Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji Indonesia mulai memadati Masjidil Haram. Selain menjadi pusat ibadah umat Islam, Masjidil Haram juga menjadi konsentrasi pelaksanaan haji.
Di lokasi ini terdapat sejumlah tempat yang mustajab untuk berdoa bagi jemaah calon haji. Namun, untuk berdoa di tempat-tempat mustajab itu harus bebas dari unsur syirik dan khurafat.
Baca Juga
UAH Wanti-Wanti, Dosa-Dosa yang Jadi Penghalang Turunnya Rahmat Allah dan Terkabulnya Doa
Top 3 Islami: Sosok Misterius Penjual Dawet yang Tangannya Dicium Mbah Dullah, Doa Mayit Unik Imam Syafi'i tapi Jangan Ditiru Kata Gus Baha
Gus Baha Bagikan Doa Manjur untuk Anak Agar Rezeki Lancar dan Rajin Sholat
"Tempat-tempat yang mustajab di sekitar Kakbah yaitu, di Multazam, antara pintu Kakbah dengan Hajar Aswad," ujar Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Daker Madinah, Ahmad Kartono, beberapa waktu yang lalu.
Advertisement
Selain di Multazam, menurut Kartono, ada lokasi lain yang bisa digunakan jemaah calon haji untuk berdoa, yaitu di bawah talang emas atau di bawah Hijr Ismail. Lokasi lainnya di Rukun Yamani.
"Kemudian di dalam Kakbah dan di belakang makam Ibrahim, bahkan ketika tawaf pun itu mustajab untuk berdoa," ucap Kartono.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Bukit Shofa-Marwah
Kartono menambahkan, lokasi lain yang diyakini menjadi tempat mustajab untuk ibadah yaitu di Bukit Shofa dan Marwah. Serta, kata dia, saat sa'i antara Bukit Shofa dan Marwah.
"Juga di Arafah untuk melaksanakan wukuf Arafah tempat yang mustajab untuk berdoa," kata dia.
Dalam pelaksanaan haji, lanjut Kartono, lokasi lain yang mustajab untuk berdoa, yaitu Muzdalifah saat mabit serta di Mina dan saat melempar jumrah.
"Jadi dengan penjelasan yang disampaikan Nabi Muhammad dan para ulama terkait tata cara ibadah ini, manfaatkan tempat-tempat mustajab ini untuk berdoa kepada Allah SWT, sehingga tujuan ibadah dapat terasa," tuturnya.
Meski begitu, Kartono meminta jemaah haji untuk meluruskan niat saat berdoa. Kartono mengutip kisah Umar bin Khatab, yang berkata di depan Hajar Aswad,
"Engkau adalah baru, yang tak akan memberikan madarat maupun manfaat, seandainya Rasulullah tak menciummu, aku tak akan menciummu. Artinya apa? Memberikan perhatian kepada kita, jemaah haji. Luruskan niat kita apa pun yang kita lakukan di tempat-tempat mustajabah itu," jelas Kartono.
Â
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement