Mengenal Breadcrumbing, Kenali Tanda, Penyebab, dan Cara Menghadapinya saat PDKT

Breadcrumbing adalah manipulasi halus dalam hubungan; kenali tanda-tandanya, penyebabnya, dan cara melindungi diri dari praktik menyakitkan ini.

oleh Anugerah Ayu Sendari Diperbarui 04 Mar 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 05:00 WIB
Ilustrasi pasangan cinta, romantis, bahagia
Ilustrasi pasangan cinta, romantis, bahagia. (Image by Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pernah merasa digantung? Selalu ada harapan, tapi tak kunjung ada kepastian? kamu mungkin menjadi korban breadcrumbing, perilaku manipulatif yang memberikan sedikit perhatian—seperti remah roti—untuk menjaga agar kamu tetap tertarik, tanpa niat untuk membangun hubungan serius. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu breadcrumbing, penyebabnya, ciri-cirinya, dampaknya, dan yang terpenting, bagaimana cara menghadapinya.

Breadcrumbing, berasal dari istilah dalam dongeng Hansel dan Gretel, menggambarkan seseorang yang memberikan 'remah-remah' perhatian—pesan singkat, panggilan telepon sesekali, atau interaksi media sosial—hanya cukup untuk mempertahankan minat, tetapi tidak cukup untuk menunjukkan komitmen. Ini sering terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga bisa terjadi dalam pertemanan. Korban breadcrumbing seringkali merasa frustasi, bingung, dan terombang-ambing secara emosional.

Memahami breadcrumbing sangat penting untuk melindungi diri dari manipulasi dan membangun hubungan yang sehat. Banyak orang mengalami breadcrumbing tanpa menyadari mereka sedang dimanipulasi. Dengan memahami tanda-tanda dan cara mengatasinya, kamu dapat melindungi diri sendiri dan membangun hubungan yang lebih bermakna.

Berikut pengertian breadcrumbing, penyebab, ciri, dan cara menghadapinya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (3/3/2025).

Promosi 1

Apa itu Breadcrumbing?

Breadcrumbing adalah bentuk manipulasi dalam hubungan di mana seseorang memberikan perhatian minimal dan tidak konsisten untuk menjaga korban tetap tertarik, tanpa niat untuk berkomitmen. Pelaku breadcrumbing memberikan 'remah-remah' perhatian, seperti pesan singkat sesekali atau interaksi media sosial, tetapi menghindari komitmen yang jelas.

Ini berbeda dengan ghosting, di mana seseorang menghilang sepenuhnya tanpa penjelasan. Pada breadcrumbing, korban tetap diberi secuil harapan, tetapi harapan tersebut selalu menggantung dan tidak pasti.

Penyebab Breadcrumbing

Mengapa orang melakukan breadcrumbing? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku ini:

  1. Keengganan untuk berkomitmen: Pelaku mungkin takut akan komitmen atau belum siap untuk hubungan serius.
  2. Ketidakpastian dalam perasaan sendiri: Pelaku mungkin masih bimbang tentang perasaannya terhadap korban.
  3. Mencari validasi: Pelaku mungkin menggunakan breadcrumbing untuk meningkatkan rasa percaya diri dan mendapatkan perhatian.
  4. Sebagai rencana cadangan: Pelaku mungkin menyimpan korban sebagai pilihan jika hubungannya yang lain gagal.
  5. Kurangnya keterampilan komunikasi: Dalam beberapa kasus, breadcrumbing mungkin terjadi tanpa disengaja karena kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif.

Ciri Breadcrumbing

Beberapa ciri khas breadcrumbing yang perlu diwaspadai:

  1. Komunikasi yang tidak konsisten: Kadang responsif, kadang menghilang tanpa penjelasan.
  2. Perhatian yang minim: Perhatian yang diberikan hanya berupa 'remah-remah', tidak konsisten dan tidak substansial.
  3. Keengganan untuk berkomitmen: Menghindari komitmen dan kejelasan dalam hubungan.
  4. Penggunaan media sosial: Sering memanfaatkan media sosial untuk memberikan perhatian kecil dan menjaga daya tarik.
  5. Menghindari pertemuan tatap muka: Sering mencari alasan untuk menghindari pertemuan langsung.
  6. Memanipulasi emosi: Memainkan perasaan korban untuk mendapatkan perhatian dan validasi.
  7. Kemunculan kembali setelah korban hampir menyerah: Ketika korban hampir menyerah, pelaku akan kembali muncul untuk mendapatkan perhatian kembali.

Efek Breadcrumbing pada Orang Lain

Breadcrumbing dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional korban:

  1. Kebingungan dan ketidakpastian: Korban merasa tidak pasti tentang perasaan dan niat pelaku.
  2. Rasa sakit emosional: Korban merasa frustrasi, ditolak, dan tidak dihargai.
  3. Kecemasan dan depresi: Perilaku ini dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
  4. Keraguan diri: Korban mungkin mempertanyakan nilai dirinya sendiri.
  5. Kesulitan dalam hubungan selanjutnya: Pengalaman breadcrumbing dapat membuat korban kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.

Cara Menghadapi Breadcrumbing

Jika kamu mengalami breadcrumbing, berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil:

  • Tetapkan batasan: Berhenti merespon pesan atau panggilan yang tidak konsisten.
  • Komunikasi yang jujur: Berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan dan harapan kamu.
  • Prioritaskan diri sendiri: Ingat bahwa kamu pantas mendapatkan hubungan yang sehat dan saling menghormati.
  • Cari dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau terapis untuk mendapatkan dukungan emosional.
  • Hapus kontak: Jika perlu, hapus kontak dengan pelaku breadcrumbing untuk melindungi kesehatan mentalmu.

Menghadapi breadcrumbing membutuhkan keberanian dan kekuatan untuk memprioritaskan kesehatan emosional. Ingat, kamu berhak mendapatkan hubungan yang sehat dan saling menghormati. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu membutuhkannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya