Bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, Ini Imbauan Sholat Tarawih di Bali

Kondisi ini menimbulkan perhatian khusus bagi umat Islam di Bali terkait pelaksanaan sholat tarawih yang bersamaan dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian oleh umat Hindu.

oleh Nurul Diva Diperbarui 27 Feb 2025, 16:14 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 16:11 WIB
Umat Hindu Bali Gelar Ritual Upacara Melasti Menjelang Nyepi
Pemuka Agama Hindu memercikkan air suci saat upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 di Pantai Kuta, Bali (11/3/2021). Ritual Melasti untuk menyucikan alam agar Hari Raya Nyepi dapat berjalan hening serta damai. (AFP/Sonny Tumbelaka)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2025, Hari Raya Nyepi jatuh pada Sabtu, 29 Maret, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Kondisi ini menimbulkan perhatian khusus bagi umat Islam di Bali terkait pelaksanaan sholat tarawih yang bersamaan dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian oleh umat Hindu.

Untuk menjaga ketertiban dan harmoni antar-umat beragama, Pemerintah Provinsi Bali bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali mengeluarkan seruan bersama melalui surat edaran "Seruan Bersama Tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947". Seruan ini mengatur tata cara pelaksanaan ibadah bagi seluruh umat beragama di Bali selama periode tersebut guna memastikan kekhidmatan perayaan Nyepi dan ibadah Ramadhan berjalan tanpa gangguan.

Dalam surat yang terbit pada awal Februari itu terdapat sejumlah aturan yang perlu ditaati bersama, termasuk arahan sholat tarawih di masjid serta kebijakan pembatasan aktivitas publik lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pelaksanaan ibadah kedua agama serta menjaga ketertiban umum selama Hari Suci Nyepi berlangsung. Lantas bagaimana kebijakannya? Berikut isi surat Seruan Bersama Tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947. 

Seruan Bersama Tentang Pelaksanaan Nyepi dan Tarawih

Berikut rangkuman seruan resmi dari Pemerintah Provinsi Bali yang disampaikan melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengenai pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan sholat tarawih pertama bagi umat Islam:

1. Pelaksanaan Sholat Tarawih:

  • Umat Islam diimbau untuk melaksanakan sholat tarawih di masjid terdekat atau di rumah masing-masing.
  • Diharapkan untuk berjalan kaki menuju masjid.
  • Penggunaan pengeras suara tidak diperbolehkan.
  • Penerangan harus dibatasi.

2. Waktu Pelaksanaan:

  • Sholat tarawih dianjurkan dilaksanakan antara pukul 20.00 hingga 21.30 WITA.
  • Hal ini bertujuan untuk menghindari gangguan terhadap ketenangan Nyepi.

3. Ibadah Umat Lain:

  • Umat beragama lainnya juga diminta untuk melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
  • Tujuannya untuk menjaga suasana kondusif dan menghormati kesucian Nyepi.

4. Tujuan Seruan:

  • Langkah ini diambil sebagai bentuk toleransi antar-umat beragama di Bali.
  • Diharapkan dapat menjaga keharmonisan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan beragama.

“Umat Islam dapat menjalankan sholat tarawih di masjid terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing, tidak menggunakan pengeras suara serta membatasi penggunaan lampu penerangan,” kata Sekda Bali, Dewa Made Indra, dalam ANTARA.

Pembatasan Aktivitas Publik saat Nyepi

Sebagai bagian dari rangkaian Nyepi, seluruh aktivitas publik akan dihentikan sementara guna menjaga keheningan dan kekhusyukan perayaan ini. Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan aturan sosial sebagai berikut:

1. Umat Hindu melaksanakan rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Çaka 1947 meliputi: Malis, Pangrupukan, Sipeng (Catur Bratha Panyepian) dan Ngembak Genidengan khidmat dan khusyuk.

2. Penyedia jasa transportasi (darat, laut, dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari Sabtu 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA sampai Minggu 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA.

3. Lembaga Penyiaran Radio dan Lembaga Penyiaran Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari Sabtu 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA sampai dengan Minggu 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA.

4. Penyedia (provider) jasa seluler untuk mematikan data seluler dan seluruh penyedia jasa televisi untuk tidak mendistribusikan siaran dari Sabtu 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA sampai dengan Minggu 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA.

5. Masyarakat tidak diperkenankan bepergian/keluar rumah dan menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, lampu penerangan serta sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Suci Nyepi dan ketertiban umum.

6. Usaha penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa hiburan dan tempat wisata yang adadi Bali tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi.

7. Prajuru Desa Adat, Pecalang, BANKAMDA, Aparat Desa/Kelurahan, dan petugas keamanan setiap tempat ibadah bertanggung jawab mengamankan rangkaian HariSuci Nyepi di wilayahnya masing-masing, berkoordinasi dengan Aparat Keamanan terkait.

8. Karena Hari Suci Nyepi bersamaan dengan Bulan Ramadhan 1446 Hijriah maka:

       a. Umat Islam menjalankan sholat tarawih di masjid terdekat dengan berjalan kakiatau di rumah masing masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas. Pelaksanaan sholat tarawih dari pukul 20.00 s.d 21.30 WITA.

       b. Umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.

9. Majelis-majelis Agama dan Lembaga Sosial keagamaan serta instansi terkait agar menyosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Bali.

10. Seluruh masyarakat harus mentaati seruan bersama ini.

Peran Aparat dalam Menjaga Ketertiban

Untuk memastikan pelaksanaan Nyepi dan sholat tarawih perdana berjalan dengan aman dan tertib, peran aktif aparat keamanan dan masyarakat sangat diperlukan. Prajuru desa adat, pecalang, aparat desa/kelurahan, dan petugas keamanan di setiap tempat ibadah bertanggung jawab dalam menjaga kondisi yang damai selama perayaan Nyepi berlangsung.

Aparat keamanan akan melakukan koordinasi dengan desa adat setempat guna memastikan tidak ada pelanggaran terhadap seruan yang telah ditetapkan. Selain itu, mereka juga akan mengawasi jalannya sholat tarawih agar tetap sesuai dengan aturan yang telah disepakati dalam seruan bersama.

Masyarakat diimbau untuk mematuhi peraturan, tidak menyalakan petasan, pengeras suara, atau lampu penerangan yang berlebihan, serta tidak keluar rumah selama Nyepi. Dengan sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan, diharapkan pelaksanaan Nyepi dan sholat tarawih perdana dapat berlangsung dengan lancar tanpa menimbulkan konflik.

 

Pentingnya Toleransi dalam Perayaan Nyepi dan Ramadhan

Pelaksanaan Hari Suci Nyepi yang bertepatan dengan awal Ramadhan menuntut tingkat toleransi yang tinggi di antara umat beragama di Bali. Pemerintah Provinsi Bali menegaskan pentingnya saling menghormati dan menjaga harmoni agar kedua perayaan ini dapat berlangsung dengan baik.

Seruan ini tidak hanya berlaku bagi umat Hindu dan Islam, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Bali agar tetap menjaga sikap toleran dan menghormati satu sama lain dalam menjalankan keyakinannya. Nilai-nilai kebersamaan inilah yang menjadikan Bali sebagai salah satu contoh terbaik dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Dengan adanya pedoman yang jelas dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan perayaan Nyepi dan awal Ramadhan dapat berlangsung dengan khidmat serta semakin mempererat hubungan antara umat beragama di Pulau Dewata.

“Dengan rasa kebersamaan, saling menghormati, toleransi, saling memuliakan kesucian dan kekhidmatan pelaksanaan hari suci agama, kita yakin pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Ramadhan 1446 Hijriah di Bali akan berjalan dengan baik dan memperkuat persaudaraan antar umat beragama,” tambahnya.

People Also Ask (PAA):

Bagaimana umat Islam melaksanakan sholat tarawih saat Nyepi di Bali?

Umat Islam diimbau sholat tarawih di masjid terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah, tanpa pengeras suara dan lampu terbatas.

Mengapa pelaksanaan Nyepi memengaruhi ibadah tarawih?

Karena Nyepi mengharuskan suasana tenang dan sepi, maka tarawih disesuaikan agar tidak mengganggu ibadah umat Hindu.

Apa saja larangan selama Hari Suci Nyepi di Bali?

Larangan termasuk bepergian, penggunaan alat elektronik, menyalakan api, serta aktivitas yang mengganggu kesunyian Nyepi.

Apakah ada sanksi bagi yang melanggar aturan Nyepi di Bali?

Masyarakat yang melanggar aturan Nyepi dapat dikenai sanksi adat dari desa adat setempat atau teguran dari pecalang.

Bagaimana pemerintah memastikan toleransi antar-umat beragama saat Nyepi dan Ramadhan?

Pemerintah mengeluarkan seruan bersama yang mengatur tata cara ibadah dan melibatkan FKUB serta aparat keamanan untuk menjaga ketertiban. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya