistribusikan kekayaan dan membantu mereka yang membutuhkan. Sebagai bagian dari rukun Islam, zakat wajib dikeluarkan oleh umat Muslim yang memenuhi syarat tertentu. Artikel ini akan membahas syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membayar zakat penghasilan, meliputi aspek penghasilan, nisab, dan haul.

Untuk wajib membayar zakat penghasilan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, terkait dengan syarat penghasilan, harta yang wajib dizakati haruslah halal dan diperoleh dari pekerjaan yang tidak melanggar syariat Islam. Ini mencakup berbagai jenis pendapatan, baik rutin maupun tidak rutin. Jenis pendapatan yang termasuk zakat penghasilan sangat luas, meliputi gaji pokok, tunjangan, bonus, komisi, honorarium, royalti, dan lain sebagainya, selama sumbernya halal. Baik penghasilan rutin bulanan (seperti gaji karyawan) maupun penghasilan tidak rutin (seperti honorarium dosen) tetap wajib dizakati jika memenuhi syarat nisab dan haul.

Syarat kedua adalah nisab atau batas minimum. Nisab zakat penghasilan ditetapkan sebesar 85 gram emas per tahun. Pada tahun 2025, nilai ini setara dengan Rp85.685.972,- per tahun. Untuk mempermudah perhitungan, nisab bulanan dihitung sebagai seperduabelas dari nisab tahunan, yaitu sekitar Rp7.140.498,- per bulan. Perlu diingat bahwa nilai ini dapat berubah sesuai dengan fluktuasi harga emas. Jika penghasilan bulanan atau tahunan seseorang melebihi nisab tersebut, maka ia wajib membayar zakat.

Syarat ketiga adalah haul atau periode waktu. Haul untuk zakat penghasilan adalah satu tahun, artinya perhitungan zakat dilakukan atas total penghasilan bersih selama satu tahun. Meskipun haulnya satu tahun, umat Muslim dianjurkan untuk membayar zakat penghasilan setiap bulan agar lebih teratur dan mudah. Ini dapat dilakukan dengan menghitung nisab bulanan dan membayar zakat dari penghasilan bulanan yang melebihi nisab tersebut. Tidak ada pengecualian khusus untuk haul, kecuali jika ada kondisi tertentu yang mengharuskan penyesuaian, sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli.

Kesimpulannya, membayar zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Dengan memahami dan mematuhi syarat-syarat ini, kita dapat menunaikan kewajiban zakat dengan benar dan tepat, serta berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Penting bagi setiap individu untuk selalu memperhatikan perkembangan nilai nisab dan melakukan perhitungan zakat secara rutin untuk memastikan ketaatan dalam menjalankan ibadah ini.

Cara Perhitungan Zakat Penghasilan

FOTO: Pembayaran Zakat Fitrah di Masjid Istiqlal Jakarta
Amil zakat mendoakan umat muslim yang membayar zakat fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Panitia Zakat Masjid Istiqlal mulai membuka layanan pembayaran zakat fitrah dengan pembayaran senilai Rp 50 ribu atau 3,5 liter beras. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Zakat penghasilan merupakan salah satu kewajiban umat Islam untuk membersihkan harta yang diperoleh dari penghasilan atau profesi. Pemahaman yang tepat mengenai perhitungan zakat penghasilan sangat penting agar kita dapat menunaikan kewajiban ini dengan benar sesuai ketentuan syariah.

Kadar zakat penghasilan yang ditetapkan adalah 2,5% dari total penghasilan bersih setelah dikurangi kebutuhan pokok selama satu tahun. Rumus perhitungannya cukup sederhana, yaitu 2,5% dikalikan dengan total penghasilan bersih selama setahun. Sebagai contoh, jika penghasilan bersih tahunan Anda mencapai Rp100.000.000,-, maka zakat yang harus dibayarkan adalah 2,5% x Rp100.000.000,- = Rp2.500.000,-.

Untuk penghasilan yang sifatnya tidak rutin, perhitungannya sedikit berbeda. Anda perlu menjumlahkan seluruh penghasilan bersih selama satu tahun terlebih dahulu, baru kemudian dikalikan dengan 2,5%. Penting untuk diingat bahwa jika penghasilan per bulan tidak mencapai nisab (batas minimal wajib zakat), maka total penghasilan selama setahun tetap dihitung untuk menentukan kewajiban zakat.

Untuk mempermudah perhitungan zakat penghasilan, Anda dapat memanfaatkan kalkulator zakat online yang banyak tersedia di internet. Alat bantu ini dapat membantu Anda menghitung zakat dengan lebih akurat dan efisien.

Kesimpulannya, pemahaman yang baik tentang cara menghitung zakat penghasilan sangat penting bagi setiap muslim yang memiliki penghasilan. Dengan mengetahui cara perhitungan yang benar, kita dapat menunaikan kewajiban zakat dengan tepat, sehingga dapat membersihkan harta dan membantu sesama yang membutuhkan sesuai dengan ajaran Islam.

Pembayaran Zakat Penghasilan

Syarat Zakat Maal
Ilustrasi Menghitung Zakat Credit: pexels.com/Rana... Selengkapnya

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim yang mampu. Salah satu jenis zakat yang relevan dengan kehidupan modern adalah zakat penghasilan. Berikut ini adalah beberapa panduan praktis mengenai pembayaran zakat penghasilan yang dapat membantu kita menunaikan kewajiban ini dengan baik.

Zakat penghasilan dapat dibayarkan setiap bulan atau setiap tahun, tergantung pada preferensi dan kemudahan masing-masing individu. Namun, pembayaran bulanan lebih dianjurkan karena lebih teratur dan memudahkan pengelolaan keuangan pribadi. Dengan membayar zakat secara rutin setiap bulan, kita dapat memastikan bahwa kewajiban zakat terpenuhi secara konsisten tanpa harus mengeluarkan jumlah besar sekaligus di akhir tahun.

Dalam menunaikan zakat, sangat penting untuk menyalurkannya melalui lembaga amil zakat (LAZ) resmi dan terpercaya. Lembaga-lembaga seperti BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) atau LAZ lainnya yang telah terdaftar secara resmi dapat menjadi pilihan yang tepat. Hal ini akan memastikan bahwa zakat yang kita bayarkan dikelola dengan baik dan disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat.

Untuk mempermudah proses pembayaran, kita dapat memanfaatkan metode pembayaran modern seperti transfer bank atau pembayaran online. Cara ini tidak hanya praktis tetapi juga aman dan efisien. Setelah melakukan pembayaran, penting untuk menyimpan bukti transaksi sebagai dokumentasi. Bukti pembayaran ini dapat berguna untuk keperluan pelaporan pajak atau sebagai catatan pribadi mengenai pelaksanaan kewajiban zakat.

Dengan mengikuti panduan-panduan tersebut, kita dapat menunaikan kewajiban zakat penghasilan dengan lebih teratur, aman, dan efisien. Hal ini tidak hanya membantu kita dalam memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi pada distribusi kekayaan yang lebih merata dalam masyarakat, sesuai dengan tujuan utama zakat itu sendiri.

Memahami nisab zakat penghasilan dan cara perhitungannya sangat penting untuk menunaikan kewajiban agama dengan benar. Pastikan Anda menghitung zakat dengan teliti dan membayarnya melalui jalur yang resmi. Jika Anda masih ragu atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan ahli zakat atau lembaga amil zakat terpercaya. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda dalam menunaikan zakat penghasilan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya