Sambangi Bareskrim, Kubu Prabowo-Hatta Polisikan Allan Nairn

Jurnalis asing Allan Nairn yang dianggap telah mencampuri pesta demokrasi Indonesia pada proses Pilpres 2014.

oleh Edward Panggabean diperbarui 08 Jul 2014, 16:10 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2014, 16:10 WIB
fadli zon

Liputan6.com, Jakarta - Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa melalui Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mendatangi Gedung Bareskrim, Markas Besar Polri. Mereka hendak melaporkan jurnalis investigasi Amerika Serikat, Allan Nairn yang dianggap telah mencampuri pesta demokrasi Indonesia pada proses Pilpres 2014 ini.

"Kita juga melaporkan saudara Allan Nairn wartawan asing yang datang ke Indonesia untuk melakukan kampanye hitam juga. Dia adalah orang asing yang melakukan kampanye hitam juga," kata Fadli Zon saat ditemui di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (8/7/2014).

Fadli Zon meminta seyogianya pesta demokrasi saat ini tidak dinodai oleh campur tangan asing dan berjalan sesuai kehendak rakyat sebagai penentu.

"Termasuk oleh orang yang mengaku sebagai wartawan asing, datang ke sini, dan seenaknya berbicara tanpa satu data yang jelas dan mau ikut campur menentukan masa depan Indonesia. Dan kita tolak dengan keras, kita laporkan dan kita ingin ada satu penuntutan kepada saudara Alan Nairn ini," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Fadli yang merupakan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Pemenangan Prabowo-Hatta mempertanyakan pula status kedatangan Allan Nairn ke Indonesia. Apakah yang bersangkutan datang sebagai turis, tugas jurnalistik, atau sebagai apa?

"Biar jelas karena tidak ingin pilpres ini dinodai oleh campur tangan asing," tegas dia.

Ia juga menilai pernyataan Allan Nairn dalam wawancaranya dengan beberapa media itu sebagai bentuk kampanye hitam. "Jadi kita laporkan, mudah-mudahan. Kalau di luar negeri, orang ini sudah dideportasi pasti dengan waktu sesingkat-singkatnya," ungkap dia.

"Kalau hukum kita berjalan normal pasti orang ini sudah dideportasi. Orang ini juga tidak jelas, wartawan yang tidak jelas, yang statusnya datang ke Indonesia juga tidak jelas. Kecuali untuk memperkeruh suasana di dalam negeri ini. Kita tidak butuh campur tangan asing di dalam pilpres kita," sambung Fadli Zon yang ditemani pengacaranya Mahendradata.

Sebelumnya, dalam tulisan berjudul Do I have the Guts, Prabowo asked, Am I Ready to be Called a Fascist Dictator?, Allan mengaku pernah mewawancarai Prabowo di Mega Kuningan, Jakarta. Wawancara dilakukan dua kali pada Juni-Juli 2001.

Dalam tulisan Allan, Prabowo menyebutkan bahwa militer tunduk pada seorang presiden yang buta. Prabowo pun kata Allan, membandingkan Gus Dur dengan PM Inggris saat itu Tony Blair, Presiden AS George W. Bush, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurutnya adalah para lelaki tampan. "Dan kami mempunyai seorang laki-laki buta," kata Prabowo kepada Allan. (Ado)

Baca juga:

Prabowo Enggan Tanggapi Tantangan Jurnalis Asing
Tulis Prabowo Pernah Hina Gus Dur, Ini Tantangan Allan Nairn
Prabowo Disebut Pernah Hina Gus Dur, Ini Pembelaan Sang Timses

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya