Liputan6.com, Jeddah - Pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang I dari Kota Mekah menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA) Jeddah berakhir pada Minggu 11 Oktober 2015. Sebanyak 76.688 anggota jemaah diangkut dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Arabia dalam 184 kelompok terbang atau kloter.
"Kloter terakhir yang kembali ke Tanah Air dari Bandara Jeddah adalah kloter BTH 10 (Batam) yang diberangkatkan pukul 23.30 waktu Arab Saudi," ucap Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam usai rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji di Kantor Urusan Haji Jeddah, Arab Saudi.
Usainya pemulangan jemaah haji gelombang I dari Bandara KAA Jeddah, imbuh Nurul, pemulangan selanjutnya dilakukan melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Bagi jemaah haji yang sudah berada di Madinah selama 9 hari akan dipulangkan pada Senin (12/10/2015) dini hari atau pukul 13.50 Waktu Arab Saudi. Petugas pun sudah disiapkan untuk melayani jemaah haji di Bandara AMAA Madinah.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang bersifat emergency dan mendadak, Nurul mengaku bahwa Daker Airport telah menerjunkan tim khusus, tim reaksi cepat (TRC) untuk pelayanan jemaah haji.
Salah satu tugas tim ini adalah mengurus berbagai persoalan jika misalnya ada paspor jemaah yang hilang ketika di bandara atau pengurusan jemaah yang meninggal di bandara.
"Tiap hari akan ada 13 sampai 15 kloter jemaah haji yang dipulangkan ke Tanah Air," ujar Nurul.
Perbedaan Teknis Pemulangan
Nurul mengingatkan adanya perbedaan teknis pemulangan jemaah haji dari Bandara KAA Jeddah dan Bandara AMAA Madinah.
Di Madinah, waktu yang diperlukan jemaah sebelum masuk ke dalam pesawat lebih cepat, yakni berkisar 3 sampai 4 jam. Di Jeddah, jemaah harus menyediakan waktu sekurangnya 6 jam sebelum diterbangkan ke Indonesia.
Selain itu, sambung Nurul, jemaah haji tidak akan mendapatkan layanan katering saat menunggu di Bandara Madinah. Hal ini berbeda dengan kondisi di Jeddah dengan adanya layanan katering 1 kali selama menunggu jadwal penerbangan.
"Tapi tetap layanan katering untuk jemaah tidak ada yang kita kurangi, semua mendapatkan porsi konsumsi sesuai yang diberikan kepada seluruh jemaah," ujar Nurul.
Berdasarkan hasil evaluasi pemulangan jemaah dari Bandara KAA Jeddah, masalah barang bawaan jemaah haji kerap menjadi kendala. Karena itu, jemaah haji diimbau agar tidak mencoba-coba atau memutar otak untuk membawa air zamzam di dalam tas mereka.
Air zamzam yang terdapat di koper bagasi maupun tas jinjing akan dikeluarkan oleh petugas bandara. Pihak maskapai pun tidak akan main-main dengan aturan larangan membawa zamzam karena alasan keselamatan penerbangan.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Bandara Jeddah-Madinah Purwakaning Purnomo Agung mengatakan, sampai Minggu 11 Oktober ada 12 jemaah haji dan 1 petugas haji yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit Arab Saudi di Jeddah.
"Mereka belum bisa dipulangkan ke Tanah Air sambil menunggu kondisi kesehatannya membaik. Setelah jemaah dinyatakan sehat oleh pihak rumah sakit, maka jemaah tersebut akan dipulangkan melalui Bandara AMAA Madinah," pungkas Nurul. (Ans/Dan)