Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pilpres 9 Juli, survei elektabilitas pasangan capres-cawapres terus bermunculan seperti hasil survei Indonesia Network Election Survey (INES). INES menyatakan, elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Direktur Eksekutif INES Sudrajat Saca Sawitra menyatakan, berdasarkan survei yang digelar dalam waktu 25 Juni hingga 2 Juli 2014, elektabilitas Prabowo-Hatta 54,3 persen, sedangkan Jokowi-JK 37,6 persen.
"Sedangkan sisanya 8,1 persen belum menentukan pilihannya. Hasil survei INES menunjukkan secara elektabilitas, pasangan Prabowo-Hatta jauh lebih unggul dari pada Jokowi-JK," ujar Sudrajat di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2014).
Unggulnya elektabilitas Prabowo-Hatta ini menurut Sudrajat dikarenakan Prabowo-Hatta dianggap lebih responsif dibanding Jokowi-JK. Responden melihat latar belakang Prabowo yang seorang mantan anggota TNI dinilai lebih tegas.
"Prabowo sudah dididik bersikap tegas dan mampu memutuskan dalam situasi sulit apapun. Berbeda dengan Jokowi yang dinilai responden lambat dalam menyelesaikan permasalahan, bahkan cenderung tidak tuntas, contohnya penataan waduk, penataan pasar, dan masih banyak persoalan lain yang belum tuntas, seperti macet dan banjir," ucap Sudrajat.
Selain faktor kinerja Jokowi, dipilihnya Jusuf Kalla sebagai cawapres juga cukup mempengaruhi turunnya elektabilitas Jokowi-JK. Responden menilai, JK yang berusia lanjut dianggap akan kesulitan mengikuti ritme kerja Jokowi.
"JK yang usianya telah sudah menginjak 73 tahun dinilai akan sangat lamban untuk bisa menghadapi problematika bangsa yang semakin kompleks," kata Sudrajat.
Selain itu, menurut Sudrajat, Prabowo-Hatta dinilai memiliki rasa empati yang lebih baik dibanding Jokowi-JK. Hal itu ditunjukkan saat kampanye terbuka yang langsung dihadiri oleh Prabowo maupun Hatta. Prabowo-Hatta dianggap lebih banyak menunjukkan rasa empati kepada rakyat dalam kesempatan berpidato maupun saat kunjungan bertemu masyarakat.
"Sedangkan Jokowi-JK yang dicitrakan merakyat justru jarang sekali terlihat warga mendekatinya pada saat kunjungan langsung. Jokowi-JK selama kampanye justru lebih sering terlihat hanya dekat dengan tokoh masyarakat, bukan kepada masyarakat langsung," ujar Sudrajat.
Survei yang dilakukan INES dilakukan dengan metode teknik wawancara mendalam dengan jumlah responden sebanyak 7.000 orang. Berdasarkan jumlah sampel tersebut, diperkirakan confidential interfal kurang lebih sebesar 1,31 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Advertisement
Debat Pamungkas Jadi Ajang Menggoda Swing Voters
Politicawave: Kampanye Hitam untuk Jokowi 94,9%, Prabowo 13,5%
Pengamat: Prabowo Menang di Mesin Partai, Jokowi Kuat di Relawan
(Sss)