Liputan6.com, Jakarta  Memberikan 'salam tempel' atau Tunjangan Hari Raya (THR) kepada anak-anak saat Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu tradisi yang paling dinantikan. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya Lebaran yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Saat hari raya tiba, suasana penuh kegembiraan terasa ketika anak-anak dengan penuh semangat bersalaman dengan orang tua, kakek-nenek, dan kerabat lainnya, berharap mendapatkan 'angpao' khas Lebaran.Â
Baca Juga
Advertisement
Hal ini menjadi momen yang menyenangkan dan mendekatkan hubungan keluarga. Dalam Islam, memberikan salam tempel kepada anak-anak diperbolehkan karena termasuk dalam kategori muamalah yang hukumnya boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.Â
Pemberian salam tempel ini bahkan menunjukkan nilai kasih sayang dan kebahagiaan dalam Islai. Meski bukan suatu kewajiban, tradisi ini memberikan makna tersendiri sebagai wujud berbagi kebahagiaan dan rezeki di hari raya. Beriku ulasan lebih lanjut tentang salam tempel dan nominal idealnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (27/3/2024). Â
Sejarah Salam Tempel
Tradisi salam tempel bukanlah hal baru di Indonesia. Kegiatan memberikan uang kepada anak-anak atau saudara yang lebih muda ini umumnya dilakukan pada momen-momen istimewa seperti Hari Lebaran dan perayaan Imlek.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salam tempel diartikan sebagai bersalaman dengan menyelipkan uang atau amplop berisi uang. Pada Hari Raya Idul Fitri, uang tersebut disebut sebagai THR dan biasanya diberikan kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda.
Menilik sejarahnya, tradisi memberi salam tempel sudah ada sejak abad pertengahan. Pada masa Kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara, masyarakat membagikan uang, pakaian, atau permen kepada orang-orang di hari pertama Lebaran. Tradisi ini terus berlangsung hingga akhir era Ottoman, di mana pemberian uang dikenal sebagai eidiyah.
Seiring berjalannya waktu, pemberian eidiyah mengalami perubahan bentuk. Jika sebelumnya masyarakat memberikan pakaian dan makanan, kini salam tempel lebih sering berupa uang dengan pecahan kecil. Bahkan, ada yang memberikan eidiyah dalam bentuk barang seperti ponsel atau konsol gim.
Dalam budaya Tionghoa, pemberian uang juga dilakukan saat perayaan Imlek. Uang tersebut dimasukkan dalam amplop merah yang disebut angpao. Warna merah melambangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Tradisi angpao sudah ada sejak zaman Dinasti Han dengan pesan doa untuk kesehatan dan kebahagiaan.
Menurut berbagai literatur, pemberian uang kepada anak-anak saat Lebaran diduga terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa. Namun, ada pula sumber yang menyebut bahwa tradisi ini merupakan kebiasaan baru yang diadopsi dari budaya Cina.
Advertisement
Nominal Ideal Salam Tempel 2025
Menentukan jumlah uang yang diberikan sebagai salam tempel menjadi pertimbangan penting bagi banyak orang tua. Orang tua sebaiknya memberikan angpao dengan porsi yang tepat, meskipun anak masih kecil.
Berikut kisaran nominal salam tempel berdasarkan usia anak:
Anak di bawah 5 tahun: Rp5.000 – Rp10.000
Anak SD: Rp15.000 – Rp30.000
Anak SMP: Rp50.000 – Rp100.000
Anak SMA hingga kuliah: Rp50.000 – Rp100.000
Sebagai panduan, orang tua juga bisa membagi nominal salam tempel berdasarkan persentase usia. Misalnya, anak kecil diberikan uang dengan nominal yang lebih kecil, sementara anak yang lebih besar menerima jumlah yang lebih besar sesuai kebutuhan mereka.
Penting untuk menentukan anggaran salam tempel sebelum Lebaran agar tidak mengganggu keuangan keluarga. Orang tua bisa menyisihkan sebagian dana THR mereka untuk dibagikan kepada anak-anak dan keponakan secara adil.
Alternatif Selain Uang
Tak hanya uang, Anda juga bisa memberikan alternatif lain, seperti:
- Alat ibadah (tasbih)
- Makanan kecil (coklat)
Hadiah-hadiah ini dapat menjadi alternatif yang menarik dan bermakna, terutama bagi anak-anak yang mungkin lebih menghargai nilai simbolis daripada nominal uang.Â
Tips Menyiapkan Dana untuk Salam Tempel
Memberikan salam tempel memang tidak wajib seperti membayar zakat atau memberikan THR kepada pekerja rumah tangga. Namun, tradisi ini tetap menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Agar tidak memberatkan kondisi keuangan, berikut beberapa tips untuk menyiapkan dana salam tempel:
1. Buat Prioritas
Pengeluaran salam tempel sebaiknya masuk dalam pos THR, tetapi tidak boleh mengabaikan kebutuhan utama. Prioritaskan alokasi dana THR untuk kebutuhan utama seperti makanan, pakaian, dan pembayaran THR kepada pekerja rumah tangga atau petugas kebersihan.
2. Hitung Nominal yang Sesuai
Setelah kebutuhan utama terpenuhi, baru tentukan berapa nominal yang bisa dialokasikan untuk salam tempel. Pemberian uang ini bersifat sukarela, sehingga jumlahnya bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing.
3. Gunakan Sumber Dana yang Tepat
Jika dana THR tidak cukup, orang tua bisa mempertimbangkan sumber lain seperti menyisihkan uang dari gaji bulanan, bonus, atau penghasilan sampingan. Namun, jangan sampai menggunakan utang hanya untuk memberikan salam tempel. Hindari juga mengorbankan dana darurat yang telah disiapkan untuk keperluan mendesak.
Bagi yang ingin menyiapkan salam tempel tanpa mengganggu keuangan, bisa mulai menabung dari jauh-jauh hari. Dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit setiap bulan, dana untuk salam tempel bisa terkumpul tanpa memberatkan pengeluaran menjelang Lebaran.
Â
Â
Â
Advertisement
