Pahami Perbedaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh, Ketahui Pengertian Dasar dan Ketentuan Khususnya

Artikel ini menjelaskan perbedaan mendasar antara zakat, infaq, dan shodaqoh dalam Islam, meliputi hukum, bentuk, waktu pelaksanaan, dan dampak sosialnya.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 16 Feb 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 10:30 WIB
Ilustrasi zakat fitrah
Ilustrasi zakat fitrah. (Image by jcomp on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, instrumen keuangan sosial seperti zakat, infaq, dan shodaqoh memiliki peran vital. Ketiga konsep ini bukan hanya ibadah individual, melainkan pilar penting dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Zakat, infaq, dan sedekah berperan signifikan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan keadilan sosial. Pemahaman yang komprehensif tentang perbedaan ketiganya sangat penting untuk mengoptimalkan kontribusi kita dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian integral dari sistem ekonomi Islam. ZIS mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan cara mendistribusikan kekayaan secara adil. Sistem ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kurang mampu dan menciptakan keseimbangan ekonomi. Dengan memahami perbedaan antara zakat, infaq, dan sedekah, kita dapat lebih efektif dalam berpartisipasi dalam sistem ini.

Sebelum membahas perbedaannya, mari kita uraikan secara singkat ketiga konsep utama ini. Zakat merupakan kewajiban keagamaan bagi umat muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Infaq adalah pengeluaran harta secara sukarela, sedangkan sedekah memiliki pengertian yang lebih luas, mencakup berbagai bentuk kebaikan, baik materi maupun non-materi.

Artikel ini akan membahas secara rinci perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh, mulai dari definisi, hukum, hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih efektif dan bermakna. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, minggu (16/2/2025).

Pengertian Dasar

Sebelum membahas perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh, mari kita pahami terlebih dahulu definisi dasar dari masing-masing istilah tersebut.

Zakat

Secara etimologis, kata "zakat" berasal dari bahasa Arab yang berarti "membersihkan" dan "pertumbuhan". Zakat tidak hanya membersihkan harta dari najis (ketidaksucian), tetapi juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk seperti kikir dan tamak.

Makna "pertumbuhan" dalam konteks zakat merujuk pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mendistribusikan sebagian harta kepada yang berhak, zakat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam Islam, zakat merupakan rukun Islam yang ketiga, menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Kewajiban ini menekankan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.

Infaq

Kata "infaq" berasal dari kata kerja Arab "anfaqa", yang berarti "mengeluarkan" atau "membelanjakan". Infaq merujuk pada pengeluaran harta untuk kepentingan agama dan kemaslahatan umat.

Infaq merupakan bentuk ibadah yang dianjurkan (sunnah), berbeda dengan zakat yang wajib. Infaq dapat dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa pun, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Konsep infaq dalam Islam menekankan pentingnya berbagi rezeki dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Infaq dapat dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti membantu fakir miskin, membangun masjid, atau mendukung kegiatan sosial lainnya.

Shodaqoh

Kata "sedekah" (shodaqoh) berasal dari bahasa Arab yang berarti "kebaikan" atau "pemberian". Sedekah memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan zakat dan infaq.

Sedekah merupakan pemberian yang dilakukan secara sukarela dengan niat ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Sedekah tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga mencakup perbuatan baik lainnya.

Cakupan sedekah sangat luas, termasuk di dalamnya adalah senyum, ucapan yang baik, dan berbagai bentuk kebaikan lainnya yang dapat bermanfaat bagi sesama. Bahkan, membantu orang lain tanpa pamrih juga termasuk sedekah.

Perbedaan Mendasar

Ilustrasi kotak infaq.
Ilustrasi kotak infaq. (Liputan6.com/M Syukur)... Selengkapnya

Setelah memahami definisi dasar masing-masing istilah, mari kita bahas perbedaan mendasar antara zakat, infaq, dan sedekah.

Aspek Hukum

Zakat hukumnya wajib bagi mereka yang telah memenuhi syarat nisab (batas minimal harta) dan haul (batas waktu kepemilikan harta). Kegagalan membayar zakat memiliki konsekuensi hukum dalam Islam.

Infaq hukumnya sunnah, artinya dianjurkan tetapi tidak wajib. Seorang muslim diperbolehkan untuk berinfaq sesuai dengan kemampuan dan keinginannya.

Shodaqoh, seperti infaq, juga hukumnya sunnah. Namun, sedekah memiliki cakupan yang lebih luas, mencakup berbagai bentuk kebaikan, baik materi maupun non-materi.

Bentuk dan Wujud

Zakat umumnya berupa harta material seperti uang, emas, perak, hasil pertanian, dan ternak, dengan ketentuan dan perhitungan yang spesifik.

Infaq juga umumnya berupa harta material, tetapi tanpa batasan jumlah, jenis, dan waktu pemberian. Infaq dapat diberikan dalam bentuk uang, barang, atau jasa.

Shodaqoh dapat berupa harta material (uang, makanan, pakaian) maupun non-material (senyum, ucapan yang baik, bantuan tenaga, dan lain-lain).

Waktu Pelaksanaan

Zakat memiliki ketentuan waktu tertentu, yaitu setelah mencapai haul (satu tahun) dan nisab (batas minimal harta).

Infaq dapat dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa pun, sesuai dengan kemampuan dan keinginan si pemberi.

Shodaqoh juga dapat dilakukan kapan saja, tanpa batasan waktu tertentu. Setiap kebaikan yang dilakukan dengan niat ikhlas dapat dianggap sebagai sedekah.

Ketentuan Khusus Zakat

Jelang Lebaran, Masjid Istiqlal Buka Layanan Pembayaran Zakat Fitrah
Petugas amil zakat melayani warga yang membayar zakat fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peran penting dalam kehidupan umat Muslim. Sebagai bentuk ibadah yang memiliki dimensi sosial, zakat tidak hanya bermanfaat bagi individu yang menunaikannya, tetapi juga memiliki dampak positif bagi masyarakat secara luas. Namun, untuk dapat memaksimalkan manfaat zakat, perlu dipahami ketentuan-ketentuan khusus yang mengaturnya.

Zakat memiliki ketentuan khusus yang membedakannya dari infaq dan sedekah. Ketentuan ini meliputi jenis zakat, penerima zakat, dan tata cara pelaksanaannya. Pemahaman yang baik tentang ketentuan-ketentuan ini sangat penting agar pelaksanaan zakat dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam.

Terdapat dua jenis zakat utama, yaitu zakat mal (harta) dan zakat fitrah. Zakat mal dikenakan pada berbagai jenis harta yang telah mencapai nisab dan haul, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan ternak. Sementara itu, zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang Idul Fitri, sebagai bentuk pembersihan diri dan berbagi dengan sesama. Kedua jenis zakat ini memiliki ketentuan dan perhitungan yang berbeda, namun keduanya sama-sama bertujuan untuk membersihkan harta dan membantu sesama.

Dalam hal penerima zakat, terdapat delapan golongan penerima (asnaf) yang telah ditentukan dalam Al-Quran, yaitu: fakir, miskin, amil (pengumpul zakat), muallaf (orang yang baru masuk Islam), riqab (budak yang memerdekakan diri), gharimin (orang yang berhutang), fisabilillah (di jalan Allah), dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal). Kriteria penerima zakat harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Distribusi zakat harus tepat sasaran agar manfaatnya dapat dirasakan oleh mereka yang berhak. Dalam hal ini, lembaga amil zakat (LAZ) berperan penting dalam mendistribusikan zakat kepada asnaf yang berhak secara adil dan transparan.

Dengan memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan zakat dengan baik, umat Muslim dapat menunaikan kewajiban zakatnya dengan sempurna. Hal ini tidak hanya akan membawa keberkahan bagi diri sendiri, tetapi juga akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk terus mempelajari dan mengamalkan ajaran zakat dengan sebaik-baiknya.

Fleksibilitas Infaq

PBNU Gandeng Go-Pay untuk Permudah Pembayaran Zakat, Infaq, dan Sedekah
Proses scan QR Code melalui dompet digital Go-Pay saat peluncuran kerja sama strategis pemberdayaan ekonomi umat berbasis digital di Jakarta (16/7/2019). Kerja sama Gojek, Go-Pay, dan NU Care-LazisNU diharapkan dapat memudahkan 90 juta warga NU dalam bersedekah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Infaq merupakan salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang memiliki fleksibilitas tinggi dibandingkan ibadah lainnya seperti zakat. Sebagai bentuk sedekah sukarela, infaq memberi kesempatan bagi umat Islam untuk berbagi dan membantu sesama sesuai kemampuan masing-masing. Mari kita bahas lebih lanjut tentang karakteristik dan penerapan infaq dalam kehidupan sehari-hari.

Infaq memberikan kebebasan yang lebih besar dibandingkan zakat. Tidak ada batasan minimal jumlah infaq yang harus dikeluarkan. Seseorang dapat berinfaq sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Jumlah infaq yang dikeluarkan dapat bervariasi, dari yang kecil hingga yang besar. Hal ini memungkinkan siapa saja untuk berpartisipasi dalam kebaikan, tanpa merasa terbebani oleh aturan yang kaku.

Keistimewaan lain dari infaq adalah fleksibilitas dalam penggunaannya. Infaq dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membantu fakir miskin, membangun masjid, pesantren, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Penggunaan dana infaq dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing. Ini memberi ruang bagi masyarakat untuk menyalurkan bantuan sesuai dengan apa yang dianggap paling mendesak atau bermanfaat di lingkungan mereka.

Dalam praktiknya, infaq dapat diterapkan dalam berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan infaq antara lain: memberikan donasi kepada lembaga amal, membantu tetangga yang membutuhkan, dan bersedekah kepada pengemis. Bahkan tindakan sederhana seperti memberi makanan kepada teman atau membantu biaya pengobatan kerabat juga dapat dianggap sebagai bentuk infaq.

Dengan karakteristik yang fleksibel dan mudah diterapkan, infaq menjadi sarana yang efektif untuk menumbuhkan kepedulian sosial dan solidaritas dalam masyarakat. Melalui infaq, setiap individu dapat berkontribusi sesuai kemampuannya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan membantu mereka yang membutuhkan. Semoga pemahaman tentang infaq ini dapat mendorong kita untuk lebih aktif dalam berbagi dan peduli terhadap sesama.

Keunikan Shodaqoh

Ilustrasi sedekah
Ilustrasi sedekah. (Image by freepik)... Selengkapnya

Sedekah merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang memiliki makna dan manfaat yang sangat luas. Praktik sedekah tidak hanya memberikan dampak positif bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi dan masyarakat secara keseluruhan. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai keindahan dan kebermanfaatan sedekah dalam kehidupan sehari-hari.

Sedekah memiliki keunikan tersendiri karena cakupannya yang sangat luas. Sedekah tidak hanya terbatas pada pemberian harta benda, tetapi juga mencakup berbagai bentuk kebaikan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang, tanpa memandang status ekonomi, dapat melakukan sedekah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Sedekah non-material dapat berupa senyum, ucapan yang baik, nasihat yang bermanfaat, membantu pekerjaan orang lain, dan berbagai perbuatan baik lainnya yang dilakukan dengan ikhlas. Bentuk-bentuk sedekah ini seringkali terlihat sederhana, namun memiliki dampak yang sangat berarti bagi orang lain dan lingkungan sekitar.

Dalam praktiknya, sedekah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membantu orang tua, menyantuni anak yatim, dan berbagi makanan dengan tetangga. Tindakan-tindakan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi penerima, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial pada diri pemberi. Lebih jauh lagi, dampak sosial sedekah sangat besar, karena dapat memperkuat ikatan sosial, meningkatkan kepedulian sosial, dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis. Dengan bersedekah, kita turut berperan dalam membangun komunitas yang lebih baik dan saling mendukung.

Kesimpulannya, sedekah merupakan praktik mulia yang memiliki manfaat luar biasa, baik bagi individu maupun masyarakat. Dengan memahami luasnya cakupan sedekah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan penuh kasih sayang. Mari kita terus mengembangkan budaya bersedekah dalam berbagai bentuk, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.

Manfaat dan Dampak Sosial

Zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) merupakan konsep penting dalam ajaran Islam yang memiliki dampak signifikan bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Praktik-praktik ini tidak hanya memenuhi kewajiban spiritual, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan umat secara keseluruhan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang dampak positif dari ZIS terhadap aspek ekonomi dan sosial masyarakat.

Zakat, infaq, dan sedekah memiliki manfaat dan dampak sosial yang sangat besar bagi masyarakat. Dalam konteks ekonomi, ZIS dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan pemerataan kesejahteraan. Dana yang terkumpul dari ZIS dapat digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti memberikan modal usaha kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini tidak hanya membantu individu atau kelompok tertentu, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian umat secara keseluruhan dan mengurangi angka kemiskinan.

Selain dampak ekonomi, ZIS juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Praktik ini dapat memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat. Dana ZIS sering digunakan untuk pembangunan infrastruktur sosial, seperti membangun masjid, sekolah, dan rumah sakit. Investasi dalam fasilitas publik ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan sosial dan spiritual. Dengan demikian, ZIS berkontribusi dalam meningkatkan kepedulian sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan saling membantu.

Kesimpulannya, zakat, infaq, dan sedekah memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis. Dampak positifnya terlihat jelas dalam aspek ekonomi melalui pengurangan kesenjangan dan pemberdayaan ekonomi, serta dalam aspek sosial melalui peningkatan solidaritas dan pembangunan infrastruktur. Dengan memahami dan menerapkan konsep ZIS dengan baik, masyarakat dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih makmur, peduli, dan saling mendukung.

Perbedaan utama antara zakat, infaq, dan sedekah terletak pada hukum, bentuk, dan waktu pelaksanaannya. Zakat merupakan kewajiban yang terikat aturan, infaq bersifat sukarela dan fleksibel, sedangkan sedekah mencakup berbagai bentuk kebaikan. Implementasi ketiga konsep ini secara seimbang sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh kasih sayang.

Mari kita tingkatkan kesadaran dan komitmen kita untuk melaksanakan zakat, infaq, dan sedekah agar dapat berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya