Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DI Yogyakarta Sultan HB X kedatangan tamu Istimewa pada hari Senin 2 Juni 2014. Tamu yang hadir adalah pasangan capres dan cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kedua tokoh ini diterima Sultan di kediamannya, Ndalem Kraton Kilen.
Sultan dan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 ini, melakukan pertemuan tertutup selama kurang lebih 1 jam. Pada kesempatan itu, Sultan sempat memberikan pesan dan harapan pada Jokowi-JK. Meski demikian, sikap Sultan pada peta politik Indonesia akan tetap netral.
Kerabat Kraton Yogyakarta KRT Yudho Hadiningrat yang merupakan Penghageng Tepas Kraton menyebut, sikap netralitas Sultan HB X sesuai dengan UU 13 Keistimewaan. Bahwa Sultan harus netral dalam dunia politik. Termasuk karir poitiknya di Partai Golkar pun harus dilepaskan Sultan.
Advertisement
"Sesuai UU 13 keistimewaan Sultan harus Netral. Makanya dia selalu bilang 'ya nanti di TPS' itu lah beliau. Walaupun dipancing-pancing tidak akan keluar. Walaupun Pak Jokowi sudah sowan, juga tetep saja beliau bilang nanti di TPS," ujar Ketua DPD Gerindra DIY ini.
Menurut KRT Yudho Hadingrat yang mempunyai nama asli RM Noeryanto, Prabowo juga akan datang ke Yogya untuk sowan ke Sultan satu minggu lagi. Selain akan mengunjungi Sultan, Prabowo juga akan ke makam Kotagede dan makam Imogiri.
"Menghadap ke Ngarso Dalem sowan ke makam Imogiri, Kotagede lalu mengadakan Tabligh Akbar. Ancer-ancernya (kira-kira) seminggu lagi," ujar Kanjeng Yudho.
Lamanya Prabowo bertemu Sultan, dikarenakan banyaknya jadwal Prabowo yang sedang berkeliling ke Sumatra dan Kalimantan. Bahkan pada saat deklarasi, Prabowo langsung mengirim Adiknya dan artis Ahmad Dhani di Yogya.
"Beliau mengutus adiknya dan Ahmad Dhani untuk deklarasi," ujarnya.
Sambung Yudho, dirinya sudah mengantongi ijin dari Sultan untuk terjun dalam Partai Gerindra. Namun langkahnya terjun ke dunia politik tidak berlaku secara pribadi, dan bukan atas perwakilan kraton.
Walaupun ada keluarga karaton yang mempunyai pandangan politik yang sama. Namun pilihan politik ini atas pilihan pribadi masing-masing.
"Secara perorangan KPH Wironegoro menantu Sultan kan Gerindra. Para abdi dalem selalu menanyakan kepada saya, ya saya silahkan untuk mendukung Prabowo-Hatta. Saya di Kraton ndak kampayekan. Makanya saya tidak menyebut dalam kegiatan sebagai Kanjeng Yudho Hadiningrat, tapi saya menyebut diri saya sebagai Brigjend (purn) Noeryanto. Bukan sebagai abdi dalem, tapi sebagai orang yang bernama Noeryanto begitu," pungkas Yudho.