Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmat. Namun, di dalamnya terdapat satu malam istimewa yang keutamaannya sangat luar biasa, yakni malam Lailatul Qadar. Malam ini disebut lebih baik daripada seribu bulan, sebagaimana ditegaskan langsung dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 3: "Lailatul Qadar khairun min alfi syahr", yang berarti “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”
Keistimewaan malam ini tidak hanya tentang kemuliaannya yang dibandingkan dengan seribu bulan. Di malam ini pula para malaikat turun dengan izin Allah SWT.
Advertisement
Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan” (QS. Al-Qadr: 1). Maka malam ini menjadi simbol dari petunjuk, rahmat, dan penetapan takdir yang penuh hikmah.
Advertisement
1. Makna Kata Qadar dan Penafsiran Para Ulama
Makna kata “qadar” dalam Lailatul Qadar ternyata memiliki lebih dari satu tafsiran menurut para ulama. Muhammad Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an, bahwa kata "qadar" setidaknya mengandung tiga makna yang saling melengkapi: penetapan, kemuliaan, dan kesempitan.
Pertama, qadar berarti penetapan. Maksudnya, malam ini menjadi malam penetapan takdir manusia selama satu tahun ke depan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Ad-Dukhan ayat 4, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." Ini mempertegas bahwa Lailatul Qadar merupakan malam penting dalam takdir kehidupan manusia.
Kedua, qadar juga berarti kemuliaan. Ini sesuai dengan kedudukannya sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam QS. Al-An’am ayat 91 dijelaskan, "Mereka tidak memuliakan Allah sebagaimana mestinya," menegaskan makna qadar sebagai kemuliaan.
Ketiga, qadar berarti sempit. Hal ini merujuk pada kondisi malam tersebut yang dipenuhi oleh para malaikat sehingga suasana langit dan bumi menjadi penuh dan ‘sempit’ karena turunnya mereka. Ini ditegaskan dalam QS. Al-Qadr ayat 4: "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."
Advertisement
2. Waktu Terjadinya Lailatul Qadar yang Disembunyikan
Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan." (HR. Bukhari). Ini mencakup malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
Namun, tidak ada tanggal pasti yang disepakati. Dalam riwayat lain, Rasulullah juga menyebutkan, "Carilah pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa." (HR. Bukhari). Hal ini menunjukkan bahwa waktu pastinya dirahasiakan sebagai bentuk ujian bagi umat Islam agar mereka bersungguh-sungguh beribadah sepanjang akhir Ramadan.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyimpulkan bahwa malam Lailatul Qadar berpindah-pindah setiap tahunnya. Kadang terjadi pada malam ke-27, namun bisa juga terjadi pada malam ke-25 atau lainnya, sesuai hikmah dan kehendak Allah Ta’ala.
3. Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Hadis
Malam Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda khusus yang bisa dikenali, meskipun tidak dapat dipastikan dengan mutlak. Tanda-tanda ini dijelaskan dalam berbagai hadis sahih. Salah satunya adalah suasana malam yang tenang, tidak panas dan tidak dingin, serta diikuti dengan matahari yang terbit keesokan paginya dalam kondisi tanpa sinar yang menyilaukan.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, cerah, tidak panas, juga tidak dingin. Pada pagi harinya, matahari terbit dengan lemah dan kemerahan.” (HR. Ath-Thoyalisi, periwayat tsiqah menurut Al-Haitsami).
Ciri lain yang dirasakan oleh sebagian orang adalah kelezatan dalam ibadah. Banyak yang mengaku merasa lebih khusyuk dan damai saat beribadah di malam tersebut, seolah-olah diberi ketenangan batin yang tidak biasa.
Advertisement
4. Amalan Utama yang Dianjurkan Dilakukan
Lailatul Qadar adalah malam terbaik untuk memperbanyak ibadah. Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya menghidupkan malam ini dengan qiyamullail (shalat malam), membaca Al-Qur’an, dzikir, dan berdoa. Ini adalah momen terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pengampunan.
Satu doa yang sangat dianjurkan dibaca di malam tersebut diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha. Ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Ya Rasulullah, jika aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?” Rasulullah menjawab: “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni.” (HR. Tirmidzi).
Makna doa ini sangat dalam, memohon ampunan dengan kelembutan dan kerendahan hati kepada Allah yang Maha Pengampun. Ini adalah bentuk permohonan terbaik untuk keselamatan dunia dan akhirat pada malam yang penuh ketentuan takdir.
Selain itu, bersedekah dan berbuat baik kepada sesama juga sangat dianjurkan. Karena pada malam tersebut, segala amal dilipatgandakan dan pintu-pintu rahmat terbuka lebar.
5. Mengapa Lailatul Qadar Disembunyikan dan Siapa yang Mendapatkannya
Salah satu hikmah besar dari disembunyikannya malam Lailatul Qadar adalah agar umat Islam tidak hanya beribadah pada satu malam tertentu saja, melainkan terus berusaha memperbanyak amal pada seluruh sepuluh malam terakhir Ramadan. Ini menjadi sarana untuk membedakan siapa yang sungguh-sungguh dan siapa yang malas.
Dalam sebuah kutipan ulama disebutkan, “Barang siapa yang melewatkan momen-momen kebaikan ini, maka betapa besar kerugian dan penyesalan yang menimpanya.” Hal ini menekankan pentingnya kesiapan dan semangat untuk mengejar malam penuh berkah ini.
Mereka yang mendapatkan malam ini adalah orang-orang yang dipilih dan diberi taufik oleh Allah. Mereka biasanya bersungguh-sungguh dalam ibadah sepanjang Ramadan dan tidak lelah untuk terus mendekat kepada Allah.
Advertisement
Pertanyaan yang Sering Diajukan (PAA)
1. Apa itu malam Lailatul Qadar dan mengapa disebut lebih baik dari seribu bulan?
Lailatul Qadar adalah malam istimewa di bulan Ramadan yang memiliki keutamaan lebih baik dari seribu bulan karena pada malam itu Allah menetapkan takdir, menurunkan Al-Qur’an, dan melimpahkan keberkahan.
2. Kapan Lailatul Qadar terjadi?
Malam Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, namun tanggal pastinya dirahasiakan oleh Allah.
3. Apa ciri-ciri malam Lailatul Qadar?
Ciri-cirinya antara lain suasana malam yang tenang, suhu tidak panas atau dingin, dan matahari terbit keesokan harinya dalam keadaan jernih tanpa sinar menyilaukan.
4. Apa doa yang dibaca pada malam Lailatul Qadar?
Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni” yang artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka ampunilah aku.”
5. Apa yang harus dilakukan agar mendapat Lailatul Qadar?
Perbanyak ibadah, khususnya pada sepuluh malam terakhir Ramadan, bangun malam untuk shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, dan menjauhi maksiat.
