Buka Bersama Bisa Bikin Pahala Ramadhan Hilang, Peringatan Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, konsep buka bersama yang tepat adalah yang tidak mengganggu jalannya ibadah. Jika dilakukan dengan tidak teratur, buka bersama hanya akan menjadi kegiatan sosial yang mengurangi esensi Ramadhan itu sendiri

oleh Liputan6.com Diperbarui 19 Mar 2025, 14:20 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 14:20 WIB
buya yahya 2222
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (YouTube)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi buka bersama kerap menjadi momen kebersamaan yang dinantikan saat Ramadhan. Namun, tanpa disadari, acara ini bisa menghilangkan banyak pahala jika tidak dikelola dengan baik.

Pendakwah kharismatik asal Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, mengingatkan agar buka bersama tidak menjadi ajang yang justru mengurangi nilai ibadah di bulan suci. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebersamaan dan ibadah.

Menurut Buya Yahya, banyak orang menggelar buka bersama tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap ibadah wajib maupun sunnah. Akibatnya, mereka yang seharusnya bisa lebih khusyuk beribadah justru kehilangan banyak kesempatan meraih pahala.

Ia menyampaikan bahwa banyak acara buka bersama yang malah menyebabkan orang meninggalkan sholat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan ibadah lainnya. Hal ini tentu berlawanan dengan tujuan utama Ramadhan, yakni memperbanyak amal sholeh.

Dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menegaskan bahwa ada baiknya jika buka bersama dilakukan dengan lebih sederhana, atau bahkan hanya dengan mengirimkan makanan kepada yang membutuhkan.

“Kami menghimbau di hari-hari ini dan hari selanjutnya juga untuk buka bersama itu lebih enak kita kirim saja,” ujar Buya Yahya dalam ceramahnya.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Buka Bersama Jalan, Tapi Tarawihnya Hilang

caption buka puasa bersama
Buka puasa bersama ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Menurutnya, konsep buka bersama yang tepat adalah yang tidak mengganggu jalannya ibadah. Jika dilakukan dengan tidak teratur, buka bersama hanya akan menjadi kegiatan sosial yang mengurangi esensi Ramadhan itu sendiri.

“Banyak buka bersama yang dibuat saat ini malah menjadikan tarawih hilang dan segala macam kebaikan-kebaikan menjadi hilang gara-gara buka bersama,” lanjutnya.

Buya Yahya menegaskan bahwa hal ini terjadi karena mayoritas yang mengadakan buka bersama bukanlah golongan ahli ibadah. Akibatnya, mereka tidak memiliki persiapan yang baik dalam mengatur waktu dan menjaga ketertiban acara.

Sebaliknya, bagi para ahli ibadah, acara buka bersama tetap dilakukan dengan tertib. Mereka memastikan ada doa sebelum berbuka, kemudian melaksanakan ibadah tanpa terganggu oleh perbincangan yang berlarut-larut.

“Kalau kelas ahli ibadah yang mengadakan buka bersama, itu rapi. Sebelum berbuka sudah ada doa, ada ini, ada itu. Setelah itu langsung ibadah,” terang Buya Yahya.

Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Banyak yang terlalu sibuk berbincang hingga melewatkan waktu sholat. Bahkan, ada yang menghabiskan waktu hingga larut malam untuk berbuka bersama tanpa mengingat kewajiban ibadah lainnya.

Oleh karena itu, Buya Yahya menyarankan agar orang-orang lebih bijak dalam mengadakan atau mengikuti acara buka bersama. Jika memang harus berkumpul, hendaknya tetap menjaga waktu agar tidak mengorbankan ibadah yang lebih utama.

 

Cara Efektif yang Ditawarkan Buya Yahya

Sayed Sadaat
ilustrasi kurir makanan. (JENS SCHLUETER/AFP)... Selengkapnya

Alternatif lain yang lebih baik adalah dengan mengirimkan makanan kepada yang membutuhkan. Dengan cara ini, kebersamaan tetap terjaga, tetapi tanpa mengorbankan waktu berharga untuk ibadah.

“Kalau ingin berbagi kebahagiaan buka puasa, cukup kirimkan makanan. Itu jauh lebih bermanfaat daripada kumpul-kumpul yang malah menghilangkan pahala,” tegasnya.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa esensi Ramadhan adalah meningkatkan ketakwaan, bukan sekadar menikmati hidangan bersama. Jika berbuka bersama malah menghilangkan pahala, maka lebih baik dihindari.

Selain itu, ia menyoroti bahwa sering kali acara buka bersama menjadi ajang pamer dan pemborosan. Orang-orang berlomba-lomba menggelar acara mewah, padahal ada banyak kaum dhuafa yang lebih membutuhkan makanan tersebut.

Dalam kondisi ini, buka bersama justru menjadi ironi. Bukannya menjadi ajang berbagi, malah menjadi ajang konsumtif yang jauh dari nilai-nilai keikhlasan dan kepedulian.

Buya Yahya juga menekankan pentingnya memahami prioritas dalam beribadah. Jangan sampai seseorang lebih sibuk mengurus acara buka bersama, tetapi lalai dalam ibadah yang lebih utama.

Buka bersama tetap boleh dilakukan, tetapi dengan niat yang benar dan tata cara yang tidak mengganggu ibadah. Jika tidak bisa menjaga keseimbangan tersebut, lebih baik fokus pada ibadah pribadi.

Dengan pemahaman yang lebih baik, umat Islam diharapkan dapat menjalani Ramadhan dengan penuh keberkahan, tanpa kehilangan pahala hanya karena tradisi yang salah kaprah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya